Jalan pintas ala Nurjanah, gadis asal Nagrak Sukabumi

257
SHARES
2k
VIEWS

Menurut catatan KPA, mayoritas pelaku bunuh diri adalah remaja berusia 13-17 tahun.

Kasus ABG alias anak baru gede melakukan bunuh diri akibat putus cinta bukanlah kasus baru. Sangat disayangkan kasus yang berhubungan dengan penyakit depresi itu sudah banyak terjadi di Indonesia. Terbaru, seorang ABG di Sukabumi datang ke rumah sakit dan minta disuntik mati gegara putus cinta.

Namun hampir bisa dipastikan ini kasus depresi dan cenderung cari perhatian alis caper. Artinya, kalau benar-benar mau bunuh diri, mengapa harus bilang-bilang ke pihak yang sudah pasti melarang dia melakukan bunuh diri ya, Gengs?

[1] Anak SMA minta suntik mati

Seorang ABG berjenis kelamin perempuan yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) Kamis (31 Januari) mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH atau biasa disebut Bunut, dengan permintaan menghebohkan. ABG yang diketahui berinisial L dan berusia 18 tahun asal Cibadak minta ke petugas medis di instalasi gawat darurat (IGD) untuk disuntik mati.

Petugas yang mendengar keinginan dari ABG itu langsung dibuat kaget dan mengamankannya ke ruang khusus. Rupanya alasan yang membuat si ABG meminta untuk disuntik mati karena ia baru saja putus cinta. “Saat kami menanyakan apa alasannya, perempuan tersebut mengaku baru putus dengan pacarnya,” kata Humas RSUD R Syamsudin SH Wahyu Handriana seperti dikutip dari Antara.

[2] Fenomena putus cinta penyebab ABG bunuh diri

Rupanya, kasus ABG melakukan bunuh diri akibat putus cinta atau patah hati telah lama menjadi perhatian serius Komnas Perlindungan Anak (PA). Menurut catatan lembaga tersebut, mayoritas pelaku bunuh diri adalah remaja berusia 13-17 tahun.

Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menunjukkan sejumlah parameter yang menyebabkan para remaja belia itu bunuh diri, yakni putus cinta, tersangkut masalah ekonomi, dan dishar