Sebagai bagian dari kampanye memerangi sampah plastik, kantong kresek yang biasanya dipakai jadi wadah daging kurban harus diganti dengan besek atau daun pisang!
Well Gaess, kurang dari 10 hari lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari besar Idul Adha, tak terkecuali umat Muslim di Sukabumi. Selain prosesi naik haji, Idul Adha juga identik dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Kisah kedua nabi kekasih Allah itulah yang menjadi dalil ibadah berkurban di hari Idul Adha lho, Gaess.
Makanya nih ya Gengs, pesan dari berkurban sebagaimana terinspirasi dari kisah kedua Nabi ada tiga: kepatuhan (kepada Allah), pengorbanan dan keberkahan. Kemudian, pesan terakhir terwujud dalam bentuk menyisihkan harta untuk meraih keberkahan dari Allah.
Dan saat Idul Adha tiba, hewan pun disembelih dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin agar mereka bisa makan daging yang mungkin sekali jarang hadir di meja makan mereka. Selain itu, Idul Adha juga menjadi momen penuh rezeki bagi para peternak dan pedagang. Bayangkan, dengan jumlah muslim tak kurang dari 45 juta jiwa di Jawa Barat, maka peternak dan pedagang adalah profesi yang profitable.
Lalu, agar prosesi Idul Adha terutama soal daging kurban tak menimbulkan ekses negatif, maka perlu ada aturan. Berikut lima poin penting dari Surat Edaran Gubernur Jawa Barat perihal Manajemen Kurban 2019, gen XYZ Sukabumi mesti tahu nih.
[1] Surat edaran untuk 27 kokab di Jabar
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil (RK), telah mengeluarkan surat edaran kepada kepala daerah di 27 kabupaten/kota di Jabar terkait manajemen kurban 2019.
“Hari ini akan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur untuk para bupati dan wali kota. Saya ingin, manajemen kurban yang lebih baik tahun ini,” ungkap RK usai melepas tim pemeriksa hewan kurban di halaman Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (31 Juli), dikutip dari Antara.
[2] Dilarang jual hewan kurban di trotoar
Ada beberapa poin penting dari surat edaran Gubernur perihal Manajemen Kurban 2019 sebagaimana diungkapkan RK. Satu yang pentingd an kerap menjadi bahan diskusi di kalangan masyarakat adalah kebiasaan menjual hewan kurban di trotoar.
Soal ini, RK ingin memastikan bahwa tidak ada lagi penjualan hewan kurban yang dilakukan di trotoar atau pinggir jalan. Selain mengganggu hak pejalan kaki, penjualan hewan kurban di trotoar juga dinilai mengurangi keindahan kota. “Pertama, tidak boleh ada penjualan hewan kurban yang mengganggu ketertiban umum, dengan cara difasilitasi di lapangan, jangan di trotoar yang mengganggu hak pejalan kaki,” tandasnya.
[3] Konversi kantong plastik
Dalam surat edaran tersebut, Gubernur juga bakal mewajibkan konversi penggunaan kantung kresek untuk daging kurban menjadi besek atau daun pisang. “Saya kira, itu (besek atau daun pisang) budaya daerah yang layak untuk dikembangkan,” tambahnya.
Wacana ini juga ramai diperbincangkan di berbagai kalangan masyarakat, termasuk di media sosial. Seperti diketahui biasanya daging hewan kurban yang akan dibagikan dimasukkan dalam kantong kresek. Sementara tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya sampah plastik semakin tinggi. Itulah mengapa ide mengganti kresek dengan besek atau daun pisang mulai dikampanyekan.
editor’s picks:
[4] Penjualan hewan kurban secara online
Salah satu poin inovasi baru dalam surat edaran Gubernur perihal Manajemen Kurban 2019 adalah penjualan hewan kurban secara online. Ide itu ditujukan untuk memaksimalkan penjualan dan memfasilitiasi para muzaki (orang yang wajib membayar zakat) yang terbiasa berbelanja online.
Poin edaran berikutnya terkait pendistribusian daging kurban yang harus dilakukan secara merata. Gubernur tidak ingin penumpukan daging kurban ada di perkotaan, tapi harus merata hingga perdesaan yang membutuhkan.
[5] Pastikan hewan kurban aman dan sehat
Poin terakhir dan mungkin yang paling penting adalah memastikan hewan kurban aman dan sehat. Untuk itu, sebanyak 174 orang pemeriksa kesehatan hewan kurban resmi dilepas pada hari yang sama oleh Gubernur. Ke-174 orang itu terdiri atas para dokter PDHI Jabar, mahasiswa kedokteran Unpad, hingga dinas terkait ini bertugas memastikan keamanan, kesehatan, dan kehalalan hewan kurban.
Tim bakal melakukan pemeriksaan hewan kurban sejak H – 14 hingga pelaksanaan pemotongan. Mereka juga telah memberikan pelatihan kepada 1.800 pengurus DKM dan panitia pemotongan kurban.
Menjadi harapan bersama bahwa proses kurban di Jabar berjalan lancar. Menurut RK, setiap tahunnya rata-rata Jabar menyiapkan hewan kurban sebanyak 250 ribu ekor. Wow, semoga mendapat keberkahan. Aamiin.
[dari berbagai sumber]