“Ada hukuman paling rendah, finansial sampai tingkat diskualifikasi,” ujar ketua PSSI.
Perilaku tak bertanggung jawab oknum suporter Persib yang mengakibatkan suporter Persija atas nama Haringga Sirila tewas, berbuntut panjang. Dampaknya berimbas kepada klub yang kita sama-sama (warga Jawa Barat) cintai, Persib. Dampak terparah adalah Persib bisa didiskualifikasi dari Liga 1. Pernahkah ini terpikir oleh oknum-oknum pelaku penganiayaan itu?! Mikir maneh teh!!!
Berikut lima buntut pasca tewasnya suporter Persija di Bandung.
1. Persib terancam didiskualifikasi dari Liga 1
Buntut meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, pada partai melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9), berdampak besar untuk tuan rumah. Tim berjuluk “Maung Bandung” itu terancam didiskualifikasi dari kompetisi Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak.
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, telah merekomendasikan hukuman untuk Persib kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Kata Edy, sanksi tersebut mulai dari yang teringan, hingga terberat. Yang paling ringan adalah denda uang. Sementara terberat, Persib dapat didiskualifikasi dari kompetisi.
2. Liga 1 2018 dibekukan oleh PSSI sampai waktu tak diketahui
Buntut berikutnya pasca tewasnya Haringga adalah pembekuan Liga 1. “Kami menghentikan sementara Liga 1 senior di 18 klub sampai batas waktu yang belum ditentukan,” kata Edy Rahmayadi. Selanjutnya, PSSI akan berkoordinasi dengan pihak AFC dan FIFA, dan juga pihak terkait lainnya, seperti BOPI (Badan Olahraga Profesional) dan Kemenpora (Kementrian Pemuda dan Olahraga).
Sebelumnya, BOPI dan Kemenpora meminta kepada PSSI untuk menghentikan Liga 1 2018 selama dua pekan, menyusul insiden tewasnya suporter Persija tersebut.
BACA JUGA:
Bobotoh Sukabumi, Patrich Wanggai ke Persib ini alasannya pilih nomor punggung 88
Bobotoh Millenial Sukabumi, Ini Lho 5 Musisi yang Bikin Lagu Bertema Persib
Gengs, ini 5 artis kece bobotoh die hard Persib Bandung
3. Gubernur RK malu luar biasa
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), mengutuk dan menyesali insiden kekerasan yang menyebabkan seorang suporter Persija tewas itu. RK juga mengatakan sangat merasa malu luar biasa akibat kejadian itu.
Yang lebih mengenaskan bagi RK adalah ternyata Haringga adalah juga warga Jawa Barat. “Saya juga baru mendapat informasi, Haringga ini warga Jawa Barat sehingga dimakamkannya di Indramayu. Jadi dia warga Indramayu yang hijrah ke Ibukota, kira-kira begitu,” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
4. Persib terancam diboikot
Perilaku tak bertanggung jawab oknum suporter Persib sangat merugikan Persib sendiri. Selain ancaman sanksi keras, Persib juga terancam akan mendapat boikot dari klub lain. Salah satu yang menyatakan menolak untuk bermain melawan Persib di Bandung adalah Madura United. Sejatinya, Madura United akan menjadi lawan Persib berikutnya (Sabtu, 29/9), namun PSSI memutuskan untuk membekukan sementara Liga 1.
“Saya akan mengusulkan kepada Presiden klub untuk tidak berangkat saja ke Bandung, dan tidak bertanding dengan Persib pada pertandingan pekan 24 nanti, sebelum kasus meninggalnya suporter selesai dan adanya jaminan keamanan terhadap pemain dan suporter,” kata Manajer Madura United, Haruna Soemitro.
5. Hentikan kekerasan
Nasi sudah menjadi bubur. Persib dan kita para pecinta Persib harus dengan tegar dan lapang dada menerima apapun konsekuensi dari apa yang terjadi. Ke depan, suporter Persib harus sadar betul bahwa kekerasan hanya akan merugikan diri Persib sendiri. Apakah kita rela jika Persib harus bubar?! Sadarlah kawan, jangan sampai terulang lagi kejadian seperti ini.
Cukuplah 7 kawan kita yang menjadi tumbal bagi persatuan dan kedewasaan suporter Persib dan suporter lainnya. Berikut adalah 7 korban tewas sia-sia akibat rivalitas Persib-Persija: Bobotoh: 1. Rangga Cipta Nugraha, 22 tahun, 2. Lazuardi, 29 tahun, 3. Ricko Andrean, dan 4. Dani Maulana, 17 tahun. Jakmania: 5. Gilang, 24 (The Jakmania Pekalongan), 6. Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon, 30 (The Jakmania Kali Malang), dan 7. Haringga Sirilla (The Jakmania).
Total dalam 10 tahun terakhir, ada 49 suporter sepakbola Indonesia tewas sia-sia akibat kebodohan dan fanatisme tanpa otak. (dari berbagai sumber)