Sukabumi pernah memiliki 17 bupati dan seorang Pjs. Bupati.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat telah mengeluarkan surat No 90/pp.08-SD/32/KPU-Prov/II/2019 tanggal 11 Februari 2019, yang isinya bahwa di Jawa Barat terdapat delapan kota/kabupaten yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak. Kedelapan daerah tersebut yakni Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Karawang, Indramayu, Tasikmalaya, Bandung, dan Pangandaran, serta Kota Depok. Baca tulisan lengkapnya 2020 digelar Pemilihan Bupati Sukabumi, ini 5 infonya Gengs
Jumlah di atas terbilang sedikit ya, Gaess, dibanding 269 daerah se-Indonesia yang akan menggelar Pilkada Serentak pada 2020 nanti. Sedangkan Kabupaten Sukabumi sendiri merupakan salah satu daerah yang telah menggelar tiga kali Pemilihan Bupati (Pilbup) secara langsung, yakni pada 2005, 2010, dan 2015 silam.
Betewe, sejak masa kolonial Belanda hingga kini, kabupaten terluas kedua se-Pulau Jawa dan Bali yang kita cintai ini, pernah memiliki 17 bupati dan seorang Pjs. Bupati. Nah, biar kamu gak paeumeun obor, simak kuy lima infonya.
[1] Bupati Sukabumi dari masa kolonial hingga berakhirnya Orde Baru
Bupati Sukabumi pertama adalah R. A. A. Soerianatabrata (1921-1930), kemudian R. A. A. Soeriadanoeningrat (1930-1942), R. Tirta Soeyatna (1942-1945), Mr. Haroen (1945-1947), R. A. A. Hilman Djajadiningrat (1947-1947), R. A. A. Soeriadanoeningrat (1947-1950), R. A. Widjajasoeria (1950-1958), dan R. Hardjasoetisna (1958-1959).
Berikutnya adalah R. A. Abdoerachman Soeriatanoewidjaja dan R. Koedi Soeriadihardja (1959-1967), AKBP H. Anwari (1967-1973/1973-1978), Drs. H. M. A. Zaenuddin (1978-1983), Dr. H. Ragam Santika (1983-1989), Ir. H. Muhammad (1989-1994), Drs. H. U. Moch. Muchtar (1994-1999), dan Drs. H. Maman Sulaeman berpasangan dengan H. Ucok Haris Maulana Yusup
SH. MM (2000-2005).
[2] Era baru pemilihan bupati secara langsung
Semua Bupati Sukabumi di atas terpilih melalui mekanisme penunjukkan dan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sementara pasca reformasi dengan menggunakan mekanisme pemilihan langsung, adalah sebagai berikut: Drs. H. Sukmawijaya, MM. berpasangan dengan Drs. H. Mawan Hamami, MM. (2005-2010), Drs. H. Sukmawijaya, MM. berpasangan dengan Drs. Akhmad Jajuli, M.Pd. (2010-2015), dan Drs. H. Marwan Hamami, M.M. berpasangan dengan Drs. H. Adjo Sardjono, MM. untuk periode (2016-2021).
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi 2015, karena masa jabatan Sukmawijaya sudah habis sebelum pemilihan langsung digelar, Kabupaten Sukabumi dipimpin oleh seorang pejabat sementara, yakni Achdiat Supratman (2015-2016).
[3] Sukmawijaya terpilih sebagai Bupati Sukabumi pertama hasil pemilihan langsung
Sukmawijaya merupakan alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Sumedang tahun 1980. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta pada 1986, dan pada 2002 menyelesaikan pasca sarjana. Ia berkarier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak 1982, dan sempat menduduki jabatan tertinggi di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Sukabumi sebagai Kepala Bappeda.
Pria kelahiran Sukabumi, 3 Oktober 1956, ini ditetapkan sebagai Bupati Sukabumi terpilih untuk masa jabatan 2005-2010 melalui pemilihan langsung, berpasangan dengan Marwan Hamami.
Di partai politik, Sukmawijaya menjadi Ketua Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Sukabumi. Pengangkatan dilakukan menyusul Sukmawijaya telah memasuki masa pensiunnya sebagai PNS pada 3 Oktober 2012.
BERITA JUGA:
Catatan dari diskusi Perlukah Perda Cagar Budaya di Kota Sukabumi, sebuah otokritik
Dari Nurjanah, ortu Sukabumi mesti aware 5 tanda remaja berisiko bunuh diri
[4] Sukmawijaya terpilih untuk periode kedua
PKS dan Hanura mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Sukmawijaya-Akhmad Jajuli di Gedung Pertemuan Disen, Kecamatan Cisaat, Jumat (18/12/2009) siang, dihadiri ratusan massa pendukung. Acara terkesan mewah ketimbang deklarasi pasangan kandidat lainnya. “Seluruh kader Hanura wajib memenangkan pasangan ini. Jika ketahuan membelot, maka kami tidak akan segan-segan memecatnya,” tutur Ketua DPC Hanura Kabupaten Sukabumi, Ade Surachman, ketika itu.
Pilkada yang berlangsung 27 Mei 2010, usai digelar. Sukmawijaya kembali terpilih sebagai Bupati Sukabumi bersama Akhmad Jajuli setelah rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), Senin (31/5/2010), mengesahkan rekapitulasi hasil perhitungan suara Pilkada sekaligus menenetapkan pasangan tersebut sebagai bupati dan wakil bupati periode 2010-2015. Keseluruhan suara sah mencapai 980,414 suara dari daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.635.696 pemilih. Dengan persentase raihan suara melebihi 30 persen, Pilkada hanya berlangsung satu putaran.
Pasangan Sukmawijaya-Akhmad Jajuli menempati peringkat teratas dengan raihan suara sebesar 379,344 suara (38,69%). Disusul kemudian oleh pasangan Marwan Hamami-Usman Effendi (Partai Golkar) 195,450 suara (19,93%), lalu Hasymi Romli-Iman Adi Nugraha (PDIP, PAN dan Gerindra) meraih 121.447 suara (12,38%).
Posisi selanjutnya ditempati pasangan Ucok Haris Maulana Yusuf-Sadili Syamsudin yang diusung Partai Demokrat dengan 100,103 suara (10,21%). Calon dari koalisi PPP dan 13 partai politik non-parlemen, H Asep Setiawan-Dadang Eka meraup suara sebanyak 89,061 (9,08%). Sementara pasangan calon dari jalur perseorangan menempati posisi terbawah. Masing-masing Azis Min Alamsyah-Irwan Nugraha dengan 60,647 suara (6,18%), dan Dayat NS Wiranta-Karmas Supermas 34,361 suara (3,5%).
Saat rapat pleno KPUD yang diikuti 47 panitia pemilu kecamatan (PPK) di gedung DPRD di Jalan Jajaway, Kecamatan Pelabuhanratu, sempat diwarnai aksi walk out saksi pasangan Hasymi Romli-Iman Adi Nugraha. Bahkan saksi tersebut juga melakukan penundaan penandatanganan berkas berita acara rekapitulasi perhitungan suara. Kubu dari pasangan calon Marwan Hamami-Usman Effendi, bahkan tidak mengirimkan seorang pun saksi untuk menghadiri rapat pleno.
Menurut Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Sukabumi Dini Sutiasih, aksi walk out petugas saksi ini merupakan aksi moral terhadap minimnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap pilkada.
[5] Marwan menjadi Bupati Sukabumi ke-17
Pada Pilbup 2015, calon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi Marwan Hamami-Adjo Sardjono memenangi kontestasi lima tahunan tersebut, setelah pasangan yang diusung Partai Golkar, Demokrat, Gerindra, PPP, dan PKB itu meraih suara tertinggi, 500.889 suara. Sementara itu, pasangan Akhmad Jajuli-Iman Adinugraha memperoleh 276.583 suara, dan Totong Suparman-MA Murthado Tafrihan dengan 215.306 suara. Kemenangan Marwan-Adjo ditetapkan KPU Kabupaten Sukabumi pada 22 Desember 2015.
Sayangnya nih, Gengs, pada Pilkada 2015 lalu itu, terdapat penurunan angka partisipasi pemilih. Data KPU menyebutkan, tingkat partisipasi warga Kabupaten Sukabumi hanya sekira 59 persen dari total jumlah pemilih.
Nah, siapa saja figur yang akan menjadi Bupati Sukabumi ke-18 pada 2020 nanti? Layak kita tunggu ya, Gaess. Betewe, biar Sukabumi gak begini-begini aja, penting buat milenial Sukabumi untuk memilih tidak hanya berdasarkan figur, tetapi juga program yang jelas.
FYI, saat ini ramai diperbincangkan publik Sukabumi adalah petahana Marwan Hamami, Adjo Sardjono, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri, dan beberapa petinggi partai seperti Asep Supriatna (PKB),
Yudha Sukmagara (Gerindra), Yusuf Ridwan (PPP), dan Yusup Maulana (PKS). Nah, dari nama-nama di atas, kalian lebih pas yang mana, Gengs? Atau mungkin punya figur lain yang lebih oke?
[dari berbagai sumber]