Dari pesepakbola Parakansalak, seniman parungkuda, hingga guru besar dari nyalindung.
Hai gen XYZ Sukabumi, ada banyak lho tokoh asal Sukabumi terkenal di mancanegara. Dari mulai guru besar ekonomi dunia Willem Eduard de Graaf, seorang pilot penggempur pasukan NAZI Anda Kerkhoven, ilustrator Marie Cramer, dan Erica Tepstra, perenang Belanda dari Kolam Renang Prana, hingga keluarga orintolog Bartels dari Pasirdatar, Kecamatan Cisaat.
Selain tokoh-tokoh yang sudah dikenal tadi, ternyata masih ada lho tokoh-tokoh lain yang terkenal di negeri orang. Hal tersebut karena sejak dulu Sukabumi telah menjadi semacam melting pot atau panci peleburan banyak bangsa yang tinggal, menikah, hingga memiiki keturunan.
Mereka datang untuk mencari peruntungan, karena banyak perkebunan besar berskala dunia yang juga menggerakan roda bisnis di Sukabumi. Jaringan dengan luar negeri sangat terbuka dan bersifat langsung sehingga akses orang Sukabumi untuk pergi ke luar negeri juga terbuka, meskipun hanya untuk sebagian kalangan, mengingat kita saat itu masih dijajah.
Berikut lima fakta tokoh Sukabumi yang sangat menarik disimak ya, Gengs.
1. Miel Mundt, pesepakbola dari Parakansalak
Mungkin kita pernah melihat ada anak kecil yang naik gajah di Parakansalak dalam foto-foto lama Sukabumi dari KITLV. Mereka adalah anaknya keluarga Mundt. Ternyata nih, Gengs, salah seorang dari mereka adalah pemain bola legendaris Belanda bernama Emil Gustav Mundt (Miel Mundt) yang dipotret pada usia 8 tahun.
Saat itu dia menunggang gajah paling depan bersama adiknya, dalam foto lain dia duduk sebelah kanan (mukanya agak lonjong). Mundt lahir di Parakansalak pada 30 Mei 1880 dari ayah G.C.F.W. Mundt, seorang administrator perkebunan saat itu.
Ayahnya juga salah satu pemrakarsa gamelan Sari Oneng bersama Kerkhoven dari Sinagar. Kesukaannya selama di Parakansalak memang bermain bola kulit, tempat bermainnya di depan landhuis atau yang disebut Gedung Patamon.
Tidak jelas dia sekolah dimana selama di Sukabumi. Namun, saat dewasa dia tercatat kuliah di Belanda dan kurang berminat dengan dunia perkebunan karena kadung hobi bermain bola.
Sejak masa kuliah di Belanda dia mengikuti klub sepakbola dan mendaftar di Haagse Voetbal Vereniging. Dia memulai debut profesionalnya pada usia 19 tahun. Mundt bermain dalam 320 pertandingan antara 1899-1916 dan enam kali membawa timnya menjadi juara Belanda.
Mundt juga turut serta dalam Olimpiade Musim Panas 1908 di London. Belanda tidak ikut dalam babak penyisihan, namun dalam pertandingan pertama sama-sama mencapai semifinal melawan Inggris. Dalam pertandingan itu, Belanda kalah 4-0. Belanda menang melawan Swedia 2-0 dalam pertandingan memperebutkan medali perunggu.
Pada 1908 dan 1909, ia bermain empat kali untuk tim nasional Belanda, di mana ia menjadi kaptennya. Pada akhir 1920-an dan awal 1930-an, ia duduk di Komisi Pemilihan NVB bersama-sama dengan Henk Herberts dan Karel Lotsy. Ia meninggal di Rotterdam, Belanda, sebagai tokoh bola yang dihormati pada 17 Juli 1949 atau usia 69 tahun.
2. Anda Kerkhoven pahlawan Perang Dunia II dari Jampang Tengah
Anak pemilik perkebunan Panoembangan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ARW Kerkhoven, yaitu Anda Kerkhoven ternyata seorang tentara yang melawan NAZI Jerman di Eropa. Sementara kakaknya Adriaan Paul adalah pilot pesawat tempur pada Perang Dunia II dan menerima medali Broonze Cross.
Sementara adiknya, Julian Kerkhoven, ditangkap Jepang dan jadi Romusha di Birma dan akhirnya meninggal di Fukuoka, Jepang pada Desember 1943. Di antara kisah keluarga Kerkhoven, paling menarik adalah kisah Anda Kerkhoven. Lahir dengan nama Melisande Tatiana Marie (Anda) Kerkhoven pada 10 April 1919 dan tinggal di Panumbangan bersama ayah ibunya.
Saat Bosscha wafat dan digantikan ayahnya sebagai komisaris perkebunan Malabar pada 1928, dia tetap tinggal Perkebunan Panoembangan, Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi. Sejak SMA dia sering dijuluki orang eskimo karna parasnya yang agak mirip orang Tionghoa. Wajar, karena neneknya adalah Tionghoa di Sinagar, Nagrak.
Saat kuliah di Bandung baru ikut ayahnya, kemudian pada masa kuliah dia mengambil pendidikan di negeri Belanda. Sayangnya kemudian Jerman menguasai Belanda sehingga kuliahnya terhenti dan kondisi negeri Belanda menyedihkan.
Jiwa perjuangan Anda kemudian tergerak untuk bergabung dengan organisasi perlawanan bawah tanah melawan Nazi. Dia melakukan sabotase dan penyerangan, menyusup, memalsukan dokumen, membebaskan tawanan dan membuat persembunyian.
Pada 27 Desember 1944, Anda tertangkap saat membawa sekelompok orang untuk disembunyikan beserta nama-nama rahasia. Untuk menjaga rahasia, dia memakan daftar nama-nama tersebut supaya tidak diketahui tentara NAZI.
Anda kemudian dipenjara dan mengalami siksaan berat, mulai dipukuli sampai disetrum, namun ia kuat. Hingga akhirnya Anda dieksekusi mati pada 19 maret 1945 di selatan Groeningen.
Dia ditembak di belakang kepala dari jarak dekat. Liang kuburnya baru ditemukan sebulan kemudian saat Jerman sudah hengkang dari Belanda. Pada Juni 1945, dia dikubur kembali di pemakaman Groeningen.
BACA JUGA:
Mesti tahu nih Gaess, 1 jaksa agung dan 4 menteri asal Sukabumi
Penduduk purba Gunung Padang menyebar ke Sukabumi, 5 fakta gen XYZ mesti tahu
3. John Van Der Sterren pelukis dari Parungkuda
John Van der Sterren, lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 1938. Masa kecilnya dihabiskan di perkebunan teh Pandan Aroem, Parungkuda. Ayahnya menjadi administratur perkebunan yang dibangun oleh Van Massink. Saat Jepang masuk, keluarganya ditangkap dan diasingkan di kamp konsentrasi.
Ketika Jepang kalah, keluarganya beremigrasi ke Selandia baru dan menempuh pendidikan di Rongotai College. Sejak usia dini di Pandan Aroem John suka menggambar terutama kartun, kemudian ia belajar mematung, dan bermain musik.
Akhirnya, setelah didorong oleh pelukis terkenal New Zealand, Cedric Savage, dia mengambil lukisan cat minyak. Pada 1983, dia bekerja sebagai penasihat teknis, mengelola perusahaan asosiasi mereka di Indonesia. Pada saat itulah dia bertemu dengan Didier Hamel, Direktur Duta Seni Rupa Foundation di Jakarta.
Didier menantangnya untuk kembali menekuni seni. Akhirnya John fokus kembali melukis dan berkarya, hingga dikenal sebagai salah satu pelukis lanskap dan potret terkemuka di Indonesia.
4. Mohammad Kasim gitaris yang diabadikan menjadi nama taman
Nama orang Sukabumi juga ada yang diabadikan menjadi nama sebuah taman di Kota Noumea Kaledonia Baru. Raden Mohamed Kasim yang lahir di Sukabumi pada 26 September 1917.
Dia datang ke Kaledonia Baru pada usia 17 tahun dan bekerja sebagai juru gambar (draughtsman) sekaligus penerjemah di perusahaan Le Nickel. Kemudian, ia bergabung dengan perusahaan SCIE Oceanie (Prisunic-Printemps) sebagai poster designer selama 47 tahun. Atas prestasi kerjanya, ia menerima Medali Emas pada 1976.
Mohamed Kasim pandai memainkan gitar Hawaii yang ia pelajari sejak 1939 dan bergabung dengan beberapa grup musik. Dia akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Perancis melalui naturalisasi. Setelah perang usai, ia menjadi gitaris profesional dan membentuk beberapa grup musik di antaranya Le Niaouz Jazz, Le Dynamiques Boys, Le Kassim dan Cocovoil.
Namun yang paling terkenal adalah Les Pacifiques Boys Band. Kasim juga sering diminta menjadi penerjemah bagi komunitas Indonesia di Kaledonia Baru terkait berbagai macam kasus di pengadilan yang terletak di pusat Kota Noumea.
Kasim meninggal dunia pada 12 November 1992.
(disadur dari buku Une histoire en 100 histoires : L’histoire Calédonienne à travers 100 destins hors du commun).
BACA JUGA:
Gaess, ini dia 5 orang Belanda yang punya kedekatan dengan sejarah Sukabumi
Ini dia 5 tokoh olah raga dari Sukabumi, dari wasit FIFA, sniper, hingga Zorro
5. George Lodewijk Gonggrijp Guru besar ekonomi dunia dari Nyalindung
Dari wilayah Nyalindung, lahir seorang guru besar eknomoni yang terkenal di Eropa, yaitu George Lodewijk Gonggrijp. Dia adalah penulis pertama buku Hindia Belanda (Schets Eener Economische Geschiedenis van Nederlandsch Indie-1928).
Lahir di perkebunan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, 17 Oktober 1885. Ia menghabiskan masa kecilnya di Perkebunan Nyalindung, kemudian bersekolah di Belanda dan sesudah lulus kembali ke Sukabumi dan diangkat menjadi pejabat sipil di Kedu.
Beberapa tahun kemudian ia kembali ke Belanda untuk mengajar. Dia pernah menjadi Rektor Universtas Rotterdam tahun 1940-an dan mengajar di beberapa perguruan tinggi dan pernah mengajar di kelas terbuka beberapa kali di Batavia, sebelum Jepang masuk. Gonggrijp juga pernah memberi kuliah umum di Maxim Theatre sekira 1940.
Dia juga menjadi promotor mahasiswa Indonesia yang menjadi begawan ekonomi, Sumitro Joyohadikusumo, ayahnya calon presiden Prabowo Subianto. Saat itu Sumitro melanjutkan studi ekonomi di Rotterdam dan memasuki periode penulisan disertasi pada 5 Mei 1940. Pimpinan Nederlandse Economische Hogeschool menunjuk Prof. Dr. G.L. Gonggrijp sebagai promotornya.
Gonggrijp dikenal sebagai ekonom Belanda pertama yang menulis sejarah ekonomi Hindia Belanda yang menjadi acuan universitas-universitas dunia. Para ekonom Belanda rata-rata mensejajarkannya dengan para ekonom dunia diantaranya John Maynard Keynes dan Adam Smith. Karya tulisnya cukup banyak, baik berupa buku maupun jurnal.
Gonggrijp meninggal pada 26 Februari 1969 di Belanda. Bukunya masih dicetak dan dikaji di universitas-universitas di Eropa.
Demikan, Gaess, sebagian tokoh-tokoh Sukabumi yang dikenal di luar negeri, semoga enjadi inspirasi kita semua untuk terus berkarya dan mengharumkan bangsa.