Indonesia Raya berkumandang di tepi Sungai Tully di Cairns, Australia, Kamis (16/5) sore waktu setempat, mengiringi naiknya bendera Merah Putih.
Berita menggembirakan untuk bangsa Indonesia, terutama urang Sukabumi datang dari Australia, Kamis (16 Mei) lalu waktu setempat. Apa pasal? Timnas Rafting Indonesia U-23 Putri yang diperkuat oleh para remaja asal tepi sungai Citarik, Cikidang, Kabupaten Sukabumi mampu meraih medali emas di ajang Kejuaraan Arung Jeram Internasional (World Rafting Championship/ WRC) 2019. Wow…emejing ya, Gaess!
Penasaran? Berikut lima informasi yang dirangkum sukabumiXYZ.com dari berbagai sumber!
[1] Juara di nomor Head to Head
Timnas rafting U-23 Indonesia Putri menjadi juara untuk nomor Head to Head, setelah mengalahkan tim putri U-23 Selandia Baru. Para remaja asal Cikidang menorehkan catatan waktu 140,66 detik, untuk menjadi juara nomor tersebut.
Dengan hasil itu, mereka memperoleh skor 200 poin dan memastikan meraih medali emas. Lista Natasya Peniawati dkk unggul 15,69 detik dari lawan mereka, yang melewati garis finis dengan waktu 156,35 detik.
Sebenarnya 140,66 detik itu bukan waktu terbaik yang pernah diraih tim berjuluk Srikandi Sukabumi ini. Pada babak semifinal, tim besutan pelatih Aceng Supendi malah menorehkan waktu 119,44 detik, saat mereka mengalahkan Timnas Jepang U-23 Putri.
[2] Menyingkirkan Jepang, Inggris dan Selandia Baru
Selain mengalahkan tim rafting Selandia Baru di babak final, timnas putri Indonesia juga mengalahkan timnas Inggris Raya di babak penyisihan dengan catatan waktu 132,22 detik. Lalu, Lista Natasya Peniawati dkk mengalahkan Jepang di babak semifinal.
FYI Gaess, kejuaraan rafting di Australia ini adalah kompetisi kategori R6, yang artinya lomba dengan enam pendayung. Kejuaraan kategori ini diselenggarakan International Rafting Federation (IRF) setiap dua tahun sekali, dan biasanya di tahun ganjil. Sementara di tahun genap, IRF menggelar kejuaraan kategori R4, yakni lomba dengan empat pendayung.
Indonesia selalu berusaha mengikuti kejuaraan kategori R6, seperti dua tahun lalu yang dilaksanakan di Sungai Yoshino, Jepang. Di ajang WRC 2017 Jepang, anggota Tim U-23 Putri Indonesia turun di kelas U-19, dan mereka berhasil menjadi juara umum tiga di kelas tersebut.
BACA JUGA:
5 fakta Ujang Hasbulloh, pemuda Surade Sukabumi peraih medali emas Asian Games 2018
Ini dia 5 tokoh olah raga dari Sukabumi, dari wasit FIFA, sniper, hingga Zorro
5 fakta wonder kid Sukabumi, naik pangkat, rumah kontrakan hingga utang ke Pegadaian
[3] Peluang jadi juaraumum WRC 2019
Bukan hanya sukses di nomor Head to Head, Srikandi Sukabumi juga berlaga di babak final nomor Sprint. Hanya saja mereka kalah dari tim tuan rumah, Australia. Di final nomor itu, Indonesia menempuh waktu 277,10 detik, lebih lambat 5,82 detik dari Australia. Sebagai runner-up nomor Sprint, Indonesia memperoleh skor 92 poin.
Nah, poin dari dua nomor tersebut adalah modal Indonesia untuk menjadi juara umum di WRC 2019. Namun untuk memastikan juara umum, para “Srikandi” Sukabumi harus bisa memenangi dua nomor berikutnya, yakni Slalom dan Down River Race. Lomba nomor ini akan berlangsung Jumat (17/5) hari ini. Kita tunggu saja hasilnya ya, Gengs.
[4] Para Srikandi Sukabumi yang membanggakan
Tahukah kamu siapa saja timnas rafting Indonesia U-23 Putri? Mereka beranggotakan 7 atlet, yakni Lista Natasya Peniawati (19), Siti Nurranti (17), Selawati Solihin (18), Nita Karlina (20), Siwi Widiastuti (20), Andara Risma (17), dan Dhika Aulia Qotrunada (17). Yang membanggakan, 7 remaja putri ini semuanya berasal dari Sukabumi, khususnya Kecamatan Cikidang.
Dua tahun lalu, tim ini juga merebut medali perunggu kelas Youth Women (U-19) di WRC 2017, yang berlangsung di Sungai Yoshino, Jepang. Dua tahun sebelumnya lagi, mereka juga menduduki peringkat III di WRC 2015, yang berlangsung di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat.
[5] Nasib timnas putra
Namun demikian, sayangnya keberhasilan Lista Natasya Peniawati tidak diikuti dua tim putra yang dikirim Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI). Mereka hanya memperoleh medali perak untuk nomor Sprint dan medali perunggu untuk nomor Head to Head.
Di nomor Sprint, timna sputra dikalahkan tim tuan rumah (Australia) dan di nomor Head to Head kalah dari tim Kosta Rika. Sebenarnya, Indonesia sempat dinyatakan mengalahkan Kosta Rika, karena tim dari wilayah Amerika Tengah itu mendapat penalti berupa tambahan waktu. Hanya saja Kosta Rika melakukan protes, dan berdasarkan bukti video yang mereka ajukan, waktu penalti itu dikurangkan dari catatan waktu mereka.
Sementara itu, Tim Putra senior yang disebut sebagai kelas Open Men hanya meraih peringkat 7 di nomor Sprint.
[dari berbagai sumber]