Manchester City meraih trofi kedua dari potensi lima trofi yang pasukan Pep Guardiola bisa raih musim ini.
Final Piala Liga Inggris alias Carabao Cup, Minggu (24 Februari) malam WIB, antara dua klub raksasa Chelsea vs Manchester City mencuatkan drama yang menjadi buah bibir, terutama di antara fans Chelsea.
Laga sendiri dimenangkan oleh City lewat adu penalti (4-3). Bagi Pep Guardiola, trofi Carabao Cup adalah yang kedua musim ini setelah sebelumnya di awal musim meraih trofi Community Shield. Masih ada tiga trofi yang bisa diraih City musim ini, Liga Premier Inggris, Liga Champions, dan Piala FA.
Lalu bagaimana dengan Chelsea, tadinya jika menang, trofi Carabao diyakini bisa membangkitkan kembali mental Eden Hazard dkk. Sayangnya, bukan trofi yang mereka dapatkan, malah kontroversi yang dipicau sang kiper Kepa ArizzaBALAGA.
Berikut lima drama yang terjadi dalam laga final Carabao Cup yang bikin galau fans Chelsea dan sebaliknya bikin tambah “belagu” fans The Citizens.
1. Chelsea kalah gara-gara BALAGA
Itulah bunyi tuduhan fans Chelsea terhadap sang kiper asal Spanyol Kepa Arizzabalaga. Kepa menolak digantikan oleh kiper senior Willy Caballero di akhir babak kedua perpanjangan waktu. Salah satu alasan manajer Maurizio Sarri mengganti Kepa dengan Caballero adalah karena Caballero jauh lebih berpengalaman dalam hal adu penalti. Bahkan, Caballero disebut-sebut sebagai master dalam adu penalti .
Akibatnya, Kepa hanya bisa melakukan penyelamatan sekali dari tendangan Leroy Sane, dan gagal memblok tendangan Sergio Aguero yang lemah. Sementara kiper City Ederson mampu memblok tendangan Jorginho dan satu lagi David Luiz tendangannya membentur mistar gawang. Hasil akhir 4-3 untuk City.
Dan gegara sikap tidak profesionalnya itu, klub Chelsea pun resmi menghukum Kepa Arrizabalaga berupa denda potongan satu kali gaji per pekan. Nantinya, gaji mingguan Kepa, yang dikabarkan mencapai £195 ribu atau sekira sekitar Rp3,5 miliar, akan didonasikan ke Chelsea Foundation, lembaga amal milik klub.
Ah gara-gara Balaga!
2. Kepa “si brengsek tak profesional”
Drama paling kontroversial dalam laga itu memanglah aksi penolakan Kepa untuk digantikan oleh manajer. “Pemberontakan” Kepa itu memancing hujatan di mana-mana. Pundit alias komentator habis-habisan menghantam sikap Kepa sebagai tak bisa diterima dan Chelsea harus menghukum Kepa, yaitu tak memainkannya lagi. Legenda Chelsea John Terry pun berkomentar yang sama.
Sementara itu yang menarik, di halaman Wikipedia untuk nama Kepa ada editan baru yang berupa hujatan. Ada kalimat “si brengsek tak profesional” dan “ibunya pasti tak mengajarkannya etika apapun.”
Nah, bagaimanakah nasib Kepa selanjutnya? Kita lihat saja nanti di laga Chelsea selanjutnya melawan Tottenham Hotspur tengah pekan ini, apakah Kepa masih dipakai atau tidak!
BACA JUGA:
“Si Badung” Costa ledek CR7, 5 drama #AtleticoVsJuve bikin Juventini Sukabumi baper
Pique: bye bye Ramos! 5 drama kekalahan El Real bikin Madridista Sukabumi galau
Sarri out Zidane in, 5 drama #ChelseaVsMU bikin fans Chelsea Sukabumi nangis
3. Kepa dihujat karena Chelsea kalah
Sebenarnya sih, Kepa takkan dihujat habis-habisan begini jika saja Chelsea menang adu penalti. Cuma karena kalah, maka Kepa menjadi sasaran tembak fans Chelsea. Dari sisi Kepa sekali, ia mengaku tak bermaksud melawan Sarri dan semuanya hanya salah paham.
“Saya tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi, itu bukan citra terbaik,” kata Kepa. “Saya telah berbicara dengan bos. Saya pikir itu sebuah kesalahpahaman,” sambungnya. Kepa mengatakan bahwa saat itu ia sebenarnya hanya berusaha mengatakan bahwa ia tidak mengalami masalah apapun setelah kram. Namun orang-orang melihatnya dan menilainya berbeda.
“Saya pikir itu hanya disalahpahami, dan disayangkan, karena sekarang orang-orang berbicara tentang ini … Saya tidak tahu. Saya tidak tahu. Saya tidak tahu harus berkata apa, selain mengatakan itu bukan maksud saya [untuk menolak dikeluarkan],” Kepa membela diri.
4. Pep: City bukan Barca!
Dari kubu City, ditanya wartawan soal kemiripan City dan Barca, Josep Guardiola enggan membanding-bandingkan dua klub. Bersama Barca, Guardiola memang pernah meraih kesuksesan besar. Sebanyak 14 gelar juara disumbangkan dalam kurun waktu tiga tahun.
Nah, bersama City, Guardiola mempunyai kans untuk membukukan pencapaian yang serupa. Eks arsitek Bayern Munich itu tak mau membanding-bandingkan pencapaian di dua klub yang dia tangani. “Saya tak akan membandingkan. Apa yang kami lakukan di Barcelona itu unik. Ini pemain baru, klub baru, sekarang kita tunggung saja seberapa jauh kami bisa melaju,” katanya.
5. Statistik Man City vs Chelsea
– Manchester City memenangkan Carabao Cup untuk keenam kalinya – hanya Liverpool (delapan) yang mampu meraih trofi lebih banyak dalam sejarah kompetisi.
– Dua laga final Carabao Cup yang harus ditentukan melalui adu penalti berhasil dimenangkan oleh Manchester City (juga pada tahun 2016 melawan Liverpool).
– Ini adalah laga final Carabao Cup pertama yang berakhir tanpa gol sejak tahun 2009, di mana Manchester United sukses mengalahkan Tottenham melalui babak adu penalti.
– Pada musim ini, dua partai di mana Manchester City gagal mencetak gol terjadi saat melawan Chelsea (juga 0-2 di Stamford Bridge pada Desember 2018 lalu).
– Tembakan pertama pada pertandingan ini datang pada menit ke-22, sementara tembakan tepat sasaran pertama baru tercipa pada menit ke-43.
– Callum Hudson-Odoi – berumur 18 tahun dan 109 hari – menjadi pemain termuda kedua Chelsea yang tampil di final Carabao Cup, setelah John Boyle (18 tahun 80 hari) di tahun 1965.
– Dua dari empat final yang melibatkan Josep Guardiola sebagai pelatih yang berakhir dalam adu penalti datang saat melawan Chelsea, dan Guardiola berhasil memenangkan keduanya (juga pada laga Super Cup tahun 2013 saat masih menukangi Bayern Munchen).