Team Muda Mudi Peduli menyumbangkan berbagai kebutuhan bagi korban tsunami Selat Sunda.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Banten dan Lampung menjadi hampir 500-an orang.
Nah, Gengs, berikut lima info lengkap peristiwa yang disebabkan longsoran dari letusan Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12/2018), pukul 21.30 WIB, yang menewaskan lima keluarga besar Seventeen Band, dan keterlibatan remaja belasan tahun asal Kampung Pamatutan, Desa/Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi tersebut.
1. Kabupaten Pandeglang paling terdampak
Jumlah korban banten tsunami Banten dan Lampung itu meliputi korban di 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus. Dari 5 kabupaten yang dilanda bencana tsunami Banten dan Lampung, daerah paling parah terdampak tsunami adalah Kabupaten Pandeglang. Tercatat, korban meninggal dunia di wilayah Pandeglang mencapai 290 orang.
Sementara Lampung Selatan 108 orang, Kabupaten Serang 29 orang, Pesawaran dan Tanggamus masing-masing 1 orang.
2. 16.802 orang yang mengungsi
Selain korban meninggal, tercatat 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, dan 16.802 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.
Selain korban jiwa, tsunami Selat Sunda juga menyebabkan sejumlah kerusakan. Tercatat, sebanyak 882 unit rumah rusak, 73 penginapan berupa hotel dan vila rusak, dan 60 warung rusak. Selain itu, tercatat 434 perahu kapal rusak, 24 kendaraan roda 2 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.
Karenanya, pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat bencana di Kabupaten Pandeglang adalah 14 hari, yaitu 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Sedangkan status tanggap darurat bencana di Kabupaten Lampung Selatan adalah 7 hari, terhitung 23 hingga 29 Desember 2019.
Masa tanggap darurat tersebut bisa saja diperpanjang, tergantung dari kebutuhan penanganan bencana di lapangan.
BACA JUGA:
Tsunami di UG hoaks yang ‘membunuh’, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti ngeh
Pakar ITB: Sukabumi berpotensi gempa-tsunami besar, ini 5 penjelasan agar kita waspada
Infografis: Gen Y Sukabumi, ini 5 fakta mengerikan tsunami Selat Sunda
3. Korban belum teridentifikasi akan dimakamkan massal
Tujuh jenazah korban tsunami Selat Sunda di Banten, yang belum teridentifikasi, akan dimakamkan secara massal pada Jumat (4/12/2019). Kepolisian akan menyimpan data postmortem jenazah korban tsunami, yang akan dimakamkan secara massal besok.
4. Santri dan Remaja Masjid Darul Muttaqin Pamatutan
Sedikitnya 13 orang santri dan Remaja Masjid Darul Muttaqin Kampung Pamatutan, Desa/Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, berangkat ke lokasi tsunami Selat Sunda untuk memberikan bantuan pasca-tsunami.
Santri dan remaja masjid tersebut tergabung dalam Team Muda Mudi Peduli di bawah bimbingan Ustadz Zaenal Muttaqin (Pimpinan Ponpes Darul Muttaqin), dan bergabung bersama Hilal Merah Indonesia (HILMI) DPD Banten.
5. Donasi untuk korban tsunami
Keberangkatan 13 santri dan Remaja Masjid Darul Muttaqin dengan menggunakan armada satu unit ambulance dan dua kendaraan pickup.
“Kami menyumbangkan 25 karung pakaian, beras 25 kilogram sebanyak sepuluh karung, mie instan 16 dus, telur ayam dua peti, dan minyak goreng 40 liter,” jelas Ustadz Zaenal.
Kerennya lagi nih, Gaess, Team Muda Mudi Peduli juga menyumbangkan kecap 250 gram sebanyak satu dus, Masako satu dus, garam dua karung, tempe 40, bumbu dapur masing-masing dua kilogram air minum kemasan gelas sebanyak 17 dus, masker, pembalut wanita isi 250 pcs sebanyak satu dus.
Selain menyumbangkan kebutuhan sehari-hari, Team Muda Mudi Peduli juga membantu merenovasi sebuah bangunan masjid di lokasi bencana terjadi.
Nah semoga menginspirasi kalian semua buat selalu berbagi, terutama bagi yang sedangmembutuhkanya, Gaess.