Berharap dukungan pemerintah.
Pada salah satu sudut Kota Sukabumi, sekelompok siswa SMA nampak sedang asyik melakukan aksi melukis dinding, tepat di depan SMA Mardiyuana, tepatnya di JL. Laksamana RE Martadinata, Kecamatan/Kota Sukabumi.
Sekelompok siswa seniman mural ini, dikenal hobi menjadikan Kota Sukabumi menjadi lebih berwarna dengan lukisan mural karya mereka.
Berikut lima infonya, Gaess.
1. Bukan kriminal
Bukan tindak kriminal, para pelajar yang tergabung dalam Komunitas Seni Rupa (KSR) ini, ingin menyampaikan pesan dengan cara berbeda kepada semua anak muda, yang sulit memahami pesan-pesan yang monoton.
2. Menyampaikan pesan
Dengan menggunakan lukisan mural, KSR dapat menyampaikan pesan menarik dan diminati kalangan usia muda.
“Pesan yang di sampaikan sangat positif, tentang menjaga bumi dan pesan-pesan perdamaian. Tapi kali ini kami melukis untuk menyambut HUT ke-104 Kota Sukabumi,” ujar Dafa Alfarizi, Ketua KSR, Selasa, (27/03/2018).
3. Kegiatan ekskul di sekolah
KSR, aku pelajar Kelas 2, IPS di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi itu, berdiri sejak Agustus 1987. KSR, menurutnya, merupakan salah satu ekstrakulikuler seni di sekolahnya.
4. Menjadkan Sukabumi lebih berwarna
“Selain musik, salah satunya seni melukis mural yang telah banyak mendapat penghargaan di berbagai event, salah satunya dari Dinas Lingkungan Hidup saat lomba melukis tong sampah. KSR mendapat Juara 1 sebagai bukti prestasi di bidang seni dengan nilai positif,” tambah remaja berusia 17 tahun itu.
Kelompok seni ini, diakuinya, menginginkan Kota Sukabumi menjadi lebih indah dan colorfull. Selain tentu saja, agar anak muda mampu berkreativitas dan berimajinasi dengan baik ke hal positif ya, gaess.
“Selain agar Kota sukabumi terlihat lebih indah, juga menarik para pengguna jalan, serta mengembangkan potensi seni anak-anak SMAN 1 agar semakin kreatif.” ujar Dafa lebih jauh kepada sukabumiXYZ.com.
Dafa juga bilang, ada beberapa titik yang menjadi lokasi mereka menyalurkan hobinya, yaitu di Jalan Dwikora, BBAT, dan Gang Baldes, dan semuanya sudah mendapat izin dari pemilik rumah.
5. Gak pernah mati ide
Ditambahkan, masyarakat sangat mendukung aksi dan kreativitas yang dilakukan oleh kelompoknya. “Dua minggu sekali kami melakukan upgrading, memunculkan ide-ide untuk di tuangkan di tembok.”
Anggota KSR sendiri, memiliki 60 anggota yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kegiatan melukis tembok ini menjadi salah satu bentuk ekspresi anak zaman now, nongkrong sembari berkarya.
Wah, keren ya, gaess… Kamu berminat mengikuti aksi mereka? (Asti Sundari)