Tsunami Selat Sunda menjadi refleksi bagi warga Sukabumi untuk melakukan hal-hal positif.
Duka korban tsunami Selat Sunda, Banten dan Lampung, menginspirasi banyak kalangan untuk lebih banyak mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa ya, Gengs.
Banyak kegiatan sosial keagamaan digelar untuk menggalang donasi bagi korban yang menewaskan 400 orang lebih tersebut.
Bahkan nih, Gaess, malam pergantian tahun yang biasanya dirayakan dengan hura-hura, itu tidak terlalu nampak terlihat pada malam pergantian tahun 2018 ke 2019 tadi malam.
Bagitupun dengan generasi XYZ Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, pada malam pergantian tahun tadi malam, mereka mengadakan acara sosial keagaaman dengan mengadakan tabligh akbar dan santunan bagi warga dhuafa yang dikemas dengan tema “Kalapanunggal Bershalawat”.
Berikut lima infonya, Gengs.
1. Malam pergantian tahun
Gaess, kegiatan malam pergantian tahun bagi banyak kalangan muda Sukabumi lazim dilakukan dengan melakukan kegiatan yang jauh dari nilai-nilai kepedulian.
Namun, momentum peristiwa tsunami Selat Sunda menjadi refleksi bagi banyak warga Sukabumi untuk lebih banyak melakukan hal-hal positif pada perayaan pergantian tahun dari 2018 ke 2019.
2. Gabungan ormas menggelar Kalapanunggal Bershalawat
Di Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi misalnya, gabungan seluruh organisasi massa menggelar acara sosial keagamaan dengan tajuk “Kalapanunggal Bershalawat”.
“Ormas yang terlibat antara lain FPI, LPI, BATF, LMP, KPGS, Dulur Salamina, IRMADA, MSA, GPS 06, KNPI, Pemuda Pancasila, GASAK 46, Karang Taruna, BBRP, dan Poskab Sapu Jagat,” terang Ustadz H. Muhammad Agus Harimukti yang juga merupakan Ketua Front Pembela Islam Kecamatan Kalapanunggal kepada sukabumiXYZ.com, Selasa (1/1/2019).
BACA JUGA:
5 sederhana tuna netra Kalapanungal Sukabumi, hidup Rp8 ribu/hari hingga doa bahasa Sunda
Dari 47 kecamatan di Sukabumi, cuma satu yang tak mengirimkan TKI, ini 5 faktanya
Keren Gengs, 1 Muharram bendera Palestina berkibar di Kalapanunggal Sukabumi, ini 5 infonya
3. Didukung ulama dan umara
Selain ormas, Kalapanunggal Bershalawat juga mendapat dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Kalapanunggal, dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat.
4. Penceramah dari luar daerah
Kalapanunggal Bershalawat menampilkan mubaligh KH Awit Mashuri dari Jakarta, dan KH Moch Entis Sutisna S.Pd.I dari Bogor. Selain jajaran Muspika, tokoh masyarakat yang hadir antara lain H. Dedi Damhudi, SE., dan Yusuf Fuadz.
5. Santunan dan sunatan massal
Kerennya lagih nih, Gengs, meskipun kegiatan yang diakhiri dengan doa bersama untuk Korban Longsor Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, ini diguyur hujan deras, tidak menyurutkan hadirin untuk menyukseskan puncak acara rangkaian kegiatan sunatan massal dan santunan bagi 100 orang yatim piatu dan dhuafa tersebut.
Nah, Gaess, semoga “Kalapanunggal Bershalawat” ini bisa menjadi inspirasi buat generasi XYZ Sukabumi lainnya untuk melakkukan kegiatan serupa di daerahnya masing-masing ya.