Sejumlah kendaraan tak mampu lintasi tanjakan curam akibat kurang fokus.
Jalur sepanjang 33 km jalan menuju Ciletuh Geopark (pantai Palangpang), melalui jalur Loji (Kecamatan Simpenan), terdapat banyak tanjakan dan kelokan. Tanjakan yang kini paling terkenal di jalur menuju Geopark Ciletuh-Palabuhanratu itu, diberi nama Tanjakan Dini.
Nah, Gaess, kalian penasaran mengapa diberi nama Tanjakan Dini? Simak kuy lima infonya.
[1] Rp200 Miliar
Pembangunan jalur sepanjang 33 km ini kabarnya menelan biaya hingga Rp200 miliar, Gaess. Tanjakan Dini tepatnya berada di daerah Girimukti, Kecamatan Ciemas. Tanjakan ini memiliki tingkat kecuraman sangat tinggi apabila dibandingkan dengan tanjakan-tanjakan lain di jalur yang sama.
Sebelum disebut tanjakan Dini warga sekitar menyebutnya dengan nama tanjakan Legok. Entah siapa yang kemudian pertama kali menyematkan nama Dini.
[2] Mengapa disebut Tanjakan Dini?
Sebelum jalan tersebut dicor dan hotmix, saat masih berupa tanah merah, di lokasi jalur maut ini pernah terjadi kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa seorang wanita bernama Dini. Almarhum merupakan penduduk setempat yang tewas saat mobil yang ditumpanginya terperosok ke jurang.
Dini seorang ibu muda, warga Girimukti yang tewas dalam kecelakaan di tanjakan tersebut. Dini tewas seketika bersama jabang bayi yang dikandungnya saat mobil jenis Colt Mini L300 yang ditumpanginya, terbalik dan jatuh ke jurang lantaran tidak mampu menapaki tanjakan tersebut. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun.
[3] Jangan sebut lagi Tanjakan Dini
Gen XYZ Sukabumi yang pernah melintasi jalur Loji-Ciletuh, tentu sudah tidak asing lagi dengan tanjakan maut yang satu ini. Jika kalian melintasinya, wajib super duper ekstra hati-hati.
Setelah sekian lama menjadi nama tanjakan, keluarga almarhum Dini merasa keberatan jika nama keluarganya tersebut diabadikan menjadi nama tanjakan maut. Nah, Gengs, untuk menghormati keluarga alamarhum Dini, Gen XYZ Sukabumi perlu aware dan tidak lagi menggunakan nama Dini. Mulai sekarang, kalian bisa kembali menggunakan nama awal tanjakan tersebut, yakni Balewer atau Cilegok.
Editor’s Picks:
5 info gen XYZ mesti aware, akibat pergaulan bebas pernikahan dini di Sukabumi masih tinggi
Habibi, Dini, dan 5 tanjakan maut di Sukabumi
[4] Ganti nama, tetap waspada
Nah, meskipun telah berganti nama, namun tingkat kerawanannya tidak berubah, Gaess. So, pada musim liburan panjang kali ini, pengendara roda dua maupun empat yang akan menuju tempat wisata Geopark Ciletuh agar tetap berhati-hati melintas jalur yang terjal ini.
“Kami menghimbau pengendara agar selalu memeriksa kondisi kendaraan saat memasuki jalur Geopark, mengingat jalur ini memiliki tanjakan dan turunan cukup ekstrem. Selain kondisi fisik kendaraan yang perlu diperhatikan, pengendara juga harus tetap fokus saat mengemudi, karena banyak tikungan tajam yang berpapasan langsung dengan laut lepas,” pinta Kanit Laka Lantas Polres Sukabumi Iptu Nandang Herawan, kepada wartawan, Kamis (6/6/2019).
[5] Akibat kurang fokus dan telat mengoper gigi
Dijelaskan Nandang, tidak sedikit kendaraan yang melintas di Tanjakan Balewer harus berhenti di tengah jalan akibat tidak kuat menanjak atau telat mengoper perseneleng. Tak mengherankan jika pada musim liburan panjang kali ini sejumlah petugas kepolisian disiagakan di tanjakan maut tersebut. “Banyak kendaraan harus berenti ditanjakan, karena tak kuat, akibat kurang fokus dan telat mengoper gigi saat melintasi tanjakan,” ujarnya.
Guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan, pihak Satuan Gabungan (Satgab) yang terdiri dari TNI-Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sukabumi, siap siaga di sepanjang tanjakan untuk membantu kendaraan yang tak kuat menanjak.
Selain itu, Satgab juga standby di titik-titik keramaian dan rawan sejak H-7 lebaran termasuk di ruas jalan turunan dan tanjakan ekstrem. Sedikitnya telah disiapkan 8 Pos PAM, 6 Pos Wisata, 14 Pos Pantai, 2 Pos Pelayanan, dan 1 Pos Terpadu.
Nah, ingat ya, Gaess, untuk menghormati keluarga almarhum Dini, mulai sekarang kita sebut Tanjakan Balewer saja.
[dari berbagai sumber]
