Mungkinkah menggunakan dana CSR untuk merenovasi ruang kelas rusak?
Satu ruang kelas di SD Negeri Cimanggah 2, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi ambruk, Rabu (5 Desember) seperti dikutip dari Antara. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Gaess, secara eksplisit dikatakan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan kita bernegara dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa.” Lalu, bagaimana jika kita menghubungkan dalil itu dengan kenyataan ada 740 ruang kelas SD dan SMP di Sukabumi dalam kondisi rusak.
Memang tak ada hubungan yang langsung ya, Gaess. Karena sebenarnya tanpa ruang kelas pun kita masih bisa melakukan upaya “mencerdaskan kehidupan bangsa.” Belajar tak harus di ruang kelas. Namun demikian, jika ruang kelas sebagai sarana belajar formal dalam upaya “mencerdaskan kehidupan bangsa” saja tak mampu dipenuhi, maka rendah sekali ukuran ikhtiar kita dalam bernegara. Itu poin yang harus didiskusikan, Gaess!
Dan jika kemudian keselamatan nyawa menjadi taruhan, tatkala ruang kelas berpotensi ambruk dan mencelakai baik siswa maupun guru, maka masalah ruang kelas rusak sudah jadi soal kemanusiaan dan karenanya harus jadi prioritas utama perhatian negara! No but or if!
Nah, kalian ingin tahu kondisi terkini ruang kelas, terutama di SD dan SMP se-Sukabumi? Berikut lima info yang dirangkum dari berbagai sumber terpercaya oleh redaksi SukabumiXYZ.com!
1. Total 740 ruang kelas SD-SMP rusak
Sebanyak 114 ruang kelas sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Sukabumi mengalami kerusakan. Sementara itu, sebanyak 626 ruangan kelas SD-SMP dalam keadaan rusak di Kabupaten Sukabumi. Maka, jika ditotal jumlah ruang kelas SD-SMP yang rusak di Kota dan Kabupaten Sukabumi adalah 740 ruang.
“Menurut data yang dilaporkan operator sekolah melalui data pokok pendidikan (Dapodik) SD ada 71 ruang yang rusak. Sementara untuk tingkat SMP jumlah bangunan yang rusak mencapai sebayak 43 ruang kelas,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Pendas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Dikdik Kristiana, Kamis (15 November) seperti dikutip dari Antara.
2. Sebanyak 9 ruang kelas ambruk di Kabupaten Sukabumi
Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Disdik Kabupaten Sukabumi, Iyus Yusuf Hilmi lebih lanjut mengungkapkan bahwa dari 1.212 SD yang tersebar di 47 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, sebanyak 626 ruangan sekolah dalam kondisi rusak. Sementara 27 di antaranya terancam roboh dan 9 kelas kondisinya malah sudah roboh.
Salah satu yang terbaru adalah robohnya sebuah ruang kelas di SDN Tipar, Jampang Tengah akibat terdera hujan yang deras. Kondisi kelas yang memang sudah rusak tak mampu menahan curah hujan yang tinggi. Untung saja kejadian berlangsung saat tak ada kegiatan belajar mengajar sehingga tak ada korban.
“Yang roboh awalnya ada 8 (kelas), satu lagi SDN Tipar yang di Jampang (roboh), jadi 9 ruangan. Sudah ditangani (Pemkab), bahkan kita sudah anggarkan perbaikannya dengan APBD II,” jelas Iyus seperti dikutip dari Antara.
BACA JUGA:
Ngeri Gaess, awal Desember kelabu bagi wanita dibacok suami di Cibadak Sukabumi
Bikin malu, prostitusi online ‘Sukabumi Asyik,’ omzet Papih Rp7,5 juta per hari
Lama, warga keluhkan pembuatan e-KTP di Kabupaten Sukabumi, menurutmu gimana Gaess?
3. Perbaikan dilakukan secara bertahap
Banyaknya ruang kelas yang rusak baik di Kota maupun Kabupaten, membuat Pemkot dan Pemkab Sukabumi harus secara bertahap melakukan perbaikan. “Perbaikan dilakukan secara bertahap dan akan dituntaskan dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan,” cetus Iyus seraya menekankan Pemkab memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
Di lain soal, perbaikan kelas yang rusak juga pastinya bakal tergantung dengan ketersediaan anggaran dana. Dana perbaikan di antaranya bersumber dari bantuan dana alokasi khusus (DAK) pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun APBD Kota atau Kabupaten Sukabumi.
4. Kondisi ruang kelas rusak secara nasional
Lalu bagaimana kondisi ruang kelas sekolah secara nasional? Tahukah kalian Gaess, data dari Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud 2017/2018, terdapat 151.509 ruang kelas di jenjang SD, SMP dan SMA yang rusak berat. Sementara itu, 118.899 ruang kelas masuk kategori rusak sedang.
Selain itu, ada juga data dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan per September 2018 yang mengungkapkan bahwa sekitar 250.000 ruang kelas SD rusak berat. Kebanyakan dari kelas yang rusak berat itu tersebar di wilayah Indonesia timur seperti Maluku, Papua dan Papua Barat. Ini isu lain yang mesti cepat ditangani negara ya, Gaess.
5. Bisakah pihak di luar pemerintah ikut memperbaiki kelas yang rusak?
Sekarang kita bicara solusi nih, Gaess. Masalah kelas rusak, dan masalah pendidikan pada umumnya, sejatinya bukan hanya masalah pemerintah semata. Semua elemen bangsa seharusnya turut peduli karena seperti di awal dikatakan “mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah tujuan kita semua dalam bernegara.
Lalu, kembali ke soal kelas rusak, apakah dimungkinkan pihak di luar pemerintah bisa berkontribusi memperbaikinya? Tujuannya agar kelas rusak, terutama yang di Sukabumi, bisa lebih cepat diperbaiki, tidak tergantung dengan dana pemerintah yang terbatas dan membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk eksekusi pencairannya.
Nah, dari penelusuran redaksi sukabumiXYZ.com, ada contoh di Bandung di mana bank BJB menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR)/Tanggung Jawab Sosial (TJS) untuk membangun kelas yang rusak.
Lalu, bagaimana dengan CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Sukabumi? Bisakah diarahkan kepada membangun ruang kelas yang rusak? Jika melihat ke belakang, Pemkab Sukabumi pernah mewacanakan agar dana CSR bisa diarahkan untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak.
Baiklah Gaess, semoga ada solusi cepat soal kelas yang rusak ini, ya. Atau mungkin kalian mau kasih solusi konkrit langsung? Silakan bergerak ya, Gaess. Kasihan siswa yang kelasnya ambruk atau rusak, mana bisa mereka belajar dengan nyaman dan tenang, kan. (dari berbagai sumber)