Membiayai kuliah dari hasil keringat sendiri.
Rahmi Apriani namanya, gadis ini lahir pada 5 April 1997, anak bungsu dari pasangan Eti Rusmiati (alm) dan Dadang Asikin. Gadis cantik yang akrab disapa Ami ini mendirikan Kedai Reumbay dengan menu utama aneka macam seblak kuah tulang, dari seblak cumi flowers, bakso ayam, bakwan, kornet, tahu, basreng, otak-otak, hingga cireng kuah tulang.
Buat kalian yang belum pernah nyicipin, bisa langsung datangi tempatnya di Jl. Raya Cibodas, Desa Cisarua RT 02/09, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Kalau kamu bingung, patokan dari pertigaan Cibadak arah ke Nagrak, kemudian sebelum BTN Taman Lestari ada jalan menurun di kiri. Dan tempat doi jualan seblak berada sebelum Lapang Sepak Bola Cibodas.
Atau kalau takut kesasar, kamu bisa klik panduannya disini. Sabtu (26/9/2020), penulis jajan seblak cumi flowers kuah tulang, Gaess. Lezat dan puweddddeessss gila. Pokoknya ada banyak pilihan varian menu seblak yang menggoda lidah deh.
Kepada sukabumiXYZ.com, Ami berbagi kisah suksesnya, Gengs. Semoga bisa menjadi inspirasi buat millenials Sukabumi ya. Berikut wawancara lengkapnya.
Bisa ceritakan tentang diri kamu, perjalanan hidup, dan seperti apa sih seorang Rahmi ini?
Aku masih kuliah di BSI Sukabumi jurusan Komputer Akuntansi. Sebenarnya akuntansi bukan preferensi aku ya, itung-itungan uang gaib seperti akutansi, ngitung angka tapi uangnya gak nyata. Kalau cita-cita dulu pengennya sih kuliah jurusan tata rias, tapi apalah daya di Sukabumi belum ada jurusan itu.
Kemudian masalahnya, orangtua gak ngasih izin kuliah jauh sama orangtua. Katanya, karena anak bungsu, kalau istilah Sundanya mah meulang gitu.
Kamu seorang yang aktif berorganisasi di kampus?
Nah itu dia, akhirnya aku coba jalani kuliah di BSI, tapi jujur aku itu kuliah kaya kupu kupu istilahnya, atau kuliah-pulang-kuliah-pulang. Sama sekali bukan mahasiswa yang aktif di kampus.
Nah semenjak itu aku mikir kan, aku ini kuliah untuk apa sih? Ngabisin duit orang tua atau untuk apa? Kuliah cuma dipakai gaya-gayaan aja, untuk apa?
Dari situ besoknya aku dan Ega (Ega Nurhilman Adi Mulya), bisa dibilang pacarlah, bikin seblak karena sepulang kuliah Ega pengen dibikinin seblak. Yaudah pas banget ada tukang bakso lewat, aku beli dan lihat di kulkas ada cabai dan bahan-bahan lainnya. Singkat cerita dimasaklah seblak bakso goreng kuah.
Saat itu Ega bilang, “Mi gimana kalau kita jualan ini, kayanya enak juga aneh seblak basreng kuah belum ada di Sukabumi”. Spontan aku jawab, “Iya boleh”.
editor’s picks:
Hobi wiskul? Aneka seblak Kedai Reumbay Nagrak Sukabumi pedasnya membahana
Owner Bakso Mewek Sukabumi: Dari gagal kuliah, hingga jadi pemurung beruntung
5 tanya jawab basa Sunda jeung tuna netra Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi
Jadi inspirasinya dari situ? Dan besoknya benar-benar langsung jualan seblak?
Iya begitulah kira-kira. Besoknya, 19 Desember 2017, aku nekad dengan modal Rp30 ribu mulai jualan seblak. Alhamdulillah ternyata teman-teman aku di IG, FB, dan WA kan lumayan banyak, jadi banyak juga yang beli. Waktu itu, modal 30 ribu Rupiah bisa ngehasilin uang Rp150 ribu.
Jadi pembagian tugasnya, aku yang memasak, sedangkan Ega yang nganter delivery order sampai malem, panas, hujan, gak tau waktu pokoknya, yang penting gimana caranya dagangan ini habis terjual.
Sejak itu, setiap hari kita usahakan menabung dari untung berjualan, dan alhamdulillah terkumpul cukup banyak uang, sampai akhirnya bisa bangun kedai. Sejak itu juga setiap hari selalu kebanjiran orderan, sampai sekarang namanya Kedai Reumbay.
Alhamdulillah juga pelanggan sudah meluas dan pengiriman delivery order bisa sampai Sukaraja, bahkan sampai Bogor.
Dan yang lebih membanggakan lagi, sekarang sudah bisa mempekerjakan tiga orang. Alhamdulillah juga sekarang aku bisa meringankan beban orangtua karena sekarang bisa membiayai kuliah dari hasil kerja keringat sendiri.
Berapa omset penjualan seblak ini sekarang?
Kalau weekday Rp2 juta per hari, malah bisa lebih karena ada uang masuk dari ongkir delivery order.
Sedangkan kalau weekend bisa mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta per hari.
Ada alasan khusus kenapa sih harus dikasih nama Kedai Reumbay?
Iya, waktu awal aku tanya sama bapak aku, “Pak, nama yang cocok buat usaha Ami ini apa ya?” Si bapak jawab spontan sambil santai, “Kedai Reumbay”. Aku tanya lagi, “Kunaon kedah reumbay?” Jawab bapak, “Pan lada, jadi Kedai Reumbay teh rareumbay ku cabe“.
Bigiti ciritinyi gings. (tirtiwi)
Nah, Gengs, buat kamu yang selalu berpikir ingin menjadi karyawan, coba deh pikir ulang kuy. Jika tujuannya bagaimana memiliki uang, kamu bisa mendapatkan lebih dari gaji yang kamu dapatkan jika menjadi karyawan.
Mulailah berpikir menjadi pengusaha ya, Gaess. Mulailah dari usaha kecil dengan modal kecil, yang penting tekun, inovatif, dan fokus.