Kolaborasi seni TNI-Polri.
Acara Pisah Sambut Komandan Distrik Militer (Dandim) 0607 Kota Sukabumi, dilangsungkan di Gedung Djoang 45, Jalan Veteran 1 No.2, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Jumat (11/5/2018), pukul 20.00 WIB malam.
Selain Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz, dan alim ulama, acara juga dihadiri ratusan tamu undangan yang melepas Letkol Mahfud As’at menyerahkan jabatannya kepada Dandim 0607 baru Letkol Mujahidin. Selanjutnya, Mahfud akan bertugas di Kodam III Siliwangi.
Acara berlangsung penuh kehangatan dan gelak tawa, serta diselingi penampilan kreasi seni Rampak Gendang. Kreasi Rampak Gendang yang ditampilkan adalah gabungan personil Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berjumlah 16 orang.
Berikut sukabumiXYZ.com sajikan lima fakta menarik soal kreasi seni rampak gendang tersebut:
BACA JUGA: Tak Cuma Desy, Ini Lima Artis Cantik Asal Sukabumi
1. Kedekatan Polri dan Tentara
“Personil rampak gendang adalah gabungan dari TNI dan Polri yang terdiri dari Polisi Wanita (Polwan) enam orang terdiri dari Elda, Elisa, Zara, Intan, Elisdila, Adel, dan pelatih Ipda Dewa. Polisi Laki-laki (Polki) lima orang dan lima orang lagi dari TNI,” kata Elda, salah seorang Polwan kepada sukabumiXYZ.com.
2. Kolaborasi Gerakan
Untuk mix gerakan tangan kosong, pencak silat, tari sancang gugat, silat dengan golok, mereka sendiri yang berkreasi, dibawah bimbingan pelatih senior kita Inspektur Polisi Dua (IPDA) Dede Waningsih (Dewa).
BACA JUGA: Guys, Ini Lho 5 Fakta Keren Sukabumi Film Week
3. Tiga Jam Latihan
Uniknya, mereka berlatih hanya pada hari Jumat dari 15.00-17.00 WIB. Selebihnya waktu mereka gunakan untuk pemantapan dan melihat-lihat lokasi tampil.
4. Tampil di Beberapa Event
Tapi jang dulu heran, Gaess. Mereka bisa tampil seciamik itu karena memang sudah terbiasa tampil. “Sudah sering tampil di beberapa acara seperti apel, Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Sukabumi, Hari Ulang Tahun (HUT) Polri, atau serah terima jabatan pejabat setempat,” tambah Elda.
5. Tidak Mengubah Identitas
Meskipun kreasi seni yang ditampilkan adalah khas Sunda, namun para polisi dan tentara tetap mengenakan seragam kebanggaan masing-masing, tanpa riasan berlebihan. Hal ini, ungkap Elda, sebagai identitas diri sebagai satu kesatuan.