Dari sharing resep, pelatihan, makan-makan, hingga bisnis kuliner.
Halo sobat XYZ pecinta kuliner di manapun Anda berada, Sukabumi ternyata gudangnya kuliner sejak zaman dulu lho. Kegiatan kuliner ini terus dipelihara dan digali kembali oleh gen XYZ Sukabumi. Salah satu yang peduli dengan pelestarian kuliner ini adalah komunitas Kuliner Kipahare Sukabumi (Kukis).
Kukis ini keren bingits, Gengs, selain menjadi ajang untuk belajar memasak beragam kuliner secara otodidak, juga memasarakannya. Kukis juga sudah berbadan hukum karena berada dibawah naungan Yayasan Dapuran Kipahare.
Anggota Kukis ini tersebar mulai dari Kota Sukabumi hingga ke Cireunghas, Cicurug, bahkan hingga Jampang Surade.
Minggu (10/2/2109) kemarin, Kukis melakukan latihan memasak alias baking class dipandu Ci Mei. Mau tahu bagaimana kegiatan kukis ini? Kuy ah Cekidot.
1. Pewaris Kejayaan Kuliner Sukabumi
Komunitas Kukis didirikan sejak dua tahun lalu, tepatnya tahun 2016. Menurut ketua Kukis, Ceu Yani, para emak-emak anggota Kukis berharap bisa menjadi pewaris kejayaan kuliner Sukabumi.
Jangan salah lho, Gengs, di masa lalu kuliner Sukabumi cukup merajai kuliner nasional. Selain moci, geco (toge tauco), bandros, bandrek, kue pancong, kue ape, mie Acoy, bubur ayam Odeon, sate mang Mamat, hingga batagor yang masih lestari hingga sekarang.
Banyak lho kuliner khas Sukabumi yang sudah hilang, contoh saja Pisang Ambon Kadudampit, Oncom Cirumput, gula aren, peuyeum sampeu, mie pangsit kuah, rebung Cina yang sangat terkenal pada 1950-an. Nah, Kukis ini ingin mencoba menggali makanan-makanan khas tempo dulu dan modern baik kue maupun masakan, tak terbatas di Sukabumi tetapi juga Nusantara.
Beberapa makanan tradisional yang sudah dipraktekkan di antaranya moci, ongol-ongol, onde, kue ali, deblo, combro, urab singkong, kue mangkok, papais pisang, bugis, bika ambon, surabi, dodol, wajit, rangginang, cuhcur, kemudian juga kue tampah dan umpeng, sementara kue Belanda yang pernah dilatihkan adalah home bake cook.
2. Jadwal Latihan masak memasak
Rutin setiap awal bulan dilakukan latihan memasak berbagai kuliner berbiaya murah. Jika harus kursus di luaran untuk memasak, rata-rata mengeluarkan biaya sekira Rp500 ribu per orang, Kukis mencoba mengefisenkan agar semua golongan.
Latihan memasak ini dilakukan bergiliran di rumah para anggota dengan bahan-bahan sendiri atau patungan. Kukis juga mempunyai uang kas dan tabungan yang digunakan untuk saling membantu saat kesulitan, selain juga meringankan biaya pembelian bahan-bahan makanan.
Resep selalu dibagi rutin dan gratis dalam grup WA Kukis, berikut sharing dan diskusi tentang proses masak memasaknya.
“Mentor diusahakan dari internal, biasanya ibu-ibu kan mempunyai banyak keahlian memasak tapi selalu ada satu atau dua yang paling enak, paling jago, jadi biasanya dipilih menjadi mentor secara bergiliran,” Ceu Yani bertutur kepada sukabumiXYZ.com.
Selain itu, emak-emak juga dimanjakan masukan-masukan hasil masakan, sehingga mereka bisa terus memperbaiki makanan selezat mungkin. “Tentunya kegiatan ini sangat positif karena setiap kegiatan latihan berakhir, mereka pasti membawa hasil karyanya untuk ditunjukan ke suami atau pacarnya sebagai tester,” imbuh Ceu Yani.
BACA JUGA:
Jualan seblak, si cantik asal Nagrak Sukabumi ini omset usahanya Rp3 juta per hari
Owner Bakso Mewek Sukabumi: Dari gagal kuliah, hingga jadi pemurung beruntung
Hobi memasak? Moms Sukabumi sudah kenal Komunitas Kukis? Cek kuy 5 infonya
3. Wadah pemasaran dan kerjasama
Kerennya lagi nih, Gengs, Kukis juga sekaligus menjadi wadah pemasaran hasil-hasil produksi anggotanya. Saat ini kue kue hasil karya anggota sudah cukup merajai orderan di Sukabumi, seperti kue ulang tahun, cemilan, makanan ringan hingga catering pesta. Para anggota Kukis saling berbagi informasi jaringan pemasaran sesuai bidang dan keahliannya.
Ceu Yani cukup aktif dalam mempromosikan produk-produk kuliner ini. Namun, ditekankan kepada semua anggota Kukis agar memiliki ciri khas sendiri, baik rasa maupun kreativitas bentuk, sehingga bisa mempunyai pelanggan tetap sendiri tanpa saling ganggu dengan pelanggan lainnya.
Saat ini memang hampir semua anggota Kukis mempunyai pelanggan masing-masing mengingat anggotanya yang tersebar berjauhan, ada yang di Kota Sukabumi, Cidahu, Cicurug, Parungkuda, Cisaat, Nyalindung, Sukaraja, Gekbrong, hingga Surade.
“Para ibu-ibu menjadi tercerahkan dan mempunyai jalan dalam memasarkan produknya, tidak berhenti pada hasil produksinya saja. Ke depan ada rencana untuk membuat restoran dan cafe Kukis di daerah Kadudampit dan di Jalan Jalur Sukaraja. Saat ini sedang dilakukan proses perencanaan,” kata Ceu Yani lebih jauh.
4. Latihan Memasak Modern di Odeon
Jadwal Februari ini adalah latihan memasak kue modern yaitu Puff Pastry dan Croissant yang diikuti oleh sekira 30 peserta bertepat di Odeon Aquarium.
Dalam setiap kegiatan latihan juga ibu-ibu selalu membawa hasil karya mereka untuk menjadi cemilan bersama. Resep dan adonan sudah dipersiapkan untuk 30 orang, sementara resep sudah dibagikan di grup WA Kukis.
Proses pembuatan kemudian dijelaskan secara rinci oleh narasumber Ci Mei. Para peserta langsung melakukan proses pengolahan adonan yang dicek secara langsung oleh narasumber supaya hasilnya bagus dan mengembang. Adonan yang sudah siap kemudian satu persatu dimasukan ke oven dan ditunggu hasilnya.
Peserta nampak antusias melakukan praktek memasak meskipun keringat bercucuran. Kebanyakan dari mereka ingin mempelajari kue-kue yang sulit karena akan menambah ilmu.
Kedepan, anggota Kukis ingin mencoba Puding Art supaya lebih menantang dan mengusulkan diadakan di outdoor layaknya acara masak Farah Quinn.
5. Rencana membuat Koperasi dan menggaet sponsor
Saat ini kegiatan Kukis bukan hanya sekadar urusan masak memasak, Gengs, kegiatannya juga diisi dengan arisan ibu-ibu, catering, rias pengantin, bahkan tour atau gathering.
Kedepan, dipertimbangkan membuat wadah resmi berupa koperasi, karena dianggap tepat untuk meningkatkan usaha. Pengawas Yayasan Dapuran Kipahare, Fonna Melania, berupaya membangun koperasi ini bebekerjasama dengan instansi terkait.
“Koperasi bisa dijadikan sebagai usaha kuliner sehingga bisa mengorder dalam jumlah banyak dan murah ke supplier. Selain itu, koperasi bisa menjadi badan pemasaran resmi yang memasarkan produk-produk secara lebih luas,” jelas Fonna.
Selain itu, Kukis pun terus berupaya menjalin kerjasama dengan sponsor terkait kegiatan kuliner. Sponsorhip untuk bahan kue rencananya akan ditawarkan kepada toko bahan kue supaya bisa mendapat harga spesial. Kemudian proposal akan dimasukan ke beberapa instansi swasta dan melakukan presentasi.
“Salah satu yang sudah dicoba adalah dengan produsen terigu. Jika dimungkinkan bisa juga pemerintah daerah membantu kegiatan Kukis dengan kegiatan pameran kuliner ataupun seminar-seminar mengenai kuliner,” pungkas Fonna.
Nah asik banget kan, Gaess. Ayo kaum Hawa XYZ Sukabumi lainnya juga bisa gabung Kukis lho. Silakan bergabung dengan grup Facebooknya Kukis (Kuliner Kipahare Sukabumi).
Acara sendiri diakhiri dengan menyantap nasi liwet yang sudah disiapkan.