Dalam kisah aslinya, Masha lepas dari pengawasan orangtua, kemudian tewas setelah menjadi santapan beruang sirkus.
Siapa tak kenal dengan serial kartun Masha and The Bear ini? Tokoh utamanya, Masha yang tinggal bersama sahabat beruangnya. Masha adalah gadis kecil yang hiperaktif namun juga cerdas dan lucu.
Tidak mengherankan jika animasi ini sangat digemari anak-anak, bahkan tidak sedikit orang-orang dewasa yang terpikat kelucuannya dan memberi respon positif untuk film kartun ini.
Ya, tentu saja, di tengah maraknya film kartun yang ‘kurang mendidik’, Masha and The Bear hadir dengan cerita ringan yang cocok untuk anak-anak. Demam Masha and The Bear ini seolah menjangkit semua anak-anak di seluruh Indonesia dan dunia, sampai-sampai ada anak yang terobsesi menirunya.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya anak-anak yang gemar mengkoleksi benda-benda bertajuk Masha and The Bear, mulai dari balon, kaos, alat tulis, dan boneka. Akan tetapi, tahukah Anda ada kisah haru dibalik karakter Masha and The Bear?
Wajar ya, Gengs, jika serial kartun ini bukan hanya sukses di Indonesia, tapi kartun produksi Rusia ini juga dikenal di berbagai penjuru dunia.
Namun, di balik kelucuan cerita dan karakter Masha, ada lima fakta uniknya, berikut uraiannya.
1. Cerita rakyat Rusia
Animasi Masha and The Bear rupanya diangkat dari salah satu dongeng Rusia yang memiliki judul yang sama pula. Meski begitu, terdapat banyak perbedaan antara cerita asli dengan serial kartunnya.
Karakter Masha diadaptasi dari sebuah kisah nyata. Di dunia nyata, Masha merupakan seorang anak perempuan biasa. Suatu hari, sebuah sirkus keliling singgah di dekat tempat tinggalnya.
Masha sangat antusias dan segera mengajak kedua orang tuanya untuk melihat sirkus tersebut. Kemudian, orang tuanya menuruti Masha untuk pergi ke sirkus. Sesampainya di sana, Masha menikmati setiap pertunjukan yang ada. Namun, di tengah-tengah pertunjukan, ia lepas dari pengawasan kedua orang tuanya.
Masha pergi mengendap-endap ke sebuah tempat yang ternyata adalah kandang beruang. Singkat cerita, Masha tewas karena menjadi santapan beruang sirkus tersebut. Kedua orang tuanya yang merasa bersalah dan sedih akhirnya menjadi depresi.
Karena kisah yang memilukan inilah, karakter Masha diangkat menjadi sebuah film kartun. Film Masha and The Bear sendiri dibuat untuk mengenang sosok Masha dalam dunia nyata. Tokoh utama dalam film ini tak lain adalah Masha sendiri.
BACA JUGA:
Jelang 2019, ini 5 film superhero gen XYZ Sukabumi layak nantikan
Mulai Pokemon sampai Frozen 2, ini 5 film anak gen YZ Sukabumi layak tonton di 2019
2. Alina Ilinichna Kukushkin, pengisi suara Masha
Si penggemar Lolipop, Masha, paling senang mengucapkan “Come Play With Me (ayo bermain denganku) ” yang tentunya membuat semua teman hewannya melarikan diri.
Nah, tahukah kalian, Gengs, selain memiliki paras cantik, Alina yang lahir pada 26 September 2001 ini adalah pengisi suara imut Masha. Tidak heran jika banyak yang menganggap bahwa versi suara terlucu Masha ialah ketika masih asli berbahasa Rusia yang diisi oleh Alina.
3. Masha bukanlah satu-satunya tokoh manusia
Jika kita menonton Masha and The Bear mungkin kita lebih sering melihat bahwa Masha yang takut dengan suara keras seperti Petir, itu merupakan satu-satunya manusia dalam serial ini. Namun ternyata Masha memiliki kakak sepupu bernama Dasha, yang mulai muncul pada episode 36.
Selain itu pada episode lainnya juga terdapat sinterklas yang sering datang saat Natal untuk membagikan hadiah ke binatang lain.
4. Recipe For Disaster ditonton lebih dari 3 miliar tayangan
Episode pertama Marhsa di rilis pada tanggal 9 january 2009 di Rusia, dengan bahasa Rusia juga. Jumlah episode adalah 47, dan masih berlanjut.
Recipe For Disaster, salah satu episode Masha and The bear, ini masuk menjadi salah satu dari 10 video yang paling banyak ditonton di Youtube. Bahkan mengalahkan beberapa video musik terkenal, seperti video dari Maroon 5 – Sugar.
5.Biaya produksi yang sangat mahal
Menyadari banyaknya serial animasi yang beredar, tim produksi memutuskan gambar yang dihasilkan harus memiliki efek 3D dengan tingkat detail yang sangat tinggi agar tak terlihat serupa dengan animasi lainnya di pasar. Tidak heran jika proses produksinya terbilang cukup lama dan dapat memakan biaya hingga $50.000 atau sekira Rp65 juta per episode dengan durasi 6 menitnya! (dari berbagai sumber)