Kata Abah Uci pada malam tertentu sering terdengar suara mistis di Batu Jolang!
Bagi yang belum ngeh, Sukabumi kita tercinta ini kaya dengan tetinggal nenek moyang dari sejak zaman pra-sejarah. Ada banyak situs megalitik di Sukabumi, terutama di seputaran kaki gunung Salak. Salah satunya adalah kompleks situs megalitik Batu Kujang di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug.
Penduduk setempat mengenalnya dengan sebutan Batu Jolang, karena salah satu batunya berbentuk jolang alias bak mandi. Selain berbentuk jolang, setidaknya ada 4 bentuk batu lain di lokasi tersebut dengan keunikannya tersendiri. Itulah mengapa disebut kompleks situs karena terdiri dari lebih dari satu bentuk batu.
Tak hanya bentuk batu yang menjadi daya tarik, menurut Abah Uci yang datang ke Batu Jolang beragam tujuan, dari mulai berkemah sampai melakukan aktivitas spiritual. Abah Uci bersama putranya, Kang Wawan telah lama menjadi juru pelihara di situs yang telah menjadi cagar budaya tersebut. Banyak sudah pengalaman Abah Uci yang sejak muda telah tinggal di lokasi itu, termasuk juga berbagai pengalaman mistik.
Ini dia 5 bentuk batu di situ Batu Kujang dengan keunikannya tersendiri menurut penuturan lisan Abah Uci dan Kang Wawan.
BACA JUGA: Gen Y Sukabumi, ini 5 info kyai pejuang asal Jampang Prawatasari
1. Batu bentuk Kujang
Namanya juga situs Batu Kujang, ya pasti batu yang utama di kompleks situs ini ya berbentuk Kujang. Semua sudah tahu kan bahwa Kujang adalah sejenis senjata khas Sunda yang di mana-mana menjadi representasi perkembangan peradaban Sunda.
Menurut Abah Uci, batu berbentuk Kujang di situs ini baru separuhnya muncul ke permukaan tanah sebagai dampak erosi. Sementara itu, sebagiannya lagi masih terkubur di dalam tanah. Bisa dibayangkan, baru separuhnya saja tingginya sampai 2 meter lebih. Jika sudah digali dan muncul semua, diperkirakan tingginya bisa sampai dua kali lipat atau sekira 4 meter lebih.
BACA JUGA: Gen Y Sukabumi mesti tahu nih, legenda 5 Embah di Jampang Surade
2. Batu bentuk jolang
Bentuk batu keduanya yang juga menjadi identik dengan lokasi situs adalah bentuk jolang. Jolang adalah bahasa sunda untuk bak mandi. Itulah mengapa orang setempat lebih sering menyebut lokasi situs dengan batu jolang ketimbang batu Kujang. Mungkin dengan alasan batu berbentuk kujang di lokasi lain pun ada.
Batu jolang tersendiri mempunyai cerita yang unik. Menurut sumber lisan sesepuh setempat, kompleks situs sendiri dulunya adalah sebuah padepokan tempat para resi (orang cerdik cendekia). Nah, untuk batu jolang sendiri katanya dipergunakan para resi untuk memandikan atau membai’at murid-muridnya. Tiga murid para resi yang terkenal dan dibai’at di batu jolang bernama: Taji Malela, Surya Kancana dan Balung Tunggal. (wallahualam).
BACA JUGA: Gaess, ini 5 catatan ihwal Kerajaan Jampang Manggung Kabupaten Sukabumi
3. Batu bentuk kuburan
Bentuk batu yang ketiga yang menarik perhatian adalah seperti berbentuk kuburan atau makam. Abah Uci dan Kang Wawan menyebutnya dengan sebutan batu mayit. Uniknya lagi, arah bentuk batu kuburan itu mengarah ke kiblat/Mekah. Mungkin hanya kebetulan semata.
Jika merujuk pada peninggalan era megalitikum pada umumnya, bentuk batu seperti kuburan itu mirip dengan sarkofagus. Sarkofagus adalah suatu tempat untuk menyimpan jenazah. Sarkofagus umumnya dibuat dari batu. Di Indonesia, umumnya tradisi membuat sarkofagus dari batu dikenal dalam tradisi megalitik, seperti di Tapanuli, Sumba, Minahasa (dikenal sebagai waruga), serta di Jawa.
BACA JUGA: Gaess, ini dia 5 orang Belanda yang punya kedekatan dengan sejarah Sukabumi
4. Batu berbentuk burung
Batu lainnya berbentuk seperti burung yang sedang hinggap di tanah dengan sayap masih setengah terkembang. Batu tersebut diberi nama batu garuda mupuk. Entah apa maksud dari mupuk tapi yang pasti garuda merepresentasikan bentuk burungnya.
Lokasi batu garuda mupuk agak terpisah dengan kebanyakan batu lain. Pengunjung harus berjalan menaiki bukit untuk menuju lokasi batu garuda mupuk.
BACA JUGA: Gaess, ini lho 5 alasan jalur utara Sukabumi terlihat kumuh
5. Bentuk kursi dan gagang golok
Bentuk batu terakhir ada dua, seperti kursi dan seperti gagang golok. Bentuknya memang tidak persis seperti kursi ataupun seperti gagang golok. Namun Abah Uci secara lisan menyebutnya demikian. Sebetulnya bentuk batunya juga mirip dengan dolmen. Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
Apapun klaim mengenai bentuk batu di kompleks situs megalitik Batu Kujang di Cicurug haruslah menjadi perhatian, terutama warga Cicurug dan pemerintah setempat agar bisa lestari sebagai warisan peradaban lokal. Lebih bagus lagi jika suatu saat ada studi yang lebih komprehensif perihal situs tersebut agar misteri ilmiah kesejarahannya terkuak dan menjadi kebanggaan warga Cicurug.