Jumlah TKI asal Kabupaten Sukabumi pada Januari-Juni 2019 mencapai 525 orang, naik dibanding periode yang sama di tahun 2018 yang berjumlah 474 orang.
Sukabumi, terutama di wilayah Kabupaten, sejak lama dikenal dengan daerah yang banyak mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri alias tenaga kerja Indonesia/wanita (TKI/TKW). Sayangnya, walaupun banyak kasus kekerasan yang kerap menimpa TKI/W asal Sukabumi, minat warga Sukabumi untuk berangkat kerja di luar negeri malah meningkat untuk periode Januari-Juni 2019.
Ini memang dilematis ya, Gaess. Di satu sisi, miris juga melihat nasib TKI/W asal Sukabumi yang menjadi korban kasus kekerasan atau bahkan pembunuhan. Namun di sisi lain, sulitnya mencari nafkah di Sukabumi menjadi alasan mereka menjadi TKI/W. Mereka ingin menafkahi dan mengangkat derajat keluarganya.
Berikut lima info tentang TKI/W asal Kabupaten Sukabumi yang dirangkum sukabumiXYZ.com dari berbagai sumber.
[1] Minat warga Sukabumi jadi TKI masih tinggi
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, jumlah TKI asal Kabupaten Sukabumi yang berangkat pada Januari-Juni tahun ini mencapai 525 orang. Sementara pada tahun 2018 kemarin, berjumlah 474 orang.
“Diprediksi, pada tahun ini minat warga Kabupaten Sukabumi untuk bekerja menjadi TKW ke luar negeri akan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,” jelas Kepala Seksi Penyediaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Tatang Arifin seperti dikutip dari Radar Sukabumi, Selasa (9 Juli).
[2] Negara Asia paling banyak dituju
Kemana saja para TKI itu bekerja? Menurut Tatang, mayoritas bekerja di negera-negara Asia seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Taiwan. Mayoritas profesi yang mereka geluti adalan sektor informal seperti asisten rumah tangga dan lainnya.
Negara-negara itu menjadi pilihan karena pengiriman TKI untuk sektor informal ke negara Timur Tengah hingga kini masih dimoratorium oleh pemerintah Indonesia.
[3] Warga Sukabumi selatan mendominasi
Warga Sukabumi dari wilayah selatan ternyata mendominasi TKI. Kebanyakan TKI ini berasal dari tiga kecamatan di selatan, yaitu Cisolok, Ciracap dan Cikakak.
Editor’s Picks:
Dari 47 kecamatan di Sukabumi, cuma satu yang tak mengirimkan TKI, ini 5 faktanya
Terulang seperti 2018, enam bulan pertama 2019 ada 5 kasus bunuh diri di Sukabumi
[4] Sistem pelayanan terpadu untuk menekan calo
Disnakertrans Kabupaten Sukabumi saat ini sudah membuat sistem pelayanan terpadu satu pintu dengan melibatkan sejumlah pihak untuk proses pengiriman TKI di Kabupaten Sukabumi. Pihak-pihak yang dilibatkan di antaranya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan instansi terkait lainnya.
Semua itu dilakukan untuk memerangi maraknya kasus percaloan tenaga kerja. “Untuk menekan maraknya calo tenaga kerja yang seringkali menimbulkan masalah, makanya semua pihak dilibatkan,” tandas Tatang.
[5] Sulit mencari pekerjaaan di Sukabumi
Apa penyebab minat warga Sukabumi masih tinggi untuk menjadi TKI? Menurut pengamat kebijakan publik Sakti Alamsyah, karena mereka merasa sulit mendapatkan pekerjaan di daerahnya. Ironisnya lagi menurut Sakti, untuk bisa bekerja di daerah masyarakat harus mengeluarkan uang terlebih dahulu.
“Sudah harus mengeluarkan duit, terus upahnya pun sangat minim. Jadi ini bisa menjadi salah satu alasan mereka lebih memilih ke luar negeri ketimbang bekerja di daerah sendiri,” ujar Sakti .
Lalu bagaimana supaya masyarakat Sukabumi bekerja di daerahnya. Pemkab Sukabumi harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya dengan memprioritaskan warga daerah Sukabumi.
dari berbagai sumber]