sukabumiXYZ.com
No Result
View All Result
  • NEWS
  • SPORTS
  • LIFE & STYLE
  • POLITICS
  • TECHNO & SCIENCE
  • INFOGRAPHIC
  • INTERVIEW
  • XYZPEDIA
  • KIPAHARE
  • FIXZY
  • NEWS
  • SPORTS
  • LIFE & STYLE
  • POLITICS
  • TECHNO & SCIENCE
  • INFOGRAPHIC
  • INTERVIEW
  • XYZPEDIA
  • KIPAHARE
  • FIXZY
No Result
View All Result
sukabumiXYZ.com
No Result
View All Result
Home FEATURED

Wanita Sukabumi (part 2): Dari objek seksisme hingga kisah hebat yang disembunyikan

Irman Sufi Firmansyah by Irman Sufi Firmansyah
8 March 2019
in FEATURED, KIPAHARE
1
Wanita Sukabumi (part 2): Dari objek seksisme hingga kisah hebat yang disembunyikan
394
SHARES
3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi objek seksisme dan seksualitas dalam masa kolonial.

PART 1: ….Namun kuatnya feodalisme menunjukan arah bagaimana pada akhirnya peran wanita ditentukan oleh “budaya” yang tidak diubah secara drastis dalam proses Islamisasi inklusif. Pengaruh ini tetap berkembang meskipun Kolonialisme sudah masuk mengingat para kolonialis tetap menggunakan pembesar lokal untuk menjadi kepanjangan tangannya. Hingga kemudian kolonialis menyerap budaya feodalime dalam budaya indies, meskipun pada awalnya masih kikuk.

Kisah tragis Apun Geuncay dari Cikembar yang hendak dijadikan selir oleh Bupati Cianjur Wiratanudatar III menegaskan kuatnya feodalisme di tatar Sukabumi. Baca tulisan lengkapnya: Wanita Sukabumi (part 1): Dari Nyi Pudak Arum hingga feodalisme yang mereduksi marwah wanita.

Wanita merupakan makhluk istimewa, dan terbukti sejarah telah banyak mencatatnya. Tidak terkecuali di Sukabumi. Meskipun secara fisik dan emosi memiliki perbedaan dengan pria, namun wanita Sukabumi memegang peran penting dalam banyak catatan sejarah.

Persepsi alam dan budaya secara universal menempatkan wanita dalam konotasi alam, tanah, dan ladang. Sedangkan pria dikonotasikan sebagai pacul atau benih. Pola pelabelan ini menempatkan wanita sebagai objek budaya, jika wanita adalah alam, maka laki-laki adalah budaya yang mengolahnya.

Feodalisme dalam masyarakat Sukabumi yang dipengaruhi budaya Mataram, menguatkan persepsi masyarakat yang selalu menempatkan wanita sebagai subordinasi kaum Adam. Mirisnya, Gengs, budaya patriarki kian melanggengkannya.

Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Dalam domain keluarga, sosok yang disebut ayah memiliki otoritas terhadap perempuan, anak-anak, dan harta benda.

Seperti lima fakta berikut, Gaess.

1. Kolonialisasi turut memelihara budaya feodal

Persoalan kemudian menjadi rumit tatkala masuknya para kolonialis Eropa yang pada awalnya dilarang membawa istri-istri mereka. Naluri laki-laki mereka kuat, terlebih saat merintis di wilayah-wilayah terpencil untuk dijadikan perkebunan, kehidupan yang awalnya sagulung sagalang dengan pembantu dirumah, mengakibatkan banyak kasus hubungan tak elok berlangsung.

Hal ini mengakibatkan munculnya pergundikan terselubung di beberapa tempat, terutama perkebunan. Banyak wanita yang dijadikan simpanan yang lazim disebut “nyai”, misalnya di Perkebunan Sinagar, Parakansalak, Simpenan dan banyak lainnya.

2. Bahkan Nyai dan lembaga pernikahan tidak mengubah budaya feodal dan patriarki

View this post on Instagram

A post shared by SukabumiXYZ.com (@sukabumixyz_com)

Meskipun ada sebagian yang kemudian disahkan melalui pernikahan resmi, bahkan ada pula yang diakui keturunannya, namun kebanyakan hanya menjadi ‘alas tidur’ tuan perkebunan. Dalam situasi ini konsep-konsep feodal kemudian dimunculkan dengan interpretasi keliru, seperti ungkapan taraje nandeuh dulang tinande yang mencerminkan kepatuhan total wanita terhadap laki-laki.

Nyai, bukanlah istri seutuhnya tetapi pembantu yang serba bisa, bisa mengurus rumah, memasak, mencuci, mengurus anak-anak sekaligus mengurus ‘kebutuhan’ tuannya. Maka tak heran jika sampai saat ini, persepsi bahwa urusan wanita hanya berkutat di sumur, dapur dan kasur, tetap terpelihara.

Dalam kisah Nyai Komot dari perkebunan Simpenan, sang Nyai bahkan melayani hingga melahirkan dan hingga sang Tuan August de Groot tiada. Anak-anaknya Nyai kemudian pergi ke Belanda meninggalkan dirinya.

Tak kalah menyedihkan, kisah tragis nyai Belanda di Parungkuda, Nyai Asmanah yang merasa kecewa karena tuannya (van Doorman) mengambil nyai lain, hingga akhirnya Asmanah memilih membunuh van Doorman karena dibakar api cemburu.

Kisah ini sempat ramai di media masa dan dijadikan novel berjudul Hikajat Pemboenoehan Doorman.

BACA JUGA:

Tak cuma Desy, ini 5 artis cantik asal Sukabumi

Rini dangdut yang centil dan 5 fakta unik incess semasa di Sukabumi, jelang dinikahi Reino

3. Kisah hebat wanita Sukabumi yang disembunyikan

Sebenarnya ada kisah wanita Sukabumi seperti yang dicatat Clockener Brousson tahun 1901 mengenai Maridjah yang pandai berbahasa Belanda, putri seorang Patih Sukabumi. Gadis yang dipanggil Maria oleh orang Belanda ini memiliki sikap egaliter dan dihormati banyak kalangan.

Namun, kisah Maria ini seperti sengaja disembunyikan agar budaya feodalisme, dan patriarki yang menempatkan wanita sebagai subordinasi kaum Adam, tetap terpelihara.

4. Menjadi objek seksisme dalam masa kolonial

Persoalan nyai yang masih dalam kategori samar semakin terbuka dengan munculnya para orientalis dan fotografer yang cenderung menjadikan mereka sebagai objek. Sebagian orientalis terobsesi dengan eksotisme timur seperti yang menjadi pembicaraan-pembicaraan para traveller, mirip gambaran kritikus sastra Edward Said yang disebut sebagai keserbalainan, kemewahannya yang dicemburui, termasuk imajinasi-imajinasi nakal tentang timur yang dianggap telanjang.

Pada akhirnya produksi foto-foto setengah telanjang yang sebagian di-setting terutama di Tatar Sunda, kemudian dipublikasikan di Belanda bahkan dipamerkan dalam persmian menara Eiffel. Padahal dalam budaya Sunda tidak diperbolehkan memperlihatkan bagian tertentu, misalnya dalam téks Carita Radén Jayakeling (Kropak 407) disebutkan “pinareup mangka abenan, mulah dimangka cugenang” (buah dada tutuplah dengan aben, jangan dibiarkan menyembul).

Perempuan harus senantiasa menutupi payudaranya dengan aben yang memiliki fungsi yang sama dengan bra. Bahkan rambut tidak boleh sehelaipun dibiarkan tergerai dengan kalimat ‘mulah dimangka ngarunday’.

Kemungkinan foto-foto setengah telanjang wanita Sunda tersebut memang diatur demikian oleh sang fotografer untuk menarik pembeli, karena tidak mencerminkan budaya asli Sunda.

5. Objek seksualitas dalam masa kolonial

Situasi ini menjadi kian parah saat kolonialis Jepang masuk ke Sukabumi. Seperti yang dilakukan Jepang di wilayah lain, di Sukabumi juga muncul praktik Jugun Ianfu, yaitu perempuan muda yang dijadikan sebagai budak seks para tentara Jepang.

Mereka dikumpulkan di rumah-rumah bekas Belanda, di antaranya yang tercatat adalah rumah bekas Tuan Kipers (sekarang Gedung Inspektorat Kota Sukabumi, dan di Gedung Panjang Baros). Mereka yang dirasa masih muda dan menarik, diambil paksa dari desa-desa maupun kota di Sukabumi. Mereka diminta langsung kepada orangtuanya dengan iming-iming dipekerjakan, hingga dibiayai sekolah.

Pada kenyataannya mereka dikumpulkan di rumah-rumah bordil yang disebut Ianjo. Tempat tersebut dijaga ketat bala tentara Jepang. Jumlah perempuan yang berada di dalam rumah itu bisa mencapai 30 hingga 50 orang. Mereka semua ‘bekerja’ pada malam hari untuk melayani para tentara Jepang di bawah ancaman.

Tempat pengepulan perempuan-perempuan itu anatara lain berada di Perbawati, Goalpara, Sukaraja, dan Ciengang, Kabupaten Sukabumi sekarang. Mereka diperkosa di penginapan-penginapan kecil di sekitar Kebon Cau. Data yang pernah dihimpun, ada sekitar 818 orang wanita Jugun Ianfu di Sukabumi. Ini tidak termasuk Jugun Ianfu dari wilayah Sukabumi lainnya.

Pola ekspolitasi wanita oleh kolonialis kemudian berakhir saat Indonesia merdeka, bangsa kita kembali memuliakan perempuan, dan terbukti dengan munculnya kalangan wanita dalam dunia politik, baik di eksekuyif maupun legislatif di Sukabumi.

Semoga marwah wanita Sukabumi tetap mulia, dan terjaga selamanya.

LANJUTKAN MEMBACA KE: Wanita Sukabumi (Part 3): Pejuang tomboy yang hilang hingga the power of emak-emak masa penjajahan.

Tags: #KabupatenSukabumi#Kipahare#KotaSukabumi#Sejarah#SejarahSukabumi#Sukabumi#Wanita#Wanoja
Share158Tweet99

Related Posts

Foto puncak Gunung Gemuruh terbaru dilihat dari puncak Gunung Gede. l Istimewa

5+1 Misteri Pendakian Gunung Gemuruh oleh Raffles dan De Wilde, Gen XYZ Sukabumi Tahu?

by Feryawi Heryadi
27 January 2023
0

sukabumixyz.com l Sering kita alami ya Gaess, seiring waktu berjalan selama puluhan hingga ratusan tahun, banyak tempat yang berganti nama...

Gen XYZ Sukabumi, kenali kuy 5 Fakta Jl. Pahlawan di Nagrak dan aksi heroik R Bantamer

Gen XYZ Sukabumi, kenali kuy 5 Fakta Jl. Pahlawan di Nagrak dan aksi heroik R Bantamer

by Feryawi Heryadi
13 November 2022
0

sukabumixyz.com l Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November selalu diperingati khidmat setiap tahun. Hari ini, seluruh bangsa Indonesia mengenang...

5 Fakta nasib tragis nenek di Surade Sukabumi dibunuh dan cucu diperkosa

5 Fakta nasib tragis nenek di Surade Sukabumi dibunuh dan cucu diperkosa

by Feryawi Heryadi
13 November 2022
0

sukabumixyz.com l Nasib orang siapa yang tahu ya Gengs. Untung mustahil dibendung dan malang tak bisa diadang. Terkadang, ketika sedang...

Keturunan Nabi SAW, Gen XYZ wajib tahu 5 fakta KH Ahmad Sanusi Pahlawan Nasional asal Sukabumi

Keturunan Nabi SAW, Gen XYZ wajib tahu 5 fakta KH Ahmad Sanusi Pahlawan Nasional asal Sukabumi

by Feryawi Heryadi
10 November 2022
0

sukabumiXYZ.com l Bikin bangga nih Gaess, Sukabumi kini memiliki Pahlawan Nasional, setelah KH Ahmad Sanusi menjadi satu di antara lima...

Kenali Kuy Gengs, 5 Fakta Jipeng, Seni Tari Kolaboratif dari Sukabumi

Kenali Kuy Gengs, 5 Fakta Jipeng, Seni Tari Kolaboratif dari Sukabumi

by Feryawi Heryadi
24 October 2022
0

sukabumiXYZ.com l Kalian pasti tahu kan Gengs, masyarakat Sunda yang mayoritas tinggal di Jawa Barat memiliki banyak seni tradisional, terutama...

Load More

Comments 1

  1. Prikas says:
    4 years ago

    Terima kasih ulasan sejarahnya pak Irman, di masa kelam yang panjang, pendidikan dan keimananlah yang diperkuat agar menempatkan perempuan derajatnya sesuai kehendak pencipta Nya. Dan laki-laki sebagai pelindung dalam kehidupan agar terjaga fitrah Nya

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaess, ini 5 cerita tentang teluh Jampang Sukabumi dan cap seram dunia hitam

Gaess, ini 5 cerita tentang teluh Jampang Sukabumi dan cap seram dunia hitam

13 April 2021
Gengs, nih 5 model rambut pendek cowok buat Gen Y Sukabumi

Gengs, nih 5 model rambut pendek cowok buat Gen Y Sukabumi

17 April 2021
Gen Y Sukabumi mesti tahu nih, legenda 5 Embah di Jampang Surade

Gen Y Sukabumi mesti tahu nih, legenda 5 Embah di Jampang Surade

18 April 2021
Dari Sukabumi sampai Cianjur dan buron 22 tahun, 5 fakta penjahat legendaris Eddy Sampak

Dari Sukabumi sampai Cianjur dan buron 22 tahun, 5 fakta penjahat legendaris Eddy Sampak

22 July 2018
Dulu Secapa sekarang Setukpa, ini 5 periode sejarah sekolah perwira polisi Sukabumi

Dulu Secapa sekarang Setukpa, ini 5 periode sejarah sekolah perwira polisi Sukabumi

18 April 2021
Satu hari di PT CDB Cidahu Sukabumi, ini 5 fakta kerja di pabrik garmen itu menyenangkan

Satu hari di PT CDB Cidahu Sukabumi, ini 5 fakta kerja di pabrik garmen itu menyenangkan

14
5 catatan sejarah masa perjuangan dari Tour Sejarah ke Takokak, gen XYZ Sukabumi wajib tahu

5 catatan sejarah masa perjuangan dari Tour Sejarah ke Takokak, gen XYZ Sukabumi wajib tahu

9
Ada lowongan kerja di PT L&B Indonesia Sukabumi nih, cek 5 infonya kuy

Ada lowongan kerja di PT L&B Indonesia Sukabumi nih, cek 5 infonya kuy

7
Ada “bulan hantu” mengelilingi Bumi, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti tahu

Ada “bulan hantu” mengelilingi Bumi, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti tahu

6
5 fakta makanan mengejutkan, warga Sukabumi mungkin baru tahu

5 fakta makanan mengejutkan, warga Sukabumi mungkin baru tahu

4
Foto puncak Gunung Gemuruh terbaru dilihat dari puncak Gunung Gede. l Istimewa

5+1 Misteri Pendakian Gunung Gemuruh oleh Raffles dan De Wilde, Gen XYZ Sukabumi Tahu?

27 January 2023
Gempa Bumi Sukabumi

5 Sesar Berdampak Langsung ke Wilayah Sukabumi, Gen XYZ Wajib Waspada

30 December 2022
Gen XYZ Sukabumi, kenali kuy 5 Fakta Jl. Pahlawan di Nagrak dan aksi heroik R Bantamer

Gen XYZ Sukabumi, kenali kuy 5 Fakta Jl. Pahlawan di Nagrak dan aksi heroik R Bantamer

13 November 2022
5 Fakta nasib tragis nenek di Surade Sukabumi dibunuh dan cucu diperkosa

5 Fakta nasib tragis nenek di Surade Sukabumi dibunuh dan cucu diperkosa

13 November 2022
Keturunan Nabi SAW, Gen XYZ wajib tahu 5 fakta KH Ahmad Sanusi Pahlawan Nasional asal Sukabumi

Keturunan Nabi SAW, Gen XYZ wajib tahu 5 fakta KH Ahmad Sanusi Pahlawan Nasional asal Sukabumi

10 November 2022
  • 5+1 Misteri Pendakian Gunung Gemuruh oleh Raffles dan De Wilde, Gen XYZ Sukabumi Tahu?
  • 5 Sesar Berdampak Langsung ke Wilayah Sukabumi, Gen XYZ Wajib Waspada
  • Gen XYZ Sukabumi, kenali kuy 5 Fakta Jl. Pahlawan di Nagrak dan aksi heroik R Bantamer
  • 5 Fakta nasib tragis nenek di Surade Sukabumi dibunuh dan cucu diperkosa

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2021 SukabumXYZ

No Result
View All Result
  • NEWS
  • SPORTS
  • LIFE & STYLE
  • POLITICS
  • TECHNO & SCIENCE
  • INFOGRAPHIC
  • INTERVIEW
  • XYZPEDIA
  • KIPAHARE
  • FIXZY

© 2021 SukabumXYZ