Maret lalu ada pemandangan gak biasa di jalanan Kota Sukabumi. Sebanyak 1.300 siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lemdikpol Mabes Polri menggelar kirab berkeliling Kota Sukabumi. Kirab tersebut sebagai bentuk perkenalan kepada warga di Kota Sukabumi.
Para siswa bakal menjalani pendidikan selama enam bulan dan lulus dengan pangkat Ipda. “Halo Sukabumi, saya Makasar, halo Sukabumi saya Palembang, halo Sukabumi saya dari Papua,” ungkap para siswa bergantian menyapa warga Sukabumi. Terang saja warga Kota Sukabumi sangat terhibur dan antusia menonton kirab tersebut.
Setukpa yang dulu dikenal orang dengan nama Secapa singkatan dari Sekolah Pembentukan Perwira. Setukpa didirikan untuk menyelenggarakan fungsi pembentukan perwira Polri yang bersumber dari anggota Polri. Setukpa dipimpin oleh kepala yang disingkat dengan Kasetukpa yang bertanggung jawab kepada Kalemdikpol. Saat ini Kasetukpa dipimpin oleh Brigadir Jenderal (Pol) Tugas Dwi Apriyanto, S.H.
Nah, kalian Gen Y Sukabumi mungkin belum banyak tahu tentang sejarah Setukpa. Ini dia lima periode sejarah perkembangan Setukpa Sukabumi. Mumpung sekarang hari Bayangkara (1 Juli), Gaess!
[1] Periode Belanda-Jepang
Diawali tahun 1927 sampai dengan tahun 1942, pada periode penjajahan Belanda, waktu itu Setukpa diberi nama Politie School. Sekolah polisi ini mendidik: Siswa Agen Polisi, Siswa Komandan Polisi, Siswa Inspektur Polisi dan Siswa Mantri Polisi.
Lalu, era pendudukan Jepang, tahun 1942 s/d 1944. Pada waktu itu diberi nama Jawakaisatsu dan mendidik: Siswa Kotoka Sodhako Pendidikan Polisi Tinggi, Siswa Gaikie Kaisat Pendidikan Polisi Rendah. Tercatat Jawakaisatsu menelurkan lima angkatan alumni, di antaranya mantan Kapolri yang ke-3, yaitu Mayjen Pol. R. Sutjipto Danukusumo.
[2] Periode 1945 – 1951
Pada tahun 1945 s/d 1948, saat negara dalam keadaan perang (Agresi Belanda), Jawakaisatsu berubah nama menjadi SPB. Kala itu, semua siswanya dikerahkan untuk membela negara. Orang yang ditunjuk menjadi Direktur SPB adalah Komisaris Polisi Bustami Aman, orang Sumatera yang memiliki gelar Datuk Rangkayo Besar.
Lalu periode tahun 1949 s/d 1951, jaman Republik Indonesia Serikat (RIS), namanya dirubah menjadi SPI/Politie School. Pengajaran di antaranya terdapat pendidikan gabungan, pendidikan Kepolisian Belanda dan RI.
[3] Periode 1952 – 1968
Pada 1952 s/d 1960, berakhirnya RIS, SPI pun dirubah namanya kembali menjadi SPN (Sekolah Kepolisian Negara). Siswa yang dididik di antaranya Siswa Agen Polisi, Siswa Brigadir Polisi, Siswa Inspektur Polisi dan Siswa Komisaris Polisi Selain itu ada juga Siswa Inspektur ABCDE. Orang yang menjabat Direkturnya KBP. R. Saleh Sastra Negara. Salah satu alumninya terdapat mantan Kapolri yang ke-9 Jenderal Polisi Anton Sudjarwo.
Lanjut pada periode tahun 1960 s/d 1965, awal Polisi masuk ABRI, SPN berubah nama menjadi SAKRI. Kala itu yang dididik di antaranya Basis PTIK angkatan Rajawali, Siswa Untea dari Irian Barat, Siswa Agen Polisi, Brigadir Polisi, Inspektur Polisi, Siswa Komisaris Polisi, Siswa Brigwan dan Siswa Sie Bang. Orang yang menjabat Direktur adalah Kombes Pol R. Suroso Tjokrosoebroto dan AKBP Drs. Moh. Soebekti.
[4] Periode 1965 – 1980
Hanya bertahan 2 tahun, SAKRI berganti nama lagi menjadi Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) yang di dalamnya terdiri dari Kursus Dasar Perwira, Kursus Komandan, dan Latihan Wira Bank. Dalam AAK yang dididik adalah para taruna Polisi. AAK tercatat melahirkan 11 angkatan.
editor’s picks:
- Gen Y Sukabumi, ini 5 info kyai pejuang asal Jampang Prawatasari
- Miris Gengs, nelayan Ujunggenteng Sukabumi berjibaku dengan 5 masalah
- Gaess, ada 5 bentuk batu di situs Batu Kujang Cicurug Sukabumi
[5] Periode 1980 – sekarang
Pada tahun 1980, AAK berubah menjadi AKABRI Bagian Kepolisian dan pindah ke Candi Semarang. Saat itulah kemudian sekolah polisi di Sukabumi berubah nama menjadi Secapa (Sekolah Calon Perwira).
Pejabat-pejabat yang pernah menjabat Gubernur AKK di Sukabumi antara lain: Brigjen Pol. Drs. Soemantri Sakimi, Brigjen Pol. Drs. Sujoed bin Wahyu W, Brigjen Pol. Drs. Soetadi Ronodipuro, Mayjen Pol. Drs. Soemarko, Mayjen Pol. Drs. Utaryo Suryo Winata, Mayjen Pol. Drs. Issukandar, dan Mayjen Pol. Drs. Daryono Warsito.
Selamat Hari Bhayangkara 1 Juli, semoga Kepolisian RI selalu berada paling depan dalam menegakkan hukum dan menjaga kewibawaan Indonesia sebagai negara hukum.
[dari berbagai sumber]