Ancaman bencana di Kabupaten Sukabumi termasuk longsor, banjir, puting beliung, kebakaran, kekeringan hingga gempa bumi dan tsunami.
Jelas bukan hoax jika dikatakan Kabupaten Sukabumi rawan terjadi bencana. Fakta itu bahkan berasal dari lembaga resmi dan dinyatakan dengan jelas oleh Bupati Sukabumi Marwan Hamami. Dengan kenyataan ini, maka diharapkan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Sukabumi, tidak hanya Pemda, bersikap waspada dan berkontribusi positif terhadap upaya mitigasi bencana.
Sejauh mana informasi tentang kerawanan bencana di Kabupaten Sukabumi? Berikut lima info yang mesti netizen Sukabumi tahu!
[1] Seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi rawan bencana
Ini fakta yang cukup mengkhawatirkan, namun mesti menjadi pemicu agar seluruh entitas di Kabupaten Sukabumi waspada. Berdasarkan hasil pemetaan dan pendataan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Sukabumi, seluruh kecamatan di 47 Kecamatan merupakan daerah rawan bencana.
Hal tersebut dikatakan oleh Bupati Sukabumi, Marwan Hamami saat menghadiri acara “TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD)” di Kecamatan Kadudampit, Senin lalu, seperti dikutip dari kantor berita Antara.
[2] Dari mulai banjir, longsor, sampai gempa bumi dan tsunami
Lebih lanjut dikatakan, bencana yang paling rawan terjadi di Sukabumi beragam dari mulai longsor, banjir, puting beliung, kebakaran, kekeringan hingga gempa bumi dan tsunami. Fakta selanjutnya adalah bencana tersebut bisa datang kapan saja dan tanpa mengenal waktu maupun tempat.
Bahkan, di musim kemarau saja bencana longsor dan pergerakan tanah masih terjadi, sementara di musim penghujan kebakaran pun kerap melanda. Sehingga perlu diwaspadai oleh semua pihak yang tujuannya untuk meminimalisasikan dampaknya.
editor’s picks:
Kursi listrik diciptakan dokter gigi, ini 5 fakta teknologi unik buat gen Y Sukabumi
Kini kamu gak bisa keluar masuk grup WA, ini 5 infonya buat gen Y Sukabumi
Sesar Palu Koro picu tsunami, Sukabumi waspadai Sesar Cimandiri, ini 5 faktanya
[3] Sekira 80% wilayah Kabupaten Sukabumi rawan tanah bergerak
Jika kita melihat fenomena likuifikasi pasca gempa di Palu, maka Kabupaten Sukabumi pun berpotensi mengalami fenomena yang sama. Dari data Dinas ESDM dan Perindustrian Kabupaten Sukabumi, terungkap bahwa sekira 80% atau sebanyak 38 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi masuk kategori rawan pergerakan tanah. Satu di antaranya Kecamatan Warungkiara, di mana pada 2017 lalu, empat kampung di Desa Bantarkalong mengalami kerusakan akibat bencana pergerakan tanah.
Pergerakan tanah merupakan salah satu bencana geologi dan Kabupaten Sukabumi dikatakan sebagai salah satu etalase bencana geologi. Wilayah Kabupaten Sukabumi dengan potensi bencana pergerakan tanah tersebar secara merata di wilayah utara dan selatan. Sayangnya, hingga kini tak diketahui persis wilayah mana saja di setiap kecamatan yang termasuk zona merah, zona kuning, maupun zona hijau, karena belum dilakukan pendataan secara detail.

Pintu masuk Kantor Desa #Sundawenang, Kecamatan #Parungkuda, Kabupaten #Sukabumi.
Kami buka 24 Jam
[4] Sekira 9 kecamatan rawan tsunami
Bencana gempa bumi dan tsunami tentunya yang paling mendapatkan perhatian belakangan ini. Bukan hanya karena ada beberapa kejadian gempa bumi dan tsunami di Lombok dan Palu, tapi juga kenyataan bahwa dua bencana ini yang paling sulit, bahkan tak bisa diprediksi. Bagaimana dengan potensi tsunami di Kabupaten Sukabumi?
BPBD Kab. Sukabumi menyatakan, sekira 9 kecamatan hingga saat ini merupakan zona rawan bencana tsunami. Daerah rawan tsunami sebagian besar berada di sekitar pesisir pantai di selatan. Disebutkan, kesembilan lokasi yang merupakan zona rawan bencana tsunami tersebar di Kec. Palabuhanratu, Cikakak, Cisolok, Tegalbuleud, Ujunggenteng, Ciracap, Ciemas, Cibitung, disusul Kec. Surade.
Pihak BPBD dan berbagai pihak terkait terus memantau sembilan daerah zona rawan bencana tsunami tersebut secara terus-menerus. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terjadi potensi tsunami.
[5] Simulasi penanggulangan bencana akan terus digencarkan
Ikhtiar hidup di daerah yang rawan bencana tentu saja membuat persiapan sematang mungkin agar bencana tak berdampak parah. Selain itu, kesadaran akan pentingnya menjaga alam harus terus dikampanyekan kepada masyarakat.
Perihal poin pertama, BPBD Kabupaten Sukabumi menegaskan akan menggencarkan simulasi penanggulangan bencana sampai masyarakat mengetahui bagai mana cara menanggulangi bencana dan upaya antisipasi apabila terjadi bencana.
Simulasi terutama akan dilakukan untuk menyikapi ancaman bencana gempa dan tsunami mengingat Kabupaten Sukabumi memiliki bentangan pantai sepanjang 112 km dan rawan terjadinya gempa bumi akibat pergeseran lempeng bumi.
Semoga kita semua dilindungi Allah dari segala bencana ya, Gaess. (dari berbagai sumber)