Sampai H-3 Lebaran 2019, kepadatan arus lalu lintas terkonsentrasi di sekitar pusat perbelanjaan, seperti pasar tradisonal.
Sukabumi, baik di wilayah Kota maupun Kabupaten, selalu identik dengan kemacetan setiap menjelang dan selama Lebaran. Ada banyak faktor penyebabnya. Dari mulai pertambahan volume kendaraan, ruas jalan yang kondisinya buruk, sampai dengan kurangnya lahan parkir.
Berikut lima informasi menjelang Lebaran di sekitar Sukabumi yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber. Terutama bagi kalian mudikers, pantau terus perkembangan kabar kondisi lalu lintas ya, Gaess!
[1] Pakai jalur alternatif
Untuk mengantisipasi tersendatnya arus lalu lintas di jalur utama mudik Sukabumi wilayah utara yang menghubungkan dengan Kabupaten Bogor, kendaraan pemudik diimbau gunakan jalur alternatif.
“Pengendara bisa memanfaatkan jalur alternatif baik Tenjoayu di Kecamatan Cicurug maupun Jalur Nagrak, Kecamatan Nagrak,” kata Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Galih Bayu Raditya, Sabtu (1 Juni) seperti dikutip dari Antara.
[2] Volume kendaraan terus meningkat
Pantauan arus lalu lintas di di jalur mudik Sukabumi terus terjadi peningkatan volume dengan kondisi ramai lancar. Tetapi di beberapa titik terjadi penyendatan seperti di sekitar pusat perdagangan seperti di depan Pasar Cibadak, Parungkuda dan Cicurug.
Penyendatan arus lalu lintas tersebut dikarenakan banyaknya kendaraan yang keluar masuk ke lokasi perbelanjaan, petugas gabungan dari kepolisian dan Dinas Perhubungan pun terus mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Selain itu, di pintu masuk dan keluar jalur alternatif pun sudah disiagakan petugas untuk mengatur arus lalu lintas dan mengalihkan sebagian kendaraan untuk memasuki jalur tersebut.
[3] Puncak arus mudik H-3
Diperkirakan puncak arus mudik akan diterjadi di H-3 lebaran di Kabupaten Sukabumi. Bahkan tidak menutup kemungkinan pemudik dari arah Bogor menuju puncak ada yang dialihkan menuju Sukabumi jika Puncak sudah padat kendaraan.
“Kami terus bersiaga dan melakukan upaya agar arus lalu lintas tidak terjadi kemacetan dan mengimbau kepada pengendara tidak mengambil jalur lawan arah karena bisa menyebabkan tersendatnya laju kendaraan,” tambah Galih.
Editor’s Picks:
- 5 info jalur Sukabumi-Tegal Buleud ada 92 titik rawan bencana, hati-hati ya mudikers!
- PT HJ Busana Cicurug Sukabumi, dari uang cuti dipotong hingga bingkisan Lebaran setoples nastar
[4] Pusat perbelanjaan jadi titik macet
Kepadatan arus lalu lintas di jalur mudik Sukabumi yang menghubungkan daerah itu dengan Bogor terkonsentrasi di sekitar pusat perbelanjaan, seperti pasar tradisonal.
“Arus lalu lintas sejak pagi hingga siang menjelang sore terpantau ramai lancar, namun di beberapa titik terjadi kepadatan kendaraan, seperti di pusat perbelanjaan, yakni Pasar Cibadak, yang dikarenakan banyaknya kendaraan warga yang keluar masuk ke pasar,” kata Perwira Pengendali Turbinjali Wilayah Cibadak Ipda Saripudin di Sukabumi, Minggu (2 Juni) seperti dikutip dari Antara.
Dari pantauan arus mudik di wilayah utara Sukabumi yang merupakan jalur utama penghubung Sukabumi-Bogor, arus lalu lintas tersendat di beberapa titik, seperti Pasar Cicurug, Parungkuda, hingga Cibadak.
Di Pasar Cibadak, arus lalu lintas tersendat bukan hanya karena volume kendaraan yang meningkat, tetapi ada pedagang musiman yang menggelar dagangannya hingga bahu jalan sehingga mengganggu laju kendaraan pemudik.
[5] Darurat lahan parker di Kota
Sementara itu, di Kota Sukabumi salah satu faktor penyebab munculnya titik kemacetan adalah minimnya lahan parkir. Ironisnya, Kota Sukabumi hingga saat ini belum memiliki lahan parkir yang memadai khususnya di lokasi pusat perdagangan sehingga badan jalan kerap tempat parkir yang akibatnya arus lalu lintas tersendat dan terlihat semraut.
“Penyediaan lahan parkir ini memang menjadi pekerjaan rumah kami yang berat, karena untuk menyediakan tempat parkir yang strategis membutuhkan lahan yang cukup luas sementara di Kota Sukabumi terbatas,” kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Sabtu (1 Juni) seperti dikutip dari Antara.
Karena keterbatasan lahan parkir tersebut, pihaknya sengaja menggunakan bahu jalan untuk dijadikan tempat parkir. Agar kendaraan yang parkir bisa lebih tertata dan pemilik kendaraan tidak sembarangan memarkirkan kendaraannya.
Pihak Pemkot juga melakukan imbauan kepada masyarakat agar membiasakan menggunakan angkutan umum dalam bepergian baik menggunakan kendaraan umum konvensional maupun online yang tujuannya untuk mengurangi volume kendaraan di Kota Sukabumi.
Bayangkan saja setiap bulannya jumlah kendaraan bertambah 1.500 unit namun jalan dan lahan parkir tetap atau tidak bertambah. Sehingga jalan yang ada sekarang sudah terbatas daya tampungnya, ini membutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk membiasakan diri menggunakan angkutan umum.
[dari berbagai sumber]