Terkenal sejak era kolonial Belanda.
Gaess, ada dua tempat pemandian air panas yang terletak di Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Namun, sayangnya nih, Gengs, kondisi keduanya kini sangat memprihatinkan.
Padahal kita seharusnya merawat kolam sauna alami tersebut dari kerusakan. Berikut lima alasannya.
1. Tidak terawat
Ada dua lokasi pemandian air panas di Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, dan kondisinya memprihatinkan.
Kedua tempat wisata alam tersebut seolah tak tesentuh sama sekali, sehingga lebih mirip kolam pemandian seperti di kampung-kampung pada umumnya.
2. Sudah dibangun sejak era kolonial
Asal kalian tahu ya, Gengs, tempat tersebut merupakan tempat peninggalan zaman Belanda. Usianya pun sudah ratusan tahun. Diperkirakan keberadaannya akibat peristiwa gempa bumi pada tahun 1747 yang melanda Sukabumi. Catatan lengkap sejarah pendiriannya bisa kamu baca tulisan Bersama-sama menunggu kepunahan sauna alami berejarah di Cidadak Kabupaten Sukabumi Gengs.
BACA JUGA:
Tumbuhan dari Khayangan dan kisah herois romantis di balik berdirinya Kota Sukabumi
Personel Sari Oneng Parakansalak, pionir mogok tenaga kerja Sukabumi di pentas internasioal
Membuka lembaran sejarah kejayaan Cibadak dari Puncak Panenjoan (part 1)
3. Pernah ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah
Menurut warga setempat, dulu masih banyak pengunjung dari luar kota, seperti Bogor, Bandung, Cianjur, dan kota-kota lainnya di Jawa Barat, dan Jakarta. Artinya Cipanas pernah mengalami masa kejayaan sebagai salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Sukabumi.
Kedatangan para wisatawan ini sebagian besar karena menyakini air panas di sini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti reumatik, gatal-gatal, hingga stroke.
4. Dikelilingi pemandangan alam yang asri
Lokasi pemandian sauna alami ini terletak di pinggir Sungai Cigeledug, dengan pemandangan alamnya ang masih asri serta alami. Tidak jauh dari lokasi juga terdapat jembatan gantung yang membentang melintasi aliran sungai.
5. Akses menuju lokasi mudah
Kini, lokasi wisata yang pertama kali dibangun pada era kolonial Belanda dan sudah tercatat sejak 1855 tersebut, seakan diterlantarkan.
Padahal, tempat pemandian ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari Simpang Ratu arah Palabuhanratu, atau tepatnya di Kampung Bojongkoneng, dan Kampung Cipanas RT 02/23, Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi,
sangat potensial menjadi destinasi wisata yang mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). (dari berbagai sumber)