Dari 92 titik rawan bencana di jalur mudik Jabar, di antaranya rawan longsor sebanyak 73 titik, 11 titik rawan banjir dan 8 titik rawan jalan amblas.
Lebaran menjelang, jalanan dipastikan sibuk sebagai dampak dari tradisi mudik masyarakat Muslim Indonesia, tak terkecuali di Jawa Barat (Jabar). Salah satu jalur yang menjadi favorit para pemudik adalah jalur selatan Jabar. Masalahnya dengan jalur ini adalah rawan bencana. Maka, pemudik alias mudikers harus ekstra hati-hati.
Nah, untuk kalian mudikers Sukabumi yang hendak melewati jalur selatan Jabar, baiknya simak lima informasi berikut.
[1] Ada 92 titik rawan bencana di jalur selatan Jabar
Jalur selatan Jabar menjadi salah satu jalur favorit masyarakat saat memasuki musim mudik Lebaran. Saat ini, menjelang musim mudik tahun 2019, secara umum jalur ini siap dilalui mudikers, baik yang menggunakan kendaraan roda empat (R4) maupun rioda dua.
Namun demikian, Dinas Bina Marga Jabar mengungkapkan adanya 92 titik rawan bencana pada jalur tersebut yang harus diwaspadai para mudikers.
[2] Mulai longsor, banjir sampai tanah amblas
Adapun jenis bencana di sepanjang jalur selatan Jabar, seperti diungkapkan pihak Dinas Bina Marga Jabar, di antaranya longsor, banjir dan tanah amblas.
“Ada 92 titik rawan bencana. Rawan longsor ada 73 titik, 11 titik rawan banjir dan 8 titik rawan ambles,” ujar Kabid Pemeliharaan dan Pembangunan dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Agus Hendrarto di Bandung, Jumat (24 Mei).
BACA JUGA:
Habibi, Dini, dan 5 tanjakan maut di Sukabumi
Tanjakan Majenet dan heroisme Aping Tolib, 5 fakta lain pertempuran Bojongkokosan Sukabumi
[3] Titik rawan termasuk Sukabumi-Tegal Buleud
Khusus untuk menjadi perhatian mudikers Sukabumi yang hendak melalui jalur selatan, salah satu titik rawan bencana dari total 92 titik adalah wilayah Sukabumi-Tegal Buleud. Jalur tersebut bersama dengan empat jalur lainnya, dianjurkan untuk dihindari saat hujan lebat terjadi.
Selain jalur Sukabumi-Tegal Buleud, empat jalur lainnya adalah jalur Cianjur–Sindang Barang, jalur Pangalengan-Rancabuaya, jalur Garut–Pamengpeuk, dan jalur Tasiklamaya–Cipatujah.
4. Jalur selatan minim PJU
Selain rawan bencana, hal lain yang mesti menjadi perhatian mudikers yang hendak melalui jalur selatan Jabar adalah bahwa jalur ini minim penerangan jalan umum (PJU). Kabarnya selain minim juga PJU yang ada tidak berfungsi alias padam.
Nah, tidak berfungsinya PJU tentunya akan menyulitkan para mudikers terutama pada malam hari. Mengingat, kondisi jalan gelap dan lebar jalan sempit. Hati-hati ya, Gengs!
[5] Sekitar 500 ribu mudikers lewati jalur selatan sepanjang 2.360,58 km
Untuk diketahui ya Gaess, jalur selatan Jabar memiliki panjang 2.360,58 kilometer dan merupakan milik Provinsi Jawa Barat. Artinya, jalan di jalur selatan adalah kewenangan provinsi atau biasa disebut jalan provinsi. Kondisinya saat ini terbilang cukup mulus dan konturnya pun tidak curam menanjak atau menurun.
Meski begitu, tetap ada perbaikan di beberapa titik seperti perataan jalan dan penambalan lubang. “Memang ada beberapa titik yang sedang kita lakukan perataan dan penambalan lubang. Insyallah H-10 kita sudah siap dilalui arus mudik,” papar Agus Hendrarto.
Untuk mudikers yang akan melalui jalur selatan ini diprediksi mencapai 500 ribu. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Hery Antasari. “…sekitar 500.000 pemudik diprediksi melintas di jalur selatan dan tengah. Jadi total sekitar 3,7 juta pemudik yang masuk ke Jabar,” jelas Hery.
[dari berbagai sumber]