Kota Sukabumi memiliki dua museum.
Tau gak Gengs, hanya ada dua museum di Sukabumi lho, Museum Pegadaian di Citamiang dan Museum Kipahare di Baros.
Museum Kipahare resmi didirikan sekitar Maret 2016 di Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Dinisiasi para aktivis budaya Sukabumi, Museum Kipahare lalu diresmikan Wali Kota Mohamad Muraz.
“Idealnya, setiap kota harus punya museum, karena keberadaannya dapat memberikan informasi tentang sejarah peradaban masa lalu yang bisa kita ketahui,” kata Muraz saat peresmian.
Dalam perkembangannya, para relawan dan aktivis Museum Kipahare merapikan diri secara keorganisasian dan terbentuklah Yayasan Dapuran Kipahare (tahun 2017) yang diketuai oleh aktivis budaya dan pemerhati sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah.
Berikut lima informasi tentang Museum Kipahare hasil obrolan santai sukabumiXYZ.com dengan Irman.
BACA JUGA: Tionghoa Sukabumi penerjemah Bung Karno, 5 hal mengenal Szetu Mei Sen
1. Museum bagian dari Yayasan Dapuran Kipahare
Museum Kipahare salah satu unit di bawah Yayasan Dapuran Kipahare. Museum ini menjadi tempat penyimpanan temuan dan juga titipan masyarakat untuk peninggalan-peninggalan sejarah, terkhusus di Sukabumi.
Benda-benda antara lain peninggalan sejak zaman batu hingga kolonial termasuk benda budaya tradisional, hingga perangko dan kartu pos dipamerkan di Museum ini.
2. Dilengkapi perpustakaan
Unit museum juga dilengkapi perpustakaan, bekerja sama dengan unit Relawan Pelestari Cagar Budaya yang masih di bawah naungan yayasan. Kemudian juga bekerja sama dengan komunitas lain seperti Soekaboemi Heritages dan Jelajah Sejarah Sukabumi.
Dalam penelitian resmi maupun kegiatannya beberapa kali bekerja sama dengan Balai Arkeologi Bandung, Badan Pelestari Cagar Budaya Banten maupun dinas terkait (Kota Sukabumi) seperti Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan.
BACA JUGA: Sukabumi punya Wali Kota baru Gaess, ini 5 faktanya
3. Kolaborasi
Kegiatan kekinian yang dilakukan di Yayasan Dapuran Kipahare di antaranya adalah Tour Sejarah ke-Sukabumi-an, upacara adat, pentas kesenian, serta diklat relawan. Yayasan Kipahare menargetkan anak muda sebagai generasi penerus untuk melestarikan warisan budaya.
Kolaborasi relawan tua muda di Kipahare saling bahu membahu dalam berbagai kegiatan. Beberapa kegiatan pun sukses menarik minat masyarakat misalnya Kemah Budaya, Pawai Budaya, Pentas Seni, Pameran Arkeologi, Bimbingan Teknis, bahkan kegiatan terakhir, yaitu Tour Sejarah Kota Sukabumi akan diikuti oleh 100 orang pecinta sejarah yang tergabung dalam beberapa komunitas.
BACA JUGA: Ini sambal orang Sunda, nomor 5 khas Jampang Sukabumi Gaess
4. Karya
Beberapa buku hasil penelitian merupakan biaya pribadi dari penulis yang difasilitasi Yayasan Dapuran Kipahare sebagai penerbit. Sudah terbit 5 buku yang ber-ISBN resmi di Perpusnas, di antaranya dua buku Soekaboemi The Untold Story dalam versi awal dan revisi.
Kemudian Kota Sukabumi Menelusuri Jejak Masa Lalu, Toponimi Kota Sukabumi Kajian Penamaan Wilayah dari Perspektif Sejarah, Pembuangan Bung Hatta dan Syahrir di Sukabumi dan yang akan terbit adalah Perjalanan Masyarakat Tionghoa di Sukabumi.
BACA JUGA: Coeg, ini 5 fakta gadis Jampang Sukabumi Juara 3 MTQ sedunia di Uni Emirat Arab
5. Ingin membangun generasi Sukabumi yang lebih melek sejarah kotanya
Secara lokal Kipahare ingin membangun generasi Sukabumi baru, yakni generasi yang mengenal sejarah, seni dan budayanya secara baik, bahkan menjadi generasi unggul yang mampu membangun Sukabumi menjadi teratas di Indonesia.
Kipahare juga bisa membantu menggali potensi seni, budaya dan sejarah di Sukabumi. Kemudian, meningkatkan potensi tersebut menjadi peluang untuk mengangkat nama Sukabumi di kancah nasional dan internasional. Secara nasional tentunya bisa menjadi bagian dari generasi yang turut terlibat dalam membangun bangsa.