Ingat Gaess, Sukabumi juga diguncang gempa dua kali tanggal 17 Agustus (4,7 SR) dan 20 Agustus (3,4 SR).
Bencana gempa bumi terus mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya. Rangkaian gempa Lombok, demikian kini dikenal orang, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah terjadi sebanyak 814 kali pasca gempa utama berkekuatan 7,0 SR pada 5 Agustus lalu. Waduh!
Berikut lima info perihal gempa Lombok yang mesti netizen Sukabumi ketahui.
1. Gempa susulan sebanyak 814 kali
BMKG mendata telah terjadi 814 kali gempa susulan di Lombok. Rentetan gempa itu menyusul lindu utama dengan kekuatan magnitudo 7,0 SR yang mengguncang pada Minggu, 5 Agustus 2018 lalu. Dari jumlah 814 kali gempa susulan itu, 33 kali di antaranya dirasakan dengan kekuatan yang cukup besar, termasuk gempa 6,9 SR pada 19 Agustus kemarin.
Mengenai pusat gempa masih di sekitar lokasi yang sama, yaitu di lereng utara timur laut Gunung Rinjani dengan kedalaman 10 km. Itulah mengapa gempa juga mengakibatkan longsor di beberapa bagian gunung Rinjani.
2. Korban jiwa mencapai 556 jiwa
Korban jiwa berjatuhan dan kerusakan pun terjadi di mana-mana. Sampai kini warga lebih memilih tidur di pengungsian beralasankan terpal karena trauma. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Provinsi NTB dan Posko Induk, korban meninggal tercatat 556 jiwa yang tersebar di Kota Mataram (12 jiwa), Kabupaten Lombok Barat (45 jiwa), Kabupaten Lombok Uara (471 jiwa), Kabupaten Lombok Tengah (2 jiwa), dan Kabupaten Lombok Timur (26 jiwa).
Sementara, korban luka berat/rawat inap sebanyak 1.054 jiwa, rumah rusak sebanyak 71.937 unit, dan jumlah pengungsi sebanyak 417.529 jiwa.
BACA JUGA:
5 badai mirip nama artis, rarga Sukabumi tahu alasannya?
Miris Gengs, nelayan Ujunggenteng Sukabumi berjibaku dengan 5 masalah
Layur tembus pasar Korea-Jepang, ini 5 tangkapan andalan nelayan Ujunggenteng Sukabumi
3. Gempa Lombok berpusat di daratan, tapi memicu tsunami
Salah satu fakta unik dari gempa Lombok adalah episenter nya di daratan, tapi memicu tsunami. Biasanya potensi tsunami berasal dari gempa di lautan. Menurut M. Arifin Joko Pradipto, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gempa Lombok di daratan bisa menimbulkan tsunami karena diduga jalur retakannya sampai ke laut.
Beberapa jam setelah gempa 7 Skala Richter, BMKG sempat memberikan peringatan dini bahaya tsunami. BMKG pun mencatat telah terjadi tsunami di Carik dengan tinggi 0,135 meter dan di Badas 0,1 meter. Sumber gempa sendiri berasal aktivitas Sesar Flores (Flores Back Arc Thrust) yang memanjang dari perairan utara Lombok, Sumbawa, hingga Flores.
4. Gempa kembar 5 Agustus dan 29 Juli
BMKG mengatakan ada kemungkinan gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter pada 29 Juli 2018 berada di jalur yang sama dengan gempa 7,0 Skala Richter pada 5 Agustus 2018. Fenomena dua gempa tersebut disebut dengan gempa kembar atau doublet.
Pihak BMKG menjelaskan kedua gempa tersebut memenuhi syarat sebagai gempa doublet. Alasannya, pusat gempa keduanya berdekatan karena berjarak kurang dari 10 kilometer; memiliki kekuatan yang relatif sama; mekanismenya sama persis; dan berada di jalur yang sama, meski retakannya bergerak.
5. Keanehan gempa doublet Lombok
Pihak BMKG mengindikasikan ada keanehan yang terjadi pada gempa doublet di Lombok. Biasanya gempa utama diikuti gempa-gempa kecil (susulan) yang menandakan kestabilan. Namun, yang terjadi di Lombok adalah gempa utama pada 29 Juli diikuti oleh gempa-gempa kecil, lalu terjadi gempa besar kembali pada 5 Agustus.
Nah, itu beberapa fakta unik dari gempa Lombok yang terjadi akhir-akhir ini, Gaess. Kita di Sukabumi juga jangan mengurangi kewaspadaan karena Sukabumi juga dikenal kerap diguncang gempa. Selalu waspada ya, Gaess! (dari berbagai sumber)