Di Afrika Selatan, makanan khas lebarannya terpengaruh Indonesia, lho!
Lebaran atau Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi. “Baunya” sudah terasa di ujung hidung. Kesibukan beri’tikaf di masjid pun makin ramai dilakukan.
Selain itu, lebaran ya sebuah perayaan. Berbagai persiapan pun dilakukan muslim di seluruh dunia, termasuk di Sukabumi tentunya. Kesibukan-kesibukan seperti mempersiapkan makanan, membersihkan rumah, menyiapkan rencana mudik, dan lain sebagainya dilakukan.
Tahu gak, tradisi mudik Lebaran di Indonesia ternyata merupakan salah satu fenomena yang menarik perhatian orang di dunia. Ini dia 5 perayaan Idul Fitri yang tak kalah menariknya dari berbagai penjuru dunia.
editor’s pick: Wanita Sukabumi berani memukau saat Lebaran dengan 5 model rambut pendek sebahu ini
[1] Afghanistan: telur siapa yang paling kuat?
Muslim Afghan, seperti halnya Muslim dis eluruh dunia, merayakan Idul Fitri dengan shalat Id, membersihkan rumah dan menyiapkan kue-kue untuk Lebaran. Salah satu ciri khas Lebaran di Afghanistan adalah Tokhm-Jangi atau perang telur. Apa itu?
Rupanya sudah menjadi tradisi di Afghanistan bahwa di hari Lebaran mereka berkumpul di lapangan dan mengadu telur yang sebelumnya mereka rebus dahulu. Telur yang paling kuat (tidak pecah) dia lah yang menang. Oalah..!
editor’s pick: Mangkrak 18 tahun, ini 5 catatan jalan panjang pembangunan Tol Bocimi
[2] Cina: mengunjungi makam Sayyid Ajjal
Selain etnis mayoritas Han, di Republik Rakyat Cina terdapat 56 kelompok etnis. Dua etnis di antaranya, Uyghur dan Hui, mayoritas beragama Islam. Secara total, jumlah Muslim di Cina mencapai 25 juta jiwa.
Di provinsi Yunnan, banyak Muslim di sana mengunjungi makam Sayyid Ajjal saat Lebaran. Dan itu menjadi tradisi setiap tahun. Sayyid Ajjal Shams Al Din Omar, demikian nama panjangnya, adalah gubernur pertama Yunan yang menyebarkan agama Islamdan mempraktikkan toleransi di antara pemeluk agama. Selama Lebaran, Muslim Yunan berziarah ke makam Sayyid Ajjal dan membaca Al Qur’an di sana.
editor’s pick::Ini dia 5 musisi dan band nasional asal Sukabumi dari masa ke masa
[3] Turki: Bayram manisan
Di Turki, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Ramadan Bayram atau Seker Bayram – tradisi Bayram manisan. Selain shalat Ied dan berkumpul dengan keluarga, anak-anak mendapatkan berbagai macam manisan atau permen, seperti cemilan khas Baklava. Di Turki juga ada tradisi yang mirip dengan Indonesia, di mana anak-anak harus mencium tangan kanan orang tua.
[4] Australia: lebaran multi-kultural
Sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi berbagai budaya dan agama, Muslim dan non-Muslim berkumpul bersama untuk merayakan Lebaran. Awalnya acara tersebut diadakan di Sydney pada tahun 1994. Sekarang juga diselenggarakan di Melbourne dan Canberra. Acara tersebut melibatkan 150 stand dagangan makanan dari berbagai tradisi yang ada.
Dan di hari itu, perusahaan-perusahaan di Australia meliburkan karyawannya yang beragama Islam untuk merayakan Idul Fitri. Nice!
editor’s pick: Ini 5 menu ikan asin peda istimewa, layak menjadi favorit orang Sukabumi
[5] Afrika Selatan: ada menu Indonesia
Sama seperti di Indonesia, Muslim di Afrika Selatan merayakan Idul Fitri dengan shalat Ied, lalu berpakaian yang terbaik dan berkumpul dengan keluarga. Pada saat berkumpul itu, khusus di hari yang fitri, disajikan makanan khas yang mereka beri nama menu Cape Malay. Malay?
Rupanya menu tersebut dipegaruhi oleh Indonesia dan Malaysia, dan menjadi makanan khas Muslim yang banyak tinggal di kota Cape Town. Itulah mengapa diberi nama Cape Malay.
Kabarnya makanan-makanan yang juga berbasis nasi, lalu ada semacam gorengan, kue-kue, semacam rendang juga, dulunya dibawa oleh budak-budak dari Malaysia dan Indonesia yang dibawa oleh Belanda ke Cape Town.
FYI, salah seorang penyebar Islam di Cape Town, Afrika Selatan adalah Syekh Yusuf, seorang ulama besar keponakan Raja Gowa yang dibuang Belanda dan mendirikan Kampung Makassar.
(dari berbagai sumber)