Penulis: Irman Sufi Firmansyah lahir di Sukabumi, 21 juni 1977. Menamatkan S1 Hubungan Internasional di Universitas Negeri Jember (2001), dan S2 Manajemen Universitas Bhayangkara, Jakarta. Kini Irman bekerja sebagai Manajer HRD, Security, dan HSE di bidang oil n gas service. Irman juga menjadi Ketua Yayasan Dapuran Kipahare., dan pengurus Soekaboemi Heritages.
—————————————————-
Halo, Gaess, ada yang sedang nyari kerja? Udah coba kirim-kirim lamaran tapi tidak ada panggilan wawancara? Mungkin ada yang salah dengan lamaran atau cara melamarnya Gaess. Kalau pekan ini belum juga da[at panggilan interview, bisa kamu coba lima tips berikut.
[1] Luruskan niat, terus usaha, sabar dan tetap berdoa
Luruskan kembali niatmu dalam mencari kerja, karena niat yang keliru bisa saja menjadi penghalang rezekimu ya, Gengs. Tuhan Maha Tahu apa yang kamu butuhkan, bukan yang kamu inginkan. Kadang tujuan materi seperti uang jika tidak menjadikan berkah buat hidup kita, dan akan menahan lajunya keberhasilan. Bukan berarti Tuhan menolak doa kita tetapi bisa jadi akan ada mudharat terhadap diri kita sendiri jika dikabulkan dengan motif yang masih keliru.
Intinya sih, setelah meluruskan niat, langkah berikutnya adalah jangan pantang menyerah dalam berusaha. Gagal sekali dua kali jangan jadi hambatan terus berupaya. Jangan patah arang meski diremehkan saat belum mendapatkan pekerjaan. And than, tetaplah berfikir positif dan bersikap baik kepada siapapun dalam keadaan apapun, karena tanpa sadar akan membentuk karakter kamu. Panggilan wawancara hanya tahap awal proses rekrutmen. Masih ada proses yang harus kamu ikuti yang membutuhkan karakter kuat dan jiwa tangguh.
Nah, ini yang gak kalah penting, Gaess. Jangan lupa berdoa dan minta doa dari orang yang kita kasihi. Temuilah orang-orang yang tulus membantu dan mendoakanmu, orang tua adalah yang pertama yang harus kamu mintai doa. Lumasi keran rejeki dengan sedekah, dan jangan menunggu mendapatkan pekerjaan baru mau sedekah, tetapi mulailah sedekah semampu kamu, Insya Allah, rezekimu, perlahan akan dibuka.
[2] Cari relasi seluas mungkin dan jaga perilaku di medsos
Kenapa dalam dunia sosial yang meluas dan tanpa batas ini relasi tetap dibutuhkan, kamu perlu menjalin hubungan dengan banyak orang baik, penting, hingga tidak terlalu penting. Pertama, Karena rezeki kadang tidak datang langsung tetapi melalui perantara sesuatu. Relasi juga menentukan karena seringnya usaha yang keras kalah dengan keberuntungan, bisa saja kamu mempunyai banyak kemampuan tetapi jika tidak ditemukan oleh orang yang pas biasanya tidak mempercepat datangnya pekerjaan.
Kedua, tidak semua perusahaan membuka lowongan kerja kepada publik, bisa jadi karena karyawan yang dibutuhkan terbatas dan waktunya mepet, atau juga posisi yang diperlukan sangat penting sehingga lebih mengutamakan referensi atas dasar trust. Beberapa perusahaan lebih menyukai kandidat dari referensi. Mulailah membuat daftar siapa saja yang bisa kamu jadikan kawan di media sosial. Dalam lamaran kerja, kamu bisa mencantumkan referensi yang bisa membantumu,
HRD akan melakukan cek referenci dan meminta rekomendasi mengenai profilmu dari orang tersebut. Referensi tersebut bisa atasan kamu, klien bisnis tempat kamu bekerja, pejabat yang sering berhubungan dengan kamu atau organisasi kemasyarakatan di mana kamu pernah beraktivitas. Namun jangan lupa kamu harus tetap menjaga perilaku baik di dunia nyata maupun maya, karena tidak jarang perusahaan juga melakukan pengamatan media sosial atas perilaku kandidatnya.
Studi yang dilakukan lembaga konsultan talent management DDI pada 2009, menemukan bahwa 12 persen pimpinan perusahaan di Inggris melakukan pengecekan terhadap profil atau pun foto kandidat di situs jaringan sosial, bisa jadi ini sudah dilakukan oleh beberpa perusahaan di Indonesia. Network dalam lingkungan kerja bukanlah dosa tapi hal lumrah dan cukup penting.
Proses ini bukanlah nepotisme jika diproses sesuai prosedur, karena kita hanya menitipkan curiculum vitae (CV) agar sampai ke perusahan tersebut secara efektif. Kelebihannya adalah besar kemungkinan untuk dipanggil, minimal karena HRDnya gak enak sama rekannya yang menitipkan. Hasilnya tentu saja menunggu proses seleksi mulai dari screening lamaran, wawancara, tes psikologi atau tes-tes lainnya yang mengukur kompetensi kita.
[3] Perbaiki format lamaran dan CV
Sebelum mengirimkan lamaran, jangan lupa memeriksa format lamaran dan CVmu. Dalam lamaran kerja, kamu juga bisa mencantumkan referensi (poin 2) yang bisa membantumu, HRD akan melakukan cek referenci dan meminta rekomendasi mengenai kamu dari orang tersebut.
Selanjutnya, siapkan dua versi lamaran dan CV yaitu bahasa Indonesia dan Inggris, Gaess. Jika lowongan tidak mensyaratkan bahasa Inggris maka kirimlah CV berbahasa Indonesia, jika bahasa Inggris menjadi salah satu syarat maka kirimlah lamaran dan CV dalam bahasa Inggris. Jika ada yang mensyaratkan bahasa lain seperti Jepang bisa saja mengirimkan lamaran dan CV berbahasa Jepang, tapi dianjurkan berbahasa Inggris saja kecuali memang tertulis jelas bahwa lamaran dan CV harus berbahasa Jepang.
Untuk Surat lamaran kerja, buatlah yang bahasanya singkat dan jelas, namun menggambarkan keseluruhan profilmu termasuk menonjolkan hal-hal yang patut menjadi perhatian. Kalimatnya harus persuasif dan bisa menjadi alasan kenapa kamu layak untuk dipanggil wawancara. Kemudian buatlah format CV yang menarik terutama lay out-nya, kamu bisa browsing di internet mencari format sebagai contoh. Salah satu software menarik untuk membuat CV adalah Microsoft Publisher.
Buatlah CV yang eye catching dan membuat penasaran siapapun untuk membacanya. Dalam hal ini kamu harus bergaya seolah marketing yang menjual kemampuan diri, dengan cara merubah huruf “M” dari kata pemasaran, menjadi huruf “N” yaitu Penasaran. Tapi, jangan lupa susunannya harus sesuai format surat lamaran dan CV resmi ya, Gengs.
Tulisan jangan menggunakan font yang sulit untuk dibaca. Lampirkan kelengkapan seperti foto terbaru, transkrip nilai, dan ijazah terakhir. Tidak perlu melampirkan surat keterangan sehat, KK, dan lain-lain karena belum dibutuhkan dalam proses screening. Simpan dalam file yang tidak terlalu besar untuk memudahkan saat pengiriman. Print sebagian untuk jaga-jaga, dan simpan di handphone format pdf dan jpeg.
[4] Kirim sebanyak-banyaknya dengan etika
Dalam dunia digital sekarang banyak cara mengirim lamaran kerja, tidak terpaku pada lamaran kerja fisik tetapi juga bisa berupa file. Alat pengiriman juga hampir semua menggunakan e-mail bahkan nomor WhatsApp, tidak seperti dulu yang mengandalkan PO BOX atau alamat perusahaan. Jadi kamu masih bisa melamar dengan mudah baik melalui komputer maupun gadget.
Jika sudah ada kemudahan apa lagi yang kamu tunggu? Kirim lamaran sebanyak-banyaknya. Gunakan teori melempar nasi ke dinding, semakin banyak yang kamu lempar maka akan ada salah satunya yang menempel. Sumber-sumber lowongan kerja sangat banyak, tetapi kalo bisa cari dari sumber resmi misalnya situs lowongan kerja terpercaya. Jika mendapatkan info dari e-mail atau WA, jangan lupa mengonfirmasi ulang ke perusahaan langsung supaya tidak sia-sia.
Kamu juga bisa membuka situs-situs resmi perusahaan karena banyak juga yang menayangkan lowongannya di situs perusahaan. Gunakan kata kunci sesuai bidang atau minat kamu supaya lebih efektif. Ikuti grup-grup tentang lowongan kerja dan daftarlah menjadi member di perusahaan-perusahaan pencari kandidat atau headhunter.
Tapi biar efektif, ada beberapa hal harus kamu perhatikan. Misalnya subjek e-mail, setiap email yang kamu kirimkan harus dilengkapi subjek atau judul e-mail dengan nama posisi yang dilamar. Contohnya Apply for Finance Officer atau Maintenance Supervisor. Hal ini akan mempermudah HRD dalam memilah lowongan yang mungkin tidak hanya satu jabatan yang dicari. Apalagi jika Perusahaan tersebut sudah menggunakan Applicant Databank System.
Kemudian buat lamaran kerja di body e-mail yang menarik, kamu bisa saja mengcopy surat lamaran yang sudah dibuat dengan menarik dan paste di body e-mail supaya mampu meyakinkan HRD meski hanya membaca sekilas. Kirim e-mail tersebut ke alamat yang disebutkan dalam lowongan kerja dan perhatikan batas waktunya supaya tidak sia-sia. Jangan lupa periksa nomor hp yang kamu cantumkan supaya yakin tetap on saat ada panggilan wawancara.
[5] Fokus dengan target dan syarat yang dibutuhkan
Dalam melamar pekerjaan kita biasanya menyesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau bidang-bidang yang diminati, maka fokuslah dengan bidang tersebut. Ada pula posisi tertentu yang kadang tidak berhubungan langsung dengan latar belakag pendidikan seperti marketing maka bisa saja kamu mengirimkan lamaran yang penting sesuai minat.
Bidang tersebut biasanya berkaitan dengan persyaratan dalam sebuah lowongan pekerjaan atau jabatan. Ada yang mensyaratkan minimal pendidikan dan bidang pendidikan, ada pula yang tidak. Selain itu ada pula persyaratan lainnya seperti pelatihan, kompetensi, pengalaman dan lainnya.
Jangan pernah membaca sekilas persyaratan ini karena ini poin penting. Usahakan membaca persyaratan dengan seksama dan membuat ceklis pribadi tentang profil kamu yang dikomparasikan dengan persyaratan. Jika memungkinkan buat CV yang sesuai persyaratan, misalnya jika dibutuhkan posisi ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) maka kamu harus menonjolkan sisi tersebut. Menyiapkan sertifikat dan pelatihan K3 serta pengalaman-pengalaman lain berkaitan.
Boleh-boleh saja melamar kerja untuk posisi apapun tanpa fokus, namun sebaiknya mengirimkan lamaran sesuai lowongan yang ada. Setiap perusahaan sudah mempunyai mekanisme dalam perekrutan serta jabatan apa saja yang diperlukan. Jikapun sekadar coba-coba melamar untuk posisi apapun sebaiknya tetap ditonjolkan apa saja kelebihan kamu dalam CV.
Nah, Gaess, itulah lima tips yang bisa kalian coba. Masih ada langkah lainnya yaitu bagaimana supaya wawancara kamu sukses. Tunggu tips-tips lainnya dalam mendapatan pekerjaan maupun saat bekerja.
Selamat mencoba.