Nomor dua lucu ya, Gaess.
Sukabumi, baik kota maupun kabupaten, dengan segudang persoalannya tetap ngangenin bagi banyak orang ya, Gaess. Buktinya, jika kamu ke Jakarta kemudian ditanya asal daerah kamu, dan kamu menjawab, “Sukabumi”, maka hampir semua orang Jakarta langsung ngeh.
Uniknya nih, Gaess, kebanyakan warga Jakarta tidak mengenal pemisahan wilayah administratif kota dan kabupaten. Jadi nama “Sukabumi” bagi warga Jakarta, ya Sukabumi kota dan kabupaten, karena kebanyakan mereka hanya mengenal “Sukabumi” saja.
Namun sanyangnya, citra Sukabumi di mata orang luar daerah tidak selalu baik nih, Gaess. Berikut adalah pandangan umum warga Jakarta jika kata “Sukabumi” disebut.
[1] Macet
Kemacetan akut di wilayah Sukabumi dari mulai pintu gerbang baik Benda, Kecamatan Cicurug, hingga Sukalarang, dikenal warga luar daerah. Coba aja, jika kamu punya teman kemudian kamu ajak main ke Sukabumi, biasanya mereka menjawab, “Wah Sukabumi macet ya. Iya deh, kapan-kapan.” atau, “Enaknya jam berapa ya ke sana, biar gak kejebak macet.” dan banyak jawaban lainnya yang intinya mempersoalkan kondisi lalu lintas di Sukabumi.
Banyak candaan warga Jakarta yang menyinggung soal kemacetan lalu lintas di Sukabumi. Misalnya, “Mending main ke Singapura deh, cuma satu jam. Ke Sukabumi tiga jam aja belum tentu sampai.” Atau, “Yang umrahnya sudah sampai di Jeddah, Arab Saudi. Tapi yang nganter jamaah umrahnya masih terjebak kemacetan Cicurug.”
editor’s picks:
Keren Gengs, 16 remaja Sukabumi berangkat ke Taiwan dan Jepang, ini 5 diantaranya
Tak Cuma Desy, Ini Lima Artis Cantik Asal Sukabumi
[2] Janda
Nah, ternyata citra negatif Sukabumi juga tak hanya soal kemacetan lalu lintas, Gaess. Sukabumi juga dikenal banyak jandanya. Tak heran jika janda Sukabumi dikenal di luar daerah, terutama Jakarta. Bayangkan saja, jumlah janda di Kabupaten Sukabumi mendekati 150 ribu orang, Gaess. Sedangkan di Kota Sukabumi mendekati angka 18 ribu orang.
Angka-angka tersebut tentu saja angka yang terdaftar di dinas kependudukan dan catatan sipil kedua wilayah administratif tersebut ya, Gaess. Jumlah riilnya mungkin lebih besar dari angka-angka tersebut.
[3] Kue mochi
Tapi jangan khawatir, Gaess. Citra buruk soal kondisi lalu lintas juga tidak selalu dipersoalkan warga Jakarta. Banyak juga di antara mereka yang memesan dibawakan oleh-oleh kue mochi, jika kamu bilang bahwa kamu berasal dari Sukabumi.
Mochi adalah kue Jepang yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat. Di Jepang, kue ini sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang.
editor’s picks:
Mulai silat sampai muay thai, ini 5 info komunitas MMA di Sukabumi
Mau tau apa yang dipamerkan di Museum Kipahare Sukabumi? Ini 5 infonya
[4] Pondok pesantren
Nah, citra positif berikutnya jika kata “Sukabumi” disebut nih, Gaess, adalah pondok pesantren. Ratusan jumlah pondok pesantren baik tradisional maupun modern di Sukabumi, rupanya sangat dikenal di Jakarta. Keren ya, Gaess. Pondok Modern Assalaam adalah salah satu pondok pesantren yang sering disebut warga Jakarta, Gaess.
[5] Tempat wisata
Citra positif Sukabumi juga sangat terbantu dengan banyaknya destinasi wisata, terutama wisata alam yang bisa dikunjungi sangat dikenal warga Jakarta. Nah bedanya, jika di kalangan usia 50 tahun ke atas, Selabintana, Taman Rekreasi Cimalati, dan Palabuhanratu, cukup banyak disebut, Gaess.
Sedangkan ratusan curug atau air terjun, gunung, dan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, umumnya dikenal di kalangan usia 50 tahun ke bawah.
Nah, biar citra positif Sukabumi ini semakin kuat, kamu bisa berpartisipasi dengan cara sering memposting keindahan dan kelebihan Sukabumi dibandingkan daerah lainnya melalui media sosial, Gaess.
