Untuk pertama kali dalam sejarah, empat klub yang berlaga di babak final Liga Champions dan Liga Europa berasal dari satu yang sama, yaitu Inggris.
Chelsea dan Arsenal sukses menembus final Liga Europa seusai mengalahkan lawan-lawannya, Eintracht Frankfurt dan Valencia. Dengan demikian, sama seperti Liga Champions yang mempertemukan dua klub Inggris di babak final, di Liga Europa pun terjadi all-England final. Ini merupakan catatan sejarah yang luar biasa bagi sepakbola “Negeri Ratu Elizabeth.”
Maka sah jika dikatakan sepakbola Inggris merajai alias “meratui” Eropa. Sayangnya, kehebatan klub-klub sepakbola Inggris tak berimbas banyak pada tim nasionalnya. Timnas Inggris, walau belakangan semakian membaik, masih kalah mentereng dibandingkan timnas Spanyol maupun Jerman. Salah satu penyebabnya, di level klub pemain lokal Inggris kalah bersaing oleh para pemain asing.
Berikut lima fakta tentang dominasi sepakbola Inggris di Eropa dengan berbagai kontroversinya, yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber.
[1] Rekor all-England final di Eropa
Empat klub Inggris dipastikan tampil di dua final kompetisi level Eropa, yaitu Liga Champions dan Liga Europa. Ini merupakan rekor karena baru kali pertama terjadi dalam sejarah sepakbola Eropa. Inggris memastikan dominasinya usai Arsenal membungkam Valencia dengan agregat telak 7-3 dan Chelsea yang sedikit kerepotan menyingkirkan Frankfurt lewat adu penalti (4-3).
Situasi serupa sebelumnya sudah lebih dulu terjadi di Liga Champions. Liverpool membuka jalan dengan comeback atas Barcelona dan menang agregat 4-3. Dan, Tottenham Hotspur menyusul usai menghentikan laju Ajax Amsterdam dengan keunggulan gol tandang. Agregat kedua tim sendiri sama kuat 3-3.
Terciptanya All English Final di Liga Champions dan Liga Europa tercatat sebagai yang pertama kalinya di sejarah sepakbola, termasuk sejak era Piala Champions dan Piala UEFA. Sungguh pencapaian yang patut diacungi jempol bagi Liga Inggris.
[2] Inggris hentikan dominasi Spanyol
Dua all England final tersebut juga dengan demikian menyudahi dominasi Spanyol di Eropa dalam enam tahun terakhir ini. FYI, sejak sejak tahun 2014, tim-tim Negeri Matador selalu menjadi juara di Liga Champions, Liga Europa, Piala Super Eropa, dan juga Piala Dunia Antarklub. Pengecualian di Liga Europa 2017 saat Manchester United menjadi juara.
Kali terakhir klub Spanyol gagal ke final Liga Champions/Liga Europa di musim 2012/2013. Saat itu Bayern Munich juara Liga Champions dan Chelsea juara Liga Europa.
[3] Kok timnas Inggris biasa saja?
Seharusnya, banyaknya klub bagus di liga Inggris akan berimbas pada lahirnya timnas yang bagus pula. Lalu mengapa timnas Inggris tak sementereng timnas Jerman atau Spanyol?
Ada banyak alasannya. Salah satunya adalah faktor kelelahan. Seperti pernah diungkap mantan pelatih Inggris Sven Goran Eriksson, terlalu banyak kompetisi domestik yang ada di Inggris, membuat para pemain kelelahan saat berlaga di Piala Dunia.
Apalagi, para pemain andalan Timnas Inggris rata-rata bermain juga di kompetisi level Eropa. Dengan tiga kompetisi domestik, dan satu kompetisi Eropa, jelas stamina pemain bakal terkuras habis. Apalagi, waktu istirahat para pemain ini sangat kurang. Eriksson yakin, pelatih Inggris saat ini, Gareth Southgate, akan menghadapi masalah yang sama seperti saat ia menangani Tim Tiga Singa dulu.
Well, ternyata ada harga yang harus dibayar dari dominasi klub-klub Inggris di Eropa.
[4] Lima klub Inggris di Champions musim depan?
Lalu bagaimana hasil final Liga Champions dan Liga Eruopa mempengaruhi skenario musim depan bagi klub-klub Inggris? Well, saat ini sudah terdapat tiga tim (Liverpool, Manchester City, dan Chelsea) yang sudah dipastikan akan lolos ke Liga Champions untuk musim 2019-2020. Nah, berbagai skenario dapat membuat jumlah partisipan bertambah menjadi empat atau lima tim.
Dilansir dari BBC, berikut adalah rangkaian skenario yang dapat menentukan tim dari Liga Inggris yang akan mengikuti Liga Champions dan Liga Europa musim depan.
Juara Liga Europa akan lolos ke fase grup Liga Champions. Apabila tim tersebut finis di luar peringkat empat besar (big four) Liga Inggris, maka akan ada lima tim dari Inggris yang lolos ke fase grup Liga Champions musim depan. Misalkan, Arsenal mengalahkan Chelsea, maka bersama tiga klub lainnya (City, Liverpool dan Spur) mereka akan beraksi di Liga Champions musim depan.
Sementara itu, apabila tim lain yang menjadi juara finis di peringkat empat besar (Chelsea juara Liga Europa), maka hanya akan ada empat tim dari Inggris yang lolos ke fase grup Liga Champions. Adapun tiket ekstra yang tersisa akan diberikan kepada tim yang finis di peringkat ketiga Ligue 1 (Prancis).
Masalahnya maukah Chelsea mengalah kepada Arsenal? Rasanya tidak mungkin…hehe.
[5] Jerman, Italia, Spanyol tak perlu sedih, mengapa?
Walaupun empat tim merajai ajang di level Eropa, rasa-rasanya negara-negara pesaing seperti Jerman, Spanyol, dan Italia tak perlu terlalu berkecil hati. Apa pasal? Lha kan yang melatih Liverpool orang Jerman (Juergen Klopp), lalu pelatih Chelsea asal Italia (Maurizio Sarri), terakhir manajer Arsenal orang Spanyol (Unai Emery).
So, setidaknya ada andil Jerman, Italia, dan Spanyol dalam kehebatan sepakbola Inggris. Sebagai pengecualian untuk manajaer Tottenham, Mauricio Pochettino yang berasal dari Argentina. Ya, lumayan untuk menghibur diri lah…hehe.
[dari berbagai sumber]