Gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30 menit usai terjadi gempa besar.
Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menyatakan selatan pesisir Pulau Jawa berpotensi diguncang gempa bumi 8,8 skala richter. Gempa itu bisa menumulkan tsunami dahsyat.
Tsunami itu bisa sampai setinggi 20 meter. Sebab ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa. Duh, bagaimana dengan Kabupaten Sukabumi ya, Gengs? Mengingat sembilan kecamatan di Kabupaten Sukabumi juga rawan bencana tsunami. Simak kuy lima infonya.
[1] Ada segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga Sumba
“Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8,” kata Widjo di Yogyakarta, Rabu (17/7/2019).
Gempa bumi dengan magnitudo cukup besar tersebut juga berpotensi menyebabkan munculnya gelombang tsunami. Berdasarkan permodelan, gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian 20 meter dengan jarak rendaman sekitar tiga hingga empat kilometer.
[2] Dari DIY hingga Jawa Timur
Gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30 menit usai terjadi gempa besar. “Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain,” katanya.
Daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa khususnya di selatan DIY cukup panjang yaitu dari Cilacap hingga ke Jawa Timur.
Berdasarkan catatan, gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan gelombang tsunami pernah terjadi pada 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7 dan pada 2006 yang menyebabkan tsunami di Pangandaran akibat gempa 6,8 SR. Meskipun demikian, berdasarkan penelitian yang dilakukan diyakini pernah terjadi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa dengan 9 SR.
“Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama. Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar,” katanya.
[3] 80% wilayah Kabupaten Sukabumi rawan tanah bergerak
Data Dinas ESDM dan Perindustrian Kabupaten Sukabumi, terungkap bahwa sekira 80% atau sebanyak 38 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi masuk kategori rawan pergerakan tanah. Satu di antaranya adalah Warungkiara, di mana pada 2017 lalu, empat kampung di Desa Bantarkalong mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah.
Pergerakan tanah merupakan salah satu bencana geologi dan Kabupaten Sukabumi dikatakan sebagai salah satu etalasenya. Wilayah Sukabumi dengan potensi bencana pergerakan tanah tersebar secara merata di wilayah utara dan selatan. Sayangnya, tak diketahui persis wilayah mana saja yang termasuk zona merah, kuning, maupun hijau, karena belum ada pendataan detail.
editor’s picks:
Waspada Gaess! 1 Agustus Sukabumi dan 12 kokab di Jabar bakal siaga darurat kekeringan
5.744 desa di Indonesia rawan tsunami 9 kecamatan di Sukabumi, 5 info gen XYZ mesti tahu
[4] Dari mulai banjir, longsor, sampai gempa bumi dan tsunami
Fakta yang cukup mengkhawatirkan, namun mesti menjadi pemicu agar seluruh entitas di Kabupaten Sukabumi waspada. Berdasarkan hasil pemetaan dan pendataan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Sukabumi, seluruh kecamatan di 47 Kecamatan merupakan daerah rawan bencana.
Lebih lanjut dikatakan, bencana yang paling rawan terjadi di Sukabumi beragam dari mulai longsor, banjir, puting beliung, kebakaran, kekeringan hingga gempa bumi dan tsunami. Fakta selanjutnya adalah bencana tersebut bisa datang kapan saja dan tanpa mengenal waktu maupun tempat.
Bahkan, di musim kemarau saja bencana longsor dan pergerakan tanah masih terjadi, sementara di musim penghujan kebakaran pun kerap melanda. Sehingga perlu diwaspadai oleh semua pihak yang tujuannya untuk meminimalisasikan dampaknya.
[5] Sekira 9 kecamatan rawan tsunami
Bagaimana dengan potensi tsunami di Kabupaten Sukabumi?
BPBD menyatakan, sekira 9 kecamatan hingga saat ini merupakan zona rawan bencana tsunami. Daerah rawan tsunami sebagian besar berada di sekitar pesisir pantai di selatan.
Disebutkan, kesembilan lokasi yang merupakan zona rawan bencana tsunami tersebar di Kec. Palabuhanratu, Cikakak, Cisolok, Tegalbuleud, Ujunggenteng, Ciracap, Ciemas, Cibitung, disusul Kec. Surade.
Pihak BPBD dan berbagai pihak terkait terus memantau sembilan daerah zona rawan bencana tsunami tersebut secara terus-menerus. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terjadi potensi tsunami.
Nah, Gaess, bencana gempa bumi dan tsunami tentunya yang paling mendapatkan perhatian belakangan ini. Bukan hanya karena ada beberapa kejadian gempa bumi dan tsunami di Lombok dan Palu, tapi juga kenyataan bahwa dua bencana ini yang paling sulit, bahkan tak bisa diprediksi.
So, buat Gen XYZ Sukabumi yang saat ini tinggal di pesisir selatan, walaupun ancaman hanya untuk wilayah Pulau Jawa Tengah dan Timur, tetap berhati-hati dan waspada ya, Gengs.
[dari berbagai sumber]