Liverpool mengoleksi 97 poin dan HANYA menjadi runner-up!
Akhirnya Liga Premier Inggris musim 2018/2019 berakhir, Minggu (12 Mei) semalam. Sang juara bertahan alias petahana Manchester City harus menunggu sampai laga terakhir untuk memastikan kembali meraih gelar juara. Pasukan Pep Guardiola berhasil mengunci juara usai mengalahkan Brighton dengan skor 4-1.
Semua pundit alias pengamat bola sepakat bahwa Liga Inggris musim ini menyajikan persaingan juara paling berat, walau akhirnya hanya diramaikan oleh duo City-Liverpool. Sebagai buktinya, lihat saja raihan poin Liverpool yang mencapai 97. Dalam kesempatan lain atau di liga lain, raihan itu akan sangat cukup untuk menjadi juara, namun nyatanya Si Merah harus puas di posisi dua.
Berikut lima drama di akhir Liga Inggris yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber.
[1] City puas dengan Liverpool
The Citizens harus memastikan gelar juara Liga Inggris hingga pekan terakhir. Persaingan dengan Liverpool disebut paling berat dan sekaligus sangat memuaskan bagi City. Well, Sergio Aguero dkk pantas puas dengan raihan kali ini. Pasalnya, mereka sempat tertinggal tujuh poin dari Liverpool dan akhirnya mampu membalikkan keadaan hingga menyalip Liverpool di saat-saat terakhir.
Dengan pencapaian ini, kapten City, Vincent Kompany pun mengungkapkan kegembiraannya. “Saya kira ini yang paling sulit dan paling memuaskan. Liverpool sungguh luar biasa. Mereka tak pantas menjadi pecundang. Tapi, saya senang untuk tim. Kami mempunyai hasrat yang luar biasa,” kata Kompany.
[2] Gara-gara Everton, Liverpool gagal maning
Lalu, di mana salah Liverpool sampai harus gagal juara? Dari berbagai sebab yang muncul, salah satunya adalah peran sang lawan sekota, Everton. Hasil imbang 0-0 di kandang Everton pada pekan ke-29 tanggal 3 Maret lalu bisa dibilang jadi kunci perburuan gelar juara musim ini. Sebab di saat itulah City menggeser Liverpool setelah 12 pekan memburu rivalnya itu.
Sejak pekan ke-30, Liverpool dan City sama-sama meraih sembilan kemenangan beruntun. Memang Liverpool sempat bergantian memuncaki klasemen tapi itu karena City punya satu laga simpanan tersisa saat mereka tampil di final Piala Liga Inggris.
“Saya tahu orang-orang pasti akan selalu mencari alasan untuk ini, tapi saya rasa kami sudah tampil semaksimal mungkin. Saya tahu orang-orang bakal bilang City dinaungi keberuntungan dengan gol-gol menghadapi Arsenal dan Burnley, tapi kami juga mencetak gol telat menghadapi Spurs serta Newcastle,” ujar manajer Liverpool, Juergen Klopp.
BACA JUGA:
Klub Inggris ‘meratui’ Eropa, tidak dengan timnasnya? 5 fakta all-England final Champions dan Europa
Chelsea pasti ke UCL, Arsenal-MU “maljum-an” musim depan, 5 ending dramatis EPL
[3] Tiga stiker Afrika jadi topskor
Catatan unik lain yang menutup Liga Inggris musim 2018/19 adalah tiga pemain keluar sebagai top skorer. Mereka adalah striker Arsenal asal Gabon, Pierre-Emerick Aubameyang dan duo striker Liverpool, Sadio Mane dan Mohamed Salah. Masing-masing mereka mencetak 22 gol dan memastikan diri sebagai tiga pencetak gol terbanyak musim ini.
Aubameyang memastikan angka 22 gol setelah mencetak dua gol dalam kemenangan Arsenal 3-1 atas Burnley. Mane juga menambah dua gol saat Liverpool mengalahkan Wolverhampton Wanderers 2-0. Sementara itu, Salah gagal menambah jumlah gol di pekan terakhir. Striker Liverpool asal Mesir ini torehan golnya tertahan di angka 22 dan menjadikannya dua musim beruntun sebagai top skorer.
Menariknya, ketiga pemain yang menjadi top skorer Liga Inggris musim ini adalah para striker asal benua Afrika. Aubameyang dari Gabon dan Mane dari Senegal.
[4] Goodbye, Hazard!
Satu kabar tak menyenangkan mencuat bagi Liga Inggris, terutama Chelsea. Bintang mereka Eden Hazard sepertinya akan benar-benar pergi ke Real Madrid. Walau belum memastikan diri, namun “kode keras” telah diungkapkan secara tersirat baik oleh Hazard sendiri maupun manajer Mauricio Sarri. Kepergian Hazard yang sudah merumput di Inggris selama 7 musim tentunya bukan hanya kehilangan bagi Chelsea, namun bagi Liga Inggris.
Hazard sendiri menyatakan dengan jelas telah membuat keputusan walau tak memperjelas keputusan seperti apa. “Saya sudah membuat keputusan kok, tapi ini bukan hanya soal saya. Kami masih punya final Liga Europa dan kita lihat saja nanti,” ujar Hazard di Sportskeeda. “Saya sebenarnya ingin masalah ini cepat selesai tapi itu tidak terjadi. Saya masih menunggu seperti Anda dan fans yang juga menantikan jawaban saya,” sambungnya.
Lalu, ditanya wartawan hal yang sama, Sarri menyatakan bahwa, “Kita semua harus menghargai keputusan Hazard pada akhirnya. Saya tentunya ingin dia (Hazard) tetap di Chelsea, namun keputusannya ada di tangan dia.”
[5] Apa kabar MU?
Hampir lupa, Gaess, Manchester United apa kabarnya ya? Hasil buruk malah terjadi di laga terakhir Paul Pogba dkk. Bermain di kandang sendiri, mereka malah dibekuk oleh klub yang terdegradasi Cardiff dengan skor 0-2. Sungguh memalukan!
Maka, wajarlah jika manajer Ole Gunnar Solskjaer mawas diri ketika ditanya targetnya musim depan. Baik Ole, jangankan mengejar Manchester City dan Liverpool, melawan klub medioker saja sudah sulit. Maka Ole menegaskan musim depan MU targetnya hanya membidik empat besar dan trofi-trofi minor.
“Butuh waktu panjang untuk mengejar para pemuncak klasemen. Buat kami, fokus jangka pendeknya adalah masuk kembali ke empat besar. Kami akan bermain di Liga Europa, Piala FA, Piala Liga Inggris dengan harapan bisa kembali dapat trofi, karena MU tak bisa berlama-lama tanpa trofi. Jose (Mourinho) memenangi Liga Europa dan itu adalah target yang realistis,” ujar Ole.
Well, GGMU!
[dari berbagai sumber]