Banyak inovasi telah dilakukan sang kades, dari mulai penataan aliran sungai hingga mengubah tempat tempat kumuh menjadi indah dan menarik untuk dikunjungi.
Perjalanan kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Tenjolaya, Aryo Bangun Adinoto cukup mencengangkan Gaess. Jika sebelumnya ia dikenal sebagai kades yang kaya akan ide dan inovasi, warga Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi kini justru dibuat tercengang dengan kabar bahwa ia diduga menggelapkan dana desa (DD) yang diperuntukkan untuk bansos warga terdampak pandemi Covid-19.
Banyak inovasi telah dilakukan sang kades, dari mulai penataan aliran sungai hingga mengubah tempat tempat kumuh menjadi indah dan menarik untuk dikunjungi.
Kok bisa ya Gaess? Nah berikut adalah lima catatan doi, dari inovasi ke balik jeruji besi.
[1] Batu Ceria
Batu Ceria adalah nama kawasan yang memiliki panjang sekira 100 meter dan lebar sekitar 60 sentimeter. Lokasi ini diminati warga dari berbagai usia, dari mulai bocah belia, remaja, dewasa hingga orang tua silih berganti mengunjunginya.
Gak cuma lantai kerikil bercat warna warni, yang sekaligus berfungsi sebagai sarana rileksasi dan refleksi, Pemerintah Desa Tenjolaya bersama warga juga melengkapinya dengan pernak-penik menarik seperti payung warna-warni, banner bergambar sebagai spot selfie berlatar sawah dan Gunung Salak.
Dikutip dari sukabumiupdate.com, Kades Aryo Bangun Adinoto mengatakan, ide awal Batu Ceria berasal dari kesadaran adanya potensi panorama alam di desanya. “Hingga terpikir bagaimana warga bisa menikmatinya. Dan terapi Batu Ceria ini hasilnya. Berjalan di atas lantai batu ini sama dengan refleksi,” jelasnya.
Nah Gaess, untuk menggenjot kunjungan, Pemdes Tenjolaya menggelar kontes foto. Inovatif kan Gaess? Dan Batu Ceria ini hanya contoh kecil saja ihwal inovasi sang kades.
[2] Kades Tenjolaya ingatkan warganya soal virus Corona
Pemdes Tenjolaya gencar sosialisasi kepada warganya untuk tetap menerapkan protokol Covid-19 ketika beraktivitas. Aryo Bangun Adinoto mengatakan, sosialisasi yang diberikannya terkait 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
Gak cuma itu Gaess, doi juga membagikan ribuan masker dan memberi tempat mencuci tangan ke setiap kedusunan. “Tempat cuci tangan itu dibagkan, tiap RW satu, di sini ada lima RW,” tuturnya.
Kekuatiran Aryo cukup beralasan mengingat ditemukannya dua pasien meninggal akibat Covid-19 tanpa gejala klinis. “Dua orang itu usianya juga produktif. Nah yang saya pengen tahu seperti apa Dinas Kesehatan menanggapi hal ini, saya sedang berkoordinasi dengan Puskemas Cipari.”
editor’s picks:
Sukabumi dan 653 daerah di Indonesia rawan narkoba, ini 5 info ‘Desa Bersinar’
Kades Cibuntu dan Pagelaran ditahan Kejari Sukabumi, diduga gelapkan Dana Desa Rp1,2 M
Dana desa bermasalah di 17 desa Kabupaten Sukabumi, ini 5 infonya
[3] BLD DD bermasalah kades “diamankan” polisi
Entah bagaimana ceritanya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa(DD) dinilai bermasalah karena sudah tiga bulan tak juga kunjung dibagikan Pemdes Tenjolaya.
Wargapun mendesak kades untuk melakukan mediasi terkait penundaan pembagian BLT-DD yang belum kunjung cair. Mediasipun digelar pada Rabu (10/3/0221) pukul 11.30 WIB di Aula Desa Tenjolaya dihadiri sekira 40 penerima bantuan. Mediasi yang dilakukan didasari atas adanya keterlambatan realisasi BLT-DD tahap 4-5 dan 6 selama kurang lebih 3 bulan.
Turut hadir dalam mediasi, antara lain Camat Cicurug Wawan Gondawan, Kapolsek Cicurug Kompol Parlan dan mewakili Danramil 0713/Cicurug Sertu Roydison. Dalam sambutannya, Kompol Parlan mengatakan mediasi antara warga dan kades berjalan tertib dan kondusif walaupun tuntutan warga belum bisa diakomodir oleh kades.
Sekadar informasi ya Gaess, keluarga penerima bantuan dari BLT-DD di Desa Tenjolaya berjumlah 166 orang masing masing Rp300.000,-/bulan, atau total Rp149.400.000,- (seratus empat puluh sembilan juta empat ratus ribu rupiah).
[4] Kuawatir diamuk warga, Kades Tenjolaya ‘diamankan’ polisi
“Sementara diamankan dulu sampai menunggu proses lebih lanjut. Audit dari Inspektorat akan penyalahgunaan dugaan wewenang tersebut. Karena, melakukan tindak korupsi dan lain lain, tidak seperti maling ayam. Kita belum bisa menentukan kades ini sebagai tersangkanya. Tetapi diduga mengarah ke sana sesuai pengakuan bersangkutan. Yang jelas akan masih menunggu dan terus koordinasi dengan kecamatan,” kata Kompol Parlan seperti dikutip dari jurnalsukabumi.com.
“Sampai sekarang BLT tahap 4, 5 dan 6 belum cair sampai sekarang. Saat ditanyakan, desa menjawab akan membayar tanggal tanggal 28 Februari. Namun, setelah datang ke desa, kades minta tanggal 10 Maret. Nah, sekarang tanggal sepuluh juga malah tidak dibayar,” terang Ketua RT 06/02 Kampung Pangkalan, Desa Tenjolaya, Pudin (48).
Ia berharap, kasus tersebut ditindaklanjuti. Bahkan, bukan soal BLT DD saja. “Saya minta usut tuntas termasuk persoalan lainnya. Karena, kades sudah berani merugikan masyarakat begitu banyak hak warga Tenjolaya yang dirugikan,” harapnya.
[5] Tunggu penyelidikan lanjutan, Kades Tenjolaya menginap di balik jeruji besi
Ditegaskan Kapolsek Cicurug Kompol Parlan, Kades Tenjolaya sudah diamankan atau diselamatkan dari kemarahan warga. Sembari menunggu penyelidikan dugaan korupsi dana desa BLT-DD untuk warga terdampak Covid-19 yang dituduhkan kepadanya.
“Sementara diamankan dulu sampai menunggu proses lebih lanjut karena penyalahgunaan wewenang, dugaan tindak korupsi dan lain lain itu tidak serta-merta harus ada penyelidikan. Kita masih berkoordinasi dengan unit tipikor Polres Sukabumi,” kata Kompol Parlan, Rabu (10/03/21).
Jelas ya Gaess, bukan ditangkap polisi, tapi hanya diamankan untuk mencegah hal-hal gak diinginkan akibat amuk massa sambil menunggu penyelidikan lanjutan oleh Inspektorat Kabupaten Sukabumi.
Btw, sayang ya Gaess, inovasi-inovasi si kades harus tercoreng kejadian ini. So, jika kamu kamu menjadi pejabat publik, wajib hukumnya berhati hati ya Gengs.
[dari berbagai sumber]