Sepanjang Januari 2019, Kabupaten Sukabumi dilanda 297 kali bencana dan Januari- 13 Februari 2019, Kota Sukabumi dilanda 56 kali bencana.
Ya, Sukabumi memang termasuk salah satu daerah di Indonesia yang sangat rawan bencana. Itu telah kita, warga Sukabumi, ketahui sama-sama. Dalam tulisan sebelumnya di Sukabumixyz disebutkan bahwa sepanjang tahun 2018 telah terjadi lebih dari 700 kali bencana, baik di Kota maupun Kabupaten Sukabumi. Jumlah itu salah satu yang paling banyak terjadi di satu daerah.
Lalu memasuki tahun 2019, karena bencana yang terjadi didominasi jenis bencana hidrometeorologi yang berhubungan dengan curah hujan, maka diprediksi bencana akan berkurang seiring berakhirnya musim hujan. Rupanya prediksi itu meleset. Faktanya sampai awal Februari, bencana yang melanda Sukabumi mencapai lebih dari 300 kali dan tren kejadian bencana pun dinyatakan terus meningkat.
Poinnya adalah wahai warga Sukabumi, selalu eling dan waspada. Pantau berita terutama soal cuaca dan perhatikan sekeliling di manapun berada. Berikut lima informasi perihal bencana yang terjadi di Sukabumi.
1. Sepanjang Januari, Kabupaten Sukabumi dilanda 297 kali bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mencatat sepanjang Januari 2019 bencana terjadi sebanyak 297 kali. BPBD menambahkan bencana yang terjadi tersebar di hampir seluruh 47 kecamatan. Adapun rincian kejadian bencana tersebut kebakaran tujuh kali, longsor 77 kali, banjir 16 kali, angin kencang 18 kali, gempa bumi dua kali, pergerakan tanah enam kali dan lain-lain sekali.
“Pada awal tahun (2019) bencana yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor yang dikarenakan curah hujan tinggi ditambah 90 persen lebih kecamatan di Kabupaten Sukabumi rawan longsor,” kata Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Rabu (13 Februari) seperti dikutip dari Antara.
Jumlah 297 kali itu diprediksi bertambah memasuki bulan Februari mengingat curah hujan masih sangat tinggi. Menurut Daeng, pada Februari kini pun sudah terjadi puluhan kejadian bencana lagi, namun tidak ada korban jiwa.
2. Kerugian akibat bencana di Kabupaten
Akibat dari bencana dicatat BPBD adalah sebanyak 1.102 jiwa atau 95 kepala keluarga (KK) terdampak, 116 KK mengungsi, 396 rumah terdampak dengan rincian 76 rusak berat, 59 rusak sedang, 91 rusak ringan dan 170 terdampak.
Untuk jumlah korban meninggal dunia, tambah BPBD, sebanyak 32 orang dan satu hilang. Jumlah korban paling banyak terjadi saat bencana tanah longsor yang menimbun satu kampung di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok.
BACA JUGA:
9 rawan tsunami, semua kecamatan di Sukabumi rawan bencana, ini 5 infonya
Ngeri Gengs, 2018 Sukabumi didera ratusan bencana hidrometeorologi, ini 5 faktanya
Gaess, 5 kecamatan di Sukabumi dilanda tornado mini, 5 fakta ini kamu mesti tahu
3. Januari-pertengahan Februari Kota Sukabumi dilanda 56 kali bencana
Sementara itu di Kota Sukabumi kejadian bencana disebutkan terus mengalami tren peningkatan. Hingga 13 Februari 2019, jumlah bencana di Kota Sukabumi mencapai 56 kali. ”Dari catatan terakhir jumlah bencana mengalami tren meningkat,” ujar Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Asep Suhendrawan (13 Februari) seperti dikutip dari Antara.
Soal kerugian, tercatat sampai bulan Januari 2019 menembus angka Rp 1 miliar lebih. Informasi itu diungkapkan oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami. Ia menambahkan, kerugian akibat bencana di Januari 2019 tepatnya mencapai angka Rp 1.183.600.000. Kerugian terbesar berasal dari bencana longsor sebesar Rp 684.500.000. Berikutnya, banjir Rp 360.000.000 dan cuaca ekstrem Rp 129.000.000. Sementara untuk bencana kebakaran kerugian mencapai Rp 5.000.000 dan gempa bumi Rp 5.100.000.
Untuk wilayah yang paling banyak melaporkan bencana adalah Kecamatan Cikole dan Gunungpuyuh serta Waruodoyong. Di Kecamatan Cikole saja terjadi delapan bencana yakni longsor enam kejadian, banjir satu kejadian dan cuaca ekstrem satu kejadian. Itu semua hanya di bulan Januari 2019 saja.
4. Status siaga longsor dan banjir sampai 31 Mei 2019
Di Sukabumi, baik Kota maupun Kabupaten, jenis bencana yang mendominasi adalah bencana hidrometeorologi. Jenis bencana ini sangat dipengaruhi oleh cuara hujan yang tinggi, di antaranya banjir dan longsor. Demi mengantisipasi bencana banjir dan longsor, Pemkot bahkan telah menetapkan status siaga bencana longsor dan banjir sampai 31 Mei 2019 mendatang.
Sementara itu BPBD Kabupaten Sukabumi selain menyiagakan berbagai aparatnya, dalam konteks yang lebih jangka panjang juga berupaya meningkatkan program Pengurangan Resiko Bencana (PRB). Salah satu cara yang dilakukan BPBD Kabupaten adalah dengan cara mendorong masuknya perencanaan PRB dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tiap kecamatan.
5. Jangan lupakan bencana gempa dan tsunami
Selain bencana hidrometeorologi, warga Sukabumi juga mesti terus mewaspadai bencana gempa yang kerap diikuti tsunami terutama di wilayah pesisir Selatan. Hal yang harus diingat gempa yang terjadi tak selalu yang berpusat di Sukabumi. Sebagai contoh terbaru, gempa yang terjadi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sebesar 5,2 SR yang terjadi Kamis (14 Februari) pagi pukul 06.41 WIB berpengaruh sampai ke Sukabumi dan membuat panik warga di Pelabuanratu.
Selain gempa, waspada pula dengan bencana kebakaran, pergeseran tanah dan puting beliung. Bencana yang disebut terakhir terjadi Jum’at (8 Februari) terjadi dan membuat warga Kp. Nyangkowek, Desa Bangbayang, Kec. Cicurug ketakutan.
Intinya, eling dan waspada ya, Gaess. Pantau terus perkembangan informasinya dari beragam media. (dari berbagai sumber)