SA bekenalan dengan BS lewat Facebook, dan kini mereka telah dikaruniai seorang anak. Namun warga merasa janggal, karena BS gak pernah memperkenalkan SA kepada orang tuanya
Pasca-serangan bom bunuh diri di Makassar, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap seorang pria terduga teroris Bambang Setiono (BS) di kawasan Mangga Dua, Jakarta, Senin (29/3/2021). Pada hari sama, tim Densus 88 menggeledah salah satu rumah di Kampung Limbangan RT 14/03, Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi yang ditempati BS.
[1] BS menikah dengan SA baru 1,5 tahun
Ai sapaan karib Siti Asiah (SA) menyebut, diirinya menikah dengan BS baru sekitar satu setengah tahun dan telah dikaruniyai satu anak berusia tiga bulan.
“Baru setahun setengah, udah punya anak satu baru berumur tiga bulan. Tentunya saya awalnya tidak percaya bahwa suami terlibat kasus terorisme, yang saya tahu memang suami bekerja di Jakarta dan pulang saat libur dan kembali lagi ke Jakarta untuk bekerja,” kata Ai.
Berdasarkan informasi warga, SA bekenalan dengan BS lewat media sosial Facebook, hingga saat ini mereka telah memiliki satu orang anak. Namun lama lama warga merasa janggal, karena doi gak pernah memperkenalkan istrinya kepada orang tuanya, begitupun saat menikah berlangsung hanya dihadiri saksi saja.
Kepada warga, BS mengaku bekerja di restoran di Jakarta dan pulang hanya seminggu sekali. BS dikenal warga orang yang tak banyak bicara di kampungnya
[2] Cerita tetangga tentang keluarga terduga teroris di Bojonggenteng
Sekertaris Desa Cibodas Alek Solihin mengatakan bahwa terduga teroris yang ditangkap di Jakarta itu belum lama mendiami rumah tersebut. Selain tersangka, ada dua orang lainnya yang menghuni rumah milik Abas.
“Yang saya tahu rumah itu dihuni tiga orang, pasangan suami istri dan orang tua dari pasutri tersebut. Mereka merupakan pendatang baru dan informasinya bekerja di Jakarta. Akan tetapi, tidak diketahui bekerja di bidang apa,” katanya sebagaimana dilansir Antara.
Terduga teroris itu selama tinggal di Kampung Limbangan, kata dia, gak menunjukkan gerak gerik mencurigakan. Mereka sedikit tertutup sehingga warga sekitar menganggap pendatang itu masih beradaptasi.
[3] Rajin shalat berjamaah di masjid
Sosok terduga BS dikenal sebagai orang yang rajin rajin ke masjid untuk melaksanakan salat berjamaah. Namun begitu, pria yang diketahui banyak beraktivitas di Jakarta tersebut kurang begitu membaur dengan warga sekitar.
Kesaksaian lain diungkap salah seorang warga, Ujang Solehudin (50). Menurutnya, BS dikenal baik karena sering ke masjid. Namun, BS gak bergaul dengan masyarakat setempat atau tetangga. Ujang menyebut, warga hanya bertemu dengan BS ketika di masjid untuk melaksanakan shalat.
“Yang bersangkutan juga baik di sisi masyarakat, cuma gak bergaul sama tetangga-tetangga di sini. Paling saya sendiri bersama masyarakat yang lain ketemunya di masjid selagi ada di rumah,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).
Masih menurut Ujang, selain jarang pulang, BS pun hanya terlihat berada di rumah dua atau tiga hari saja dalam kurun sebulan. Sehingga, intensitas interaksi dengan warga sekitar kurang dan wargapun gak begitu mengetahui sosok BS. “Gak nentu, yang saya dengar mah kadang-kadang dua hari, tiga hari, kalau ada di sini setiap waktu ke masjid,” singkatnya.
Sementara itu, Siti Asiah (25), istri BS menambahkan,dirinya hanya tahu sang suami kerja sebagai driver atau sopir di sebuah restoran di Jakarta. Ia juga mengaku gak mengetahui suaminya terlibat jaringan diduga teroris.
Siti Asiah membenarkan suaminya jarang pulang ke Sukabumi. “Iya suami, tahunya sih kerjanya di restoran kirim-kirim barang, driver. Kerja sebagai driver baru dua tahun. Enggak tahu kalau soal aktivitas suami di Jakarta),” sebutnya.
editor;s picks:
5 fakta Densus 88 Anti Teror, dari Makassar hingga Bojonggenteng Sukabumi
5 fakta si pembela teroris Selandia Baru
Masa kecil sering di-bully, seberapa berbahaya pelaku teror di Selandia Baru?
[4] Gak semua barang yang diamankan Densus 88 milik BS
Ai mengaku kaget saat Densus 88 datang dan menggeledah rumahnya. Ia juga mengaku gelisah karena Densus 88 menggeledah tanpa bertanya apapun kepadanya. “Mudah-mudahan bukan terduga ya, iya (harapan bisa bebas). Gelisah, gak ditanya apa-apa, (Densus) langsung ke kamar aja geledah, perlihatkan surat. Kalau bapak lagi diam di kursi, kalau saya lagi beres-beres. Cuma berdua sih saya sama bapak, ade ada lagi di kamar,” ucapnya.
Soal barang bukti yang dibawa Densus 88, Ai membantah barang yang diamankan semua milik suaminya. Ia menyebut barang yang digeledah Densus 88 di rumahnya, sebagian besar milik ayahnya yang bernama AB (75). Ia merinci, barang milik ayahnya yang ikut diamankan Densus 88 saat penggeledahan yaitu golok, pipa paralon, besi dan pompa air.
“Bukan (semua milik suami. Yang bukan milik suami saya golok, terus pipa, terus besi sama pompa air. Yang milik suami saya cuma baju sama serbuk hitam, yang pet (topi) itu punya adik saya. Besi itu ada satu, kalau pipa ada tiga ” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (30/3/2021).
Mertua BS, Abas (75) membenarkan bahwa ada barang miliknya ikut diamankan Densus 88. “Iya, bedog (golok), paralon, besi, semprotan, itu aja. Topi milik anak bapak, cuma baju sama serbuk hitam milik dia (BS),” katanya.
Setelah diamankan dari rumah, barang bukti tersebut dibawa ke Polsek Parungkuda. Polisi pun menyimpan barang bukti ini di atas meja di salah satu ruangan di Polsek. Terlihat, barang bukti yang diamankan ini ada paralon, golok, selang, alat pompa air, baju bersiluet, topi berwarna putih, pakaian, potongan besi, serta terlihat serbuk berwarna hitam di dalam toples yang diduga bahan peledak.

[5] SA masih memiliki bayi dan cicilan utang suami ke bank
Kepada Ai, BS selama ini mengaku bekerja sebagai sopir dan tinggal bersama orangtuanya di Tanjung Priuk. Karena itu ia berharap sang suami bisa segera dibebaskan. “Iya harapannya dibebaskan aja, soalnya kan saya gak tahu suami kelakuannya kaya gitu. Tahunya suami sebagai driver, suami di Jakarta tinggal di rumah orang tuanya di Tanjung Priuk,” ucapnya seperti dikutip dari Tribun Jabar, Rabu (31/3/2021).
Ai juga bercerita, BS masih punya cicilan utang di bank sebesar Rp1,5 juta per bulan. Ia pun kebingungan setelah tahu suaminya ditangkap Densus 88. Cicilan tersebut baru akan lunas 1,5 tahun ke depan. Menurutnya sang suami sempat punya tanggungan kartu kredit di Jakarta. Lalu suaminya pinjam lagi ke salah satu bank di Sukabumi untuk menutup tagihan kartu kreditnya.
“Masih lama utangnya, kerja buat nutupin utang, utang suami di Jakarta. Sebelumnya suami punya utang ke bank yang kaya kartu kredit gitu, untuk nutupin ngutang lagi ke bank di Sukabumi. Ada sekitar 1,5 tahun, sebulan 1,5 juta setorannya,” jelasnya.
Agar bisa membayar utang tersebut, SA berencana mencari pekerjaan walaupun ia masih memiliki bayi berusia tiga bulan. “Saya akan cari kerja soalnya saya kan punya utang ke bank, kalau suami saya enggak kerja siapa yang bayar?” lanjutnya.
Ia juga mengaku bingung karena bayinya masih diberikan ASI murni. Sehingga jika dia harus bekerja, maka anaknya akan diberi susu formula. Sebelumnya, SA mengaku mendapatkan nafkah dari suaminya setiap bulan. “Saya akan cari kerja soalnya saya kan punya utang ke bank, kalau suami saya gak kerja siapa yang bayar, kerja ke garmen,” kata dia.

Nah Gaess, persoalan beban hidup Ai tersebut akhiya sampai ke telinga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Jokowi pun menyampaikan pesan dan memberi bantuan kepada Ai. Bantuan dan pesan itu disampaikan melalui Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif di Sukabumi, Sabtu (3/4/2021).
“Saya dihubungi Staf Kepresidenan untuk menyampaikan pesan dan amanah untuk keluarga terduga teroris yang mengontrak rumah di Kampung Limbangan, Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi,” kata Lukman di Sukabumi, Sabtu, seperti dilansir dari Antara.
[dari berbagai sumber]
