Munculnya cinta dipicu oleh aktivitas otak yang berpadu dengan reaksi hormon.
Semua orang pernah jatuh cinta, berjuta rasanya. Namun tatkala cinta berakhir, dunia pun serasa hancur lebur berkeping-keping. Jadi, cinta itu tidak logis. Ia berada di wilayah perasaan. Hmm…ada benarnya, tapi tak sepenuhnya tepat, Gaess. Soalnya, cinta juga bisa diteliti secara ilmiah.
Lalu, apa hasil studi ilmiah tentang cinta? Ini dia lima fakta yang diungkap sains tentang cinta.
1. Patah hati bisa picu serangan jantung
Secara ilmiah, ternyata timbullah rasa cinta sama seperti timbulnya rasa lapar dan haus. Bedanya, rasa cinta terasa lebih kuat dan berlangsung lebih lama. Saat kalian jatuh cinta, maka otak akan melepas beberapa zat seperti Pheromone, Dopamine, Norepinephrine, Serotonin, Oxytocin, dan Vasopressin. Apa sih itu? Gak penting, yang pasti semua zat itu memberikan rasa bahagia.
Kebalikannya, ketika kalian patah hati, otak akan mengaktifkan daerah yang berhubungan dengan rasa sakit di tubuh. Tau gak, Gaess, dalam kondisi patah hati yang parah, tubuh manusia melepaskan unsur kimia yang dapat mengakibatkan serangan jatung dan mendatangkan kematian. Fenomena itu disebut dengan brokenheart syndrome (sindrom patah hati). Waduh, hati-hati kalau patah hati ya, Gaess.
2. Detak jantung pasangan dimabuk cinta bisa sama
Coba lakukan nih ya buat kalian yang punya pacar. Lakukan saling menatap selama 5 menit, dan kalau ada gunakan alat monitor jantung. Ternyata dalam 5 menit ini kedua jantung kalian akan mulai sinkron dan pada akhirnya berdetak secara bersamaan. Wow.
Fenomena ini bisa dibuktikan secara ilmiah. Tapi yang belum terjawab adalah mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Well, tak semua harus bisa dijelaskan secara ilmiah, kan.
BACA JUGA:
Gen alfa anak generasi millenial, lahir 2,5 juta per minggu, 5 fakta netizen Sukabumi mesti ngeh
20 ribu warga kota Sukabumi nganggur, ini 5 faktanya Gaess
Gen Y Sukabumi, daripada hulang-huleng selepas SMA mending coba 5 hal keren ini
3. Orang jenius jadi bodoh gegara cinta
Jatuh cinta itu “barang” yang sangat berbahaya. Orang yang jatuh cinta setiap hari memikirkan si dia, bahkan setiap saat. “Dia sedang apa, ya?” “Dia mikirin aku nggak, ya?” dan berbagai macam pikiran yang obsesif.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata fenomena yang timbul pada otak memang sama persis dengan mereka yang mengalami sindrom obsessive compulsive disorder (OCD).Terbukti juga bahwa saat jatuh cinta, orang mengalami berkurangnya kontrol kognitif. Dengan kata yang lebih sederhana, cinta membuat orang jadi bodoh, sejenius apapun orang itu.
Jadi jangan heran kalau tiba-tiba kamu tidak konsen dalam mengerjakan suatu hal, seperti mengerjakan soal, atau mengerjakan pekerjaan kantor. Ini tanda kamu sedang jatuh cinta, hanya ada si dia di kepalamu. Cieee…
4. Filofobia
Semua hal di dunia ini selalu memiliki penyakit “phobia”-nya. Ini fakta yang tak terbantahkan di dunia sains. Tak terkecuali juga cinta punya phobianya. Namanya Filofobia. Penyakit ini katanya membuat orang untuk takut jatuh cinta. Biasanya penyebab utamanya adalah trauma masa lalu, atau ada yang salah dengan pola pikir yang sudah terbentuk di otaknya.
Jangan-jangan yang masih jomblo menderita penyakit Filofobia nih, Gaess? Wah..wah…
5. Cinta juga jadi obat
Jangan khawatir, selain penyakit cinta alias fobia, cinta juga terbukti bisa menyembuhkan sakit lho. Bukan hanya sakit hati lho ya. Tapi sakit kepala, sakit gigi, atau sakit encok. Kok bisa? Karena rasa cinta yang muncul membuat otak melepas hormon Oxytocin yang berfungsi sebagai painkiller (penghilang rasa sakit.
Pantas saja yang kenapa tubuh kita menjadi lebih enak dan tenang saat dipeluk oleh orang yang kita sayangi dan cintai. Bahkan cukup dengan melihat fotonya saja, bisa menghilangkan rasa sakit. Wow, amazing sekali cinta itu ya, Gaess.
Nah, gimana Gaess? Sekarang tahu kan alasan ilmiahnya mengapa kamu jadi suka rada-rada “aneh” kalau lagi jatuh cinta atau patah hati? Hehe… (dari berbagai sumber)