Melihat perkembangan saat ini, dengan banyaknya pembangunan masjid-masjid baru di Sukabumi, kota ini layak disebut Kota Seribu Masjid ya Geess. Tetapi pertanyaan pentingnya, selalu penuh jamaah gak?
Jika Gen Sukabumi XYZ, terutama Gen X, pasti mengakui jika pada umumnya masjid selalu berbentuk persegi dengan kobah besar di atasnya. Maka tak heran jika masjid satu ini mendapat perhatian lebih karena bentuknya yang unik.
Nah, biar jelas, simak kuy lima infonya Gaess.
[1] Lokasi Masjid Perahu pertama
Model masjid ini wajar jika mendapat pengecualian dari perhatian publik. Ya, masjid unik itu populer disebut Masjid Perahu, terletak di Kampung Cikiray Kidul, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten sukabumi.
[2] Dibangun pada 1979
Masjid Perahu pertama di Sukabumi ini dibangun pada 1979, dengan mengusung filosofi zaman Nabi Nuh AS. Bentuk bangunan masjid yang masih terlihat kokoh ini, dilengkapi gambar dua buah jangkar besar, dan terdiri dari tiga lantai.
[3] Tiga lantai
Bangunan inti masjid ini berkapasitas 40 orang dan biasa dipergunakan untuk shalat berjamaah. Bangunan kedua, biasa digunakan sebagai tempat mengaji anak-anak warga setempat. Bangunan ketiga, merupakan menara dengan cerobong ditambah kubah kecil berlafazkan Allah.
Setiap Bulan Suci Ramadhan, masjid ini selalu dipenuhi dan digunakan Shalat Tarawih serta tadarus AlQuran. Bahkan, tidak jarang banyak pengunjung sengaja datang ke Masjid Perahu sekadar untuk berfoto ria.
editor’s picks
Gen Sukabumi XYZ udah tahu belum, 5 stadion klub top Eropa ada masjidnya lho
5 fakta masjid aquarium Kota Sukabumi, keren Gaess!
Mengungkap tuduhan radikal dan ketakutan terhadap Muslim Sukabumi masa kolonial Belanda
[4] Filosofi perahu
Masjid Perahu ini didirikan oleh pendiri Pondok Pesantren Yatim Piatu Al-Hikmah, almarhum KH Abdul Aziz.
Filosofi perahu, almarhum KH Abdul Aziz selalu menggambarkan masjid tersebut sebagai kendaraan mengarungi samudera. Sesuai filosofinya, pendiri sering mengibaratkan dunia ini bak lautan yang harus diarungi. Dan memudahkan umat mengingat kisah Nabi Nuh. Sengaja diberi nama Masjid Perahu, agar siapa pun mudah untuk mengingatnya.

[5] Sejarah singkat Nabi Nuh AS
Seperti kita ketahui, sejak usia Nabi Nuh AS 40, ia mendakwahkan ajaran Allah SWT. Tetapi kaumnya pada waktu itu, enggan mempedulikan. Tak hanya itu, ummatnya malah balik mengolok-olok dan membenci Nuh, sehingga hanya sedikit saja yang beriman. Bahkan, istri dan anak Nuh AS yang bernama Kanaan termasuk ke dalam kaumnya yang ingkar.
Nuh AS menangis sedih atas keingkaran kaumnya tersebut. Selama ratusan tahun menjalankan tugas kerasulan, hanya sedikit saja yang mau beriman kepadaNya. Karena itulah Allah meminta Nuh AS untuk membuat perahu, karena Allah hendak menenggelamkan kaum durhaka itu.
Para pengikut Nuh mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat perahu, yakni berupa kayu yang ditanam selama 40 tahun. Allah membimbing Nuh dan pengikutnya, serta semua jenis hewan berpasangan.
Allah SWT berfirman, “Nuh berkata, Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafi,”. (QS Nuh ayat 26-27).
Hingga kemudian, turunlah azab dari Allah SWT berupa air bah yang menenggelamkan seluruh kaum yang kafir.
Tidak lama setelah kapal kayu besar selesai dibuat, berhembuslah angin taufan maha dahsyat. Hujan turun dengan lebat, mata air bersemburan dari mana-mana, terus menerus tiada henti selama berhari-hari. Air pun bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan sangat luas.
Nuh AS melaksanakan perintah Tuhan, naiklah ia bersama orang-orang yang beriman ke atas bahtera sehingga selamatlah mereka dari banjir yang sangat dahsyat. Di tengah kapal sedang berlayar, tampak oleh Nuh AS, anaknya yang hampir tenggelam.
Nabi Nuh AS berseru, “Hai anakku! Naiklah ke kapal bersama kami, dan janganlah engkau menjadi manusia yang ingkar terhadap Allah!“
Akan tetapi Kanaan menolak seruan bapaknya dan berusaha berenang ke arah gunung. Namun air bah segera menenggelamkannya.
Nabi Nuh AS wafat pada usia 950. Namun, ratusan tahun ia berdakwah melaksanakan tugas kerasulannya hanya sedikit yang beriman.
Informasi terakhir, Angkatan Udara Amerika Serikat, tahun 1949, yang menemukan benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 kaki (sekitar 4.600 meter), dan di muat dalam life Magazine. Pada 1960, pesawat Tentara Nasional Turki juga menangkap gambar mirip kapal dengan panjang sekitar 150 meter. Penemuan ini diyakini sebagai kapal Nabi Nuh AS. Wallahualam bissawab.
Ah, jangan sampai seperti era Nabi Nuh AS ya Gaess, masjid masjid banyak berjamur dengan model dan ukuran yang beragam dan keren, tetapi jamaahnya kosong melompong. Jangan sampai dah kayak perahu Nuh AS, megah dan berukuran besar, tetapi akhirnya mayoritas isinya hanyalah hewan, akibat hanya sedikit saja yang beriman kepadaNya.
[dari berbagai sumber]