Sebanyak 584 desa rawan tsunami terdapat di selatan Jawa dengan jumlah penduduk lebih dari 600 ribu jiwa, termasuk beberapa desa di Selatan Sukabumi.
Gaess semua sudah tahu bahwa Indonesia, termasuk Sukabumi, termasuk negara yang sangat rawan dengan berbagai bencana, salah satunya tsunami. Khusus untuk Sukabumi, di wilayah selatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia, banyak daerah yang rawan terdampak bencana tsunami. Jika persepsinya desa, maka ada banyak desa di wilayah selatan yang rawan terdampak tsunami.
Nah, salah satu upaya pemerintah untuk mitigasi bencana adalah meluncurkan program “Destana” yang kepanjangan “desa tangguh bencana.” Apa maksud Destana? Dan desa mana saja di Sukabumi yang rawan bencana tsunami? Berikut lima informasi yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber.
[1] Ekpedisi ke 584 desa rawan tsunami
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan segelar meluncurkan ekspedisi ke 584 desa rawan gempa dan tsunami di wilayah selatan Pulau Jawa. Ekspedisi ini bertujuan menangguhkan sikap kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
“Ekspedisi desa tangguh bencana (Destana) ini program kesiapsiagaan atau pencegahan. Kalau selama ini mungkin dianggap bahwa program pencegahan itu dikatakan tidak ada atau sedikit sekali, ini kita sampaikan salah satu program pencegahan adalah ekspedisi ini,” ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan seperti dikutip dari Antara, Rabu (10 Juli).
[2] Ada 5.744 desa rawan tsunami di Indonesia
Secara keseluruhan, BNPB mencatat ada 5.744 desa rawan bencana tsunami di Indonesia, 584 desa di antaranya berada di selatan Jawa. “Di Indonesia ada 5.744 desa rawan tsunami, 584 ada di selatan Jawa. Ini menjadi hal yang penting kenapa kita lakukan di Selatan Jawa, karena dari 584 desa tadi ada kurang-lebih 600 ribu masyarakat kita yang tinggal di desa itu rawan tsunami,” ujar Lilik.
“Menjadi penting bagi kami kalau kemudian kita menyampaikan kalau misalnya hari ini ada tsunami terjadi di selatan Jawa kami khawatir korban akan sangat banyak, sebelum tsunami terjadi kita harus tangguhkan masyarakat di sana,” tambah Lilik.
[3] Ekspedisi digelar 12 Juli – 17 Agustus 2019
Ekspedisi BNPB sendiri akan digelar mulai tanggal 12 Juli sampai 17 Agustus 2019. Ekspedisi juga akan melibatkan beberapa instansi dari kementerian, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, para pakar, hingga relawan. Pada praktiknya, tim ekspedisi akan mendatangi masyarakat secara langsung dan memberikan edukasi serta simulasi ketika menghadapi bencana.
“Ekspedisi ini akan berlangsung selama 34 hari terbagi menjadi 4 segmen, Jawa Timur 11 hari, kemudian Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Banten. Masing-masing segmen akan diikuti oleh 200 orang peserta yang tadi kami sampaikan dari beberapa unsur ada pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, para pakar,” jelas Lilik.
Editor’s Picks:
Infografis: Gen Y Sukabumi, ini 5 fakta mengerikan tsunami Selat Sunda
Sesar Palu Koro picu tsunami, Sukabumi waspadai Sesar Cimandiri, ini 5 faktanya
[4] Desa tangguh bencana (Destana) tsunami
Ekspedisi ini sekaligus juga akan memberikan penilaian terkait ketangguhan ke 584 desa itu. Penilaian itu yang nantinya akan menjadi evaluasi BNPB untuk mitigasi terjadinya gempa dan tsunami. “Kita akan bahu-membahu di sana kita akan berpindah titik untuk mengedukasi masyarakat, untuk menangguhkan mereka, dan tidak kalah penting lagi kita akan menilai 584 desa itu akan kita nilai ketangguhannya. Kita akan sediakan formulir atau buku untuk penilaian ketangguhan desa,” tutur Lilik.
“Misalnya kita akan datang ke desa itu untuk mengecek apakah semua desa sudah punya sirene untuk peringatan tsunami, apakah di setiap desa ada tempat evakuasi, sudah adakah jalur evakuasi, sudah adakah rambu-rambu evakuasi yang ada di sana,” imbuhnya.
[5] Desa di 9 kecamatan di Sukabumi rawan tsunami
Ekspedisi Destana yang dilakukan BNPB akan berada di wilayah Jawa Barat, termasuk Sukabumi, selama 11 hari dari tanggal 2 hingga 12 Agustus dan menyasar 7 poin. Menurut catatan BNPB sendiri desa-desa yang rawan tsunami di Kabupaten Sukabumi terdapat di sembilan kecamatan, yaitu Kecamatan Cisolok, Cikakak, Pelabuhan Ratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegal Buleud. Baca selengkapnya di 9 rawan tsunami, semua kecamatan di Sukabumi rawan bencana, ini 5 infonya
Pantai-pantai selatan Sukabumi sejak lama diprediksi rawan tsunami. Salah satunya adalah keberadaan batu koral di berbagai pantai di Sukabumi selatan. Hal itu pernah diungkapkan oleh peneliti dari Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) saat menunjukan potensi tsunami di Sukabumi kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Januari lalu.
Doni diperlihatkan adanya batu koral yang terangkat sampai ke daratan. Kepala Pusat Penelitian Geoteknoligi LIPI, Eko Yulianto menyatakan koral di pantai Sukabumi terangkat ke laut oleh tsunami sekitar 3.000 tahun lalu.
“Ini aslinya ada di laut tapi terangkat ke daratan oleh tsunami. Ini sekitar 3.000 tahun lalu. Ada juga 1.600 tahun lalu. Kemudian di danau dekat penginapan itu ada yang dari 300 tahun lalu,” jelas Eko. “Berarti di sini tsunaminya besar,” tambahnya.
So, be very careful ya warganet Sukabumi!
[dari berbagai sumber]