Mekar di Madura United, tapi sempat meredup di tanah Sumatera.
Eriyanto berasal dari keluarga kurang mampu, ayahnya hanyalah seorang buruh serabutan dengan penghasilan Rp20 ribu per hari. Untuk menutupi kebutuhan keluarganya, Eri kerap mencari rumput untuk kambing usai sekolah.
Nama Eriyanto semakin terkenal ketika media mengangkat cerita soal presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berjanji akan merenovasi rumah Eriyanto yang terkena musibah longsor. SBY menjanjikan kepada Eriyanto akan meronovasi rumahnya, saat menerimanya di Istana Negara, Jakarta. Menpora Roy Suryo pun langsung mengunjungi rumah Eri dan memberikan bantuan uang tunai dan material.
Sempat memperkuat Timnas U19 asuhan Coach Indra Sjafri, karir pesepakbola di Kampung Gulingjawa Citajur, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, ini perlahan meredup dan sepi pemberitaan.
Kemana sekarang Eriyanto? Biar rasa penasaranmu habis di sini, cek kuy lima infonya.
[1] 2010: Kapten terbaik The All Star Team Milan Junior Camp
Prestasi Eri menjadi perbincangan publik ketika sukses meraih penghargaan di usia belia, hingga akhirnya media ramai memberitakan jebolan Boca Juniors Football School Indonesia tersebut.
Karir doi melambung go international, setelah menjadi bagian The All Star Team Milan Junior Camp yang diasuh Yeyen Tumena. Tim junior ini mewakili Indonesia dan berhasil mengukir sejarah dengan memenangi Milan Junior Camp Day Tournament, yang berlangsung di Milan, Italia pada 2010 silam. Ia bahkan terpilih sebagai kapten terbaik pada turnamen tersebut.
[2] 2012: Meraih Juara di Hongkong
Tak berhenti di situ, fans bek Barcelona, Carles Puyol, ini kemudian bergabung dengan Timnas U17 dan mengikuti HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 di Hongkong.
Bersama timnas U19, Eri menyabet juara umum di Hongkong pada 2013. “Saya membela timnas. Saya bangga memakai kaos Garuda. Jika dipanggil lagi untuk perkuat timnas, saya tetap mau demi Garuda,” ucap pemain yang berposisi sebagai bek itu.
editor’s picks:
Keren Coeg, siswa SMP dari Kalapanunggal Sukabumi ikuti turnamen sepakbola di Malaysia
5 fakta wonder kid Sukabumi, naik pangkat, rumah kontrakan hingga utang ke Pegadaian
Berapa harganya di bursa transfer? Ini 5 catatan wonder kid dari Cicurug Sukabumi ke Timnas
[3] 2013: Masuk Timnas U19
Saat duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas, pemuda kelahiran 12 Maret 1996 ini sempat mengikuti seleksi masuk Pelatnas 1 Mei 2013 di Jakarta untuk turnamen Piala AFF U19. Doipun lolos seleksi.
Badan Tim Nasional (BTN) merilis 35 pemain yang akan mengikuti pelatnas AFF U19 Championship 2013, di Wisma UNY dari 1 Juli sampai 4 Agustus 2013. Dalam dafatar pemain tersebut Eri bergabung bersama antara lain Muklis Hadi Ning Syaifulloh, Ilham Udin Armaiyn, Evan Dimas Darmono, Hargiyanto, dan Ravi Murdianto.
Di Timnas U19 itulah, Coach Indra Sjafri mengubah posisinya dari gelandang menjadi pemain bek dan bertahan hingga kini. Meski tak bermain diposisi sesungguhnya, namun Eri bersyukur karena dengan perubahan ini dirinya dapat membela tim besar.
“Coach Indra waktu itu bilang ke saya. Kalau saya memiliki kecepatan sprint yang bisa dimanfaatkan dengan baik di posisi sayap. Sejak itu, saya sering ditempatkan di sayap, hingga sekarang,” ungkapnya.

[4] 2015-2017: Starting player di MU
Pada 2015-2016 Eri bermain di klub kasta kedua, Persibangga Purbalingga, kemudian bergabung dengan Madura United (MU) dan dipinjamkan ke tim PSIR Rembang, sebelum kemudian kembali bergabung dengan MU dan bermain di kasta tertinggi sepak bola tanah air, Liga 1 musim 2017.
Manajemen MU menilai pemain berusia 20 tahun ini memiliki kualitas di atas rata-rata. CEO MU Achsanul Qosasi berharap, setelah ditempa semusim di PSIR, Eri semakin matang sekaligus siap bersaing dengan para seniornya di MU.
Namun, di tim senior, doi tetap harus berusaha keras untuk mendapatkan tempat di tim inti MU. Sebagai pemain muda, ia mengaku sempat canggung karena langsung bergabung dengan Greg Nwokolo, Fachruddin, Slamet Nurcahyo, dan Fabiano Beltrame. “Meski mereka berpengalaman dan senior, mereka sangat care. Mereka teman dan guru yang baik di tim,” katanya.
Karir doi mengalami peningkatan di musim 2017, jika manajemen MU memberi tawaran perpanjangan kontrak, tanpa pikir panjang ia akan mengambilnya. “Kalau ada tawaran, langsung saya terima. Meskipun misal ada pinangan dari tim besar seperti Persib Bandung, saya akan memilih bertahan. Tidak masalah harus jauh dari rumah,” tuturnya.
Performa Eri bersama MU memang cukup meyakinkan, ia dipercaya pelatih Gomes de Olivera tampil reguler di tim utama, dan bermain sama baiknya di posisi bek kanan maupun bek kiri. Iapun diberi kesempatan bermain full time saat menghadapi Sriwijaya FC di Liga 1 pada Kamis (25/5/2017).
Sukses memperlihatkan kualitasnya, tiga pertandingan selanjutnya, Eri selalu dipercaya Gomes Olivera tampil sebagai starting player. “Mereka (pemain U-23) adalah potensi mengagumkan di tim. Tak memungkiri, jika memiliki mereka merupakan keuntungan bagi kami,” kata Gomes, Selasa (20/6/2017).
Eri yang dikenal sebagai pemain dengan penampilan ‘baju masuk’ ini mengatakan, jika kesempatan yang diberikan pelatih untuknya tak lantas membuatnya jumawa dan cepat puas. Ia bertekad setiap mendapat kesempatan berlaga, akan digunakan semaksimal mungkin. Diketahui, hingga MU menjalani 11 laga Liga 1, Eri telah membela timnya itu sebanyak tujuh laga.
[5] 2018: Mencoba peruntungan di tanah Sumatera
Musim 2018, Eri mencoba peruntungan di tanah Sumatera, bersama Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Sekitar (PSPS) Riau, di bawah asuhan pelatih Hendri Susilo. Eri memang gak mampu membawa timnya naik tingkat ke Liga 1, setelah gagal dibabak 8 besar. Namun, ia sukses mempersembahkan throphy tim paling fair play Liga 2 2018 dari PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Memasuki musim 2019, tim berjuluk Laskar Bertuah itu belum melakukan pergerakan dengan alasan belum adanya draft jadwal kapan bergulirnya kompetisi Liga 2 musim 2019 dimulai.
Namun, kabar kurang enak menyeruak, PSPS Riau disebut masih menyisakan tunggakan gaji pemain dan pelatih selama tiga bulan. Padahal Liga 2 sudah berakhir awal Desember 2018. “Pemain saat itu melaporkannya tiga bulan yang belum dibayar,” kata Hendri Susilo.
Dampak dari gaji yang belum dibayarkan ini, banyak pemain PSPS keluar untuk mencari klub baru. Bahkan, terkait gaji yang tertunggak ini, beberapa pemain PSPS pun sempat melapor ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). “Setelah melapor mereka pindah klub,” imbuh Hendri.
Hendri sebenarnya sudah coba mengirim surat ke PT Liga Indonesia Baru, tetapi gak ada kejelasan. Sebagai pelatih dia merasa bertanggungjawab kepada pemain-pemain yang menanyakan masalah tersebut. Sebab, manajemen PSPS selalu mengatakan mereka belum mendapat subsidi dari federasi dan operator kompetisi.
“Pemain hampir semuanya yang belum digaji, tetapi yang membuat laporan hanya 10 orang,” ujarnya.
Manajemen PSPS juga diketahui sudah mengirim surat bahwa mereka tidak sanggup membayar gaji pemainnya. “PT Liga mengatakan dana subsidi untuk PSPS akan ditahan dua termin. Kami tidak tahu kenapa dipersulit,” imbuh Hendri.
Ketika para pemain PSPS Riau lainnya memilih hengkang ke klub lain, lantas bagaimana nasib Eriyanto, kepada sukabumiXYZ.com, ia mengaku memilih bertahan di tim Laskar Bertuah tersebut dengan status free transfer.
Namun, fakta terbaru, ternyata doi gabung Laskar Rencong, Persiraja. Doi bahkan tampil apik dengan memeri satu assist berujung gol penyama kedudukan saat timnya nyaris mengandaskan Persib Bandung dalam fase grup Piala Menpora 2021. Berita selengkapnya, baca Eriyanto: 5 fakta pesepakbola asal Nagrak Sukabumi tampil keren di Piala Menpora 2021
[dari berbagai sumber]