Bukan fenomena biasa musim kemarau.
Sukabumi terasa dingin sekali seminggu belakangan ini ya, Gaess. Rupanya ini bukan fenomena biasa musim kemarau saja, tetapi juga ada pengaruh tekanan tiupan angin dari Australia. FYI, jika di Indonesia saat ini musim kemarau, maka di Australia sedang mengalami musim dingin, salju di mana-mana. Jadi, angin dingin bertiup dari sana.
Tiupan angin dari Australia itu juga berimbas pada kondisi Laut Selatan yang tidak ramah bagi nelayan. Berikut lima info cuaca dingin yang sedang menerpa Indonesia, terutama Jawa Barat, terkhusus Sukabumi.
1. Kemarau plus tiupan angin dari Australia
Menurut Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Jadi Hendarmin, kondisi dingin di hampir seluruh wilayah Jawa Barat disebabkan karena adanya angin kencang dari Australia masuk ke wilayah Indonesia.
Jadi menekankan, suhu sebenarnya tidak begitu dingin hanya 17,2 derajat celcius. Itu pun karena di musim kemarau memang relatif dingin. Namun karena angin bertiup cukup kencang dari Australia, menimbulkan pusat tekanan tinggi.
Arahnya dari wilayah barat Australia dan menyeruak masuk ke wilayah utara, lalu ke Indonesia. Sehingga dampak yang ditimbulkan adalah suhu menjadi dingin sekali.
BACA JUGA:
5 obyek wisata alam di utara Kabupaten Sukabumi yang memesona
Di balik penaklukan tentara Inggris di Sukabumi, 5 fakta Letkol Eddie Soekardi
Dari 47 kecamatan di Sukabumi, cuma satu yang tak mengirimkan TKI, ini 5 faktanya
2. Fenomena angin pasat tenggara atau timur
Angin dingin yang bertiup dari arah Australia itu dikenal dengan fenomena angin pasat tenggara atau timur. Angin pasat adalah angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropis menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Pasat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Pasat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
3. Berlanjut sampai September
Udara dingin seperti saat ini diprediksi akan berlangsung sampai bulan September mengingat puncak musim dingin di Australia terjadi di antara bulan Juli, Agustus, September. Namun demikian, tingkat dinginnya akan perlahan-lahan menurun. Kehangatan cuaca juga akan terbantu oleh musim penghujan yang biasanya dimulai pada bulan September.
BACA JUGA:
20 ribu warga kota Sukabumi nganggur, ini 5 faktanya Gaess
5 single parent cantik Sukabumi berbagi kisah membagi waktu kerja dan urus anak
4. Nelayan harus hati-hati
Pihak BMKG juga memberi peringata kepada para nelayan di laut selatan agar tak melaut dahulu karena ombak bisa mencapai 6 meter terpengaruh oleh angin pasat timur. Bagi masyarakat yang masih menikmati liburan di sekitar pesisir pantai juga harus berhati-hati terutama di perairan sebelah selatan Jawa Barat karena ketinggian gelombang hari ini dan esok hingga mencapai 4 meter.
Selain itu, dari monitoring cuaca, kondisi sekarang sedang terjadi Taipun Maria di Utara Khatulistiwa tepatnya di sebelah timur laut Filifina. Jadi, kondisi angin yang melewati jawa barat relatif kencang dengan kecepatan berkisaran antara 36-45 km/jam. Oleh karenanya, hal itu patut diwaspadai oleh para nelayan.
5. Menjaga kesehatan
Kondisi cuaca dingin saat ini juga bisa membahayakan bagi manusia. Menurut pihak BMKG, pada periode musim kemarau karakteristik udaranya adalah dingin kering. Sehingga perlu untuk tetap menjaga kondisi badan dari kondisi cuaca seperti itu, salah satunya dengan banyak mengkonsumsi buah-buah dan sayur-sayuran.
Jaga kesehatan ya, Gaess! (dari berbagai sumber)