Di tahun 1920an, ada 1520 orang Belanda di Sukabumi.
Secara resmi tanggal 1 Mei 1926 pemkot Sukabumi dibentuk dan diangkat Mr. G.F. Rambonet sebagai burgemeester (wali kota) pertama di Sukabumi. Pada waktu itu Kota Sukabumi sudah dihuni oleh 1520 orang Eropa, sekitar 19 ribu penduduk dan sekitar 3 ribu penduduk Cina. Wajar saja jika kemudian banyak orang Belanda yang punya kedekatan dengan Sukabumi, bahkan sampai sekarang pun.
Ini dia lima orang Belanda yang punya kedekatan dengan sejarah Sukabumi. Gen Y Sukabumi mesti ngeh dengan sejarah lokal, ya!
BACA JUGA: Mesti tahu nih Gaess, 1 jaksa agung dan 4 menteri asal Sukabumi
1. Miel Mundt
Tahu gak, Gaess? Dahulu ada orang keturunan Belanda yang lahir di Sukabumi dan menjadi atlit sepakbola terkenal di Belanda. Wow!
Namanya Emil Gustav “Miel” Mundt. Ia lahir di Sukabumi, Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tanggal 30 Mei 1880 dan meninggal di Rotterdam, Belanda pada tanggal 17 Juli 1949 (umur 69 tahun). Miel Mundt adalah pemain sepakbola Belanda di sebuah klub bernama Haagse Voetbal Vereniging.
Mundt bermain dalam 320 pertandingan antara tahun 1899-1916 dan 6 kali menjadi juara Belanda. Pada tahun 1908 dan 1909, ia bermain 4 kali untuk tim nasional sepak bola Belanda, di mana ia menjadi kaptennya. Mundt juga turut serta dalam Olimpiade Musim Panas 1908 yang diselenggarakan di London.
BACA JUGA: Gaess, ini lho 5 alasan jalur utara Sukabumi terlihat kumuh
2. Dr. Max Bartels Jr
Max Bartels adalah putra pertama dari ontholog (ahli burung) terkemuka penemu Elang Jawa bernama M.E.G. Bartels. Max dilahirkan di Pasirdatar, Sukabumi. Ia melanjutkan hobi ayahnya dan mendapatkan pendidikan Eropa dan pada bulan Mei 1932 mendapatkan gelar Dr/PhD dari Bern Switzerland dalam bidang Zoology.
Dr. Max Bartels menikah dengan seorang perempuan pribumi yang bernama Ipitsari A., dari hasil pernikahannya mendapatkan seorang putri bernama Helma Victoar Bartels atau Iece Maryati yang sampai kini tinggal di Sukabumi.
Dari hasil penelitian, Max Bartels dan adiknya Earns Bartels (yang juga kelahiran Sukabumi) banyak menemukan berbagai binatang endemik terutama di Sukabumi. Burung Elang Jawa yang menjadi inspirasi bentuk fisik Burung Garuda pun latinnya diberi nama Nisaetus bartelsi (hak cipta anahnya M.E.G. Bartels).
BACA JUGA: 5 “mustahil” Universitas Nusa Putra menjadi nyata
3. Karel Frederik Holle dan Adriaan Walraven Holle
Karel Frederik Holle dan Adriaan Walraven Holle adalah adik berkakak yang membawa dan mempopulerkan Gamelan Sari Oneng ke Belanda dan negara Eropa lainnya. Awalnya, Karel dan Adriaan ikut hijrah bersama orang tuanya ke Sukabumi dan tinggal di perkebunan teh Parakansalak, Sukabumi, sekitar tahun 1843.
Di Parakansalak itu lalu keduanya berkenalan dengan alat musik gamelan yang singkat cerita diberi nama Gamelan Sari Oneng. Karel dan Adriaan senang belajar gamelan dan jatuh hati dengan kesenian Sunda. Salah satu bukti sejarahnya ada salah satu foto dalam album van Mientje keluaran tahun 1860, terlihat Adriaan menggunakan busana tradisional Sunda memainkan rebab bersama Kelompok Gamelan Perkebunan Teh Parakansalak.
Guru Besar Sejarah Universitas Padjadjaran Nina Herlina Lubis mengatakan, adik berkakak bahkan memiliki beberapa perangkat gamelan berkualitas. Pengurus Museum Geusan Ulun, Sumedang, Gunawan Soeriadanoeningrat, mengatakan, salah satu gamelan milik Holle bersaudara adalah Sari Oneng Parakan Salak buatan tahun 1825.
BACA JUGA: Gaess, Kabupaten Sukabumi punya nama desa unik, nomor 5 mirip majelis taklim
4. Johanna Ording-Meijer
Nama Johanna baru dikenal oleh publik Indonesia belakangan ini saja. Bahkan dulu pun tak ada catatan sejarah tentang dirinya. Johanna dikenal karena cucunya yang bernama Geert Wilders. Geert adalah politikus Belanda yang dikenal sangat rasis, sangat membenci Islam. Geert juga sempat mencalonkan diri jadi perdana menteri namun gagal.
Nah, rupanya Geert yang rasis ini punya hubungan dekat dengan Sukabumi. Waduh!! Nenek Geert setelah ditelusuri oleh seorang ahli silsilah Belanda bernama Lizzy van Leeuwen, adalah keturunan Sukabumi. Namanya Johanna. Selain itu, ibunya Geert juga lahir di Sukabumi.
Untuk neneknya, Johanna, ia berdarah campuran Belanda-Indonesia. Dia menikah dengan Johan Ording, aristokrat Belanda di Indonesia pada masa penjajahan. Mereka kembali ke Belanda pada 1935 bersama dengan tentara-tentara KNIL asal Maluku. Geert Wilders sendiri lahir di Venlo, Provinsi Limburg, Belanda, sebuah kota di dekat perbatasan Jerman.
BACA JUGA: Wajib aware Gengs, 5 cerita legenda ini asli Sukabumi
5. Andries de Wilde
Ini dia orang Belanda yang bisa dikatakan paling “berjasa” bagi Sukabumi. Dari dialah pertama kali nama Sukabumi terucap. Dr. Andries de Wilde adalah seorang tuan tanah pertama di daerah Priangan yang juga pernah menjadi dokter pribadi Gubernur Jenderal Daendels.
Pada tanggal 25 Januari 1813 de Wilde membeli tanah yang meliputi 5/12 wilayah yang kini meliputi Kabupaten Sukabumi dengan harga 58 ribu ringgit Spanyol. Batas tanahnya di Timur Sungai Cikupa, selatan Sungai Cimandiri, Utara lereng Gunung Gede angrango dan batas ke barat Batavia dan Bogor.
Pada 8 Januari 1815 Cikole dinamakan Sukabumi oleh de Wilde. Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole. Kata Soekaboemi berasal dari bahasa Sunda soeka-boemen yang bermakna udara sejuk dan nyaman, dan mereka yang datang tidak ingin pindah lagi karena suka dengan kondisi alamnya. (dari berbagai sumber)
Saya cucu Max Bartels Jr. Kakek buyut saya MEG Bartels adalah bangsa Jerman. ( Bukan Belanda) menikah dg Angeline(ansuline,) Morembrecher berkebangsaan Belanda.
Hanya meluruskan.
Penghargaan dari pemerintah Indonesia.untuk beliau sbg penemu Elang Jawa. Dibuatkan replika musim elang Jawa terletak di los beca desa cimungkad. Kadudampit
terimakasih untuk koreksinya, bu. menarik kalau dibuat tulisan lain terkait sosok beliau