Sukabumi dinilai sebagai daerah yang pas sebagai simbol upaya pencegahan stunting.
April lalu, Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek dengan datang ke Sukabumi untuk menghadiri sosialisasi pencegahan stunting atau gizi buruk. Sukabumi dinilai sebagai daerah yang pas sebagai simbol upaya pencegahan stunting. Itu juga bisa berarti kasus stunting di Sukabumi cukup signifikan, dan itu tak berlebihan mengingat fakta ternyata Kabupaten Sukabumi merupakan daerah dengan kasus stunting tertinggi kedua di Jawa Barat.
Kenyataan tersebut cukup menyedihkan, ada banyak anak balita yang kekurangan gizi di Kabupaten Sukabumi. Coba kalian maknai, Gaess? Miris ya, di daerah kita banyak kasus gizi buruk. Berikut lima info perihal kasus stunting di Sukabumi, Kota dan Kabupaten.
1. Apa itu stunting?
Mendengar kata stunting, pastinya ada beberapa dari kalian yang masih merasa asing ya, Gaess. Padahal, kasus stunting ada di sekitar kita. Stunting yang dimaknai secara sederhana sebagai gizi buruk merupakan kondisi gagal tumbuh secara normal pada anak balita akibat kekurangan gizi yang kronis, sehingga anak tumbuh terlalu pendek. Pertumbuhan yang tidak wajar ini disebabkan tidak terpenuhinya gizi seimbang pada anak balita ketika masih dalam kandungan dan sejak dilahirkan.
BACA JUGA:
Jumlah warga miskin Kabupaten Sukabumi mengkhawatirkan, ini 5 infonya
Miris ada lima ketimpangan di Kabupaten Sukabumi, ini 5 infonya Gaess
Dana desa bermasalah di 17 desa Kabupaten Sukabumi, ini 5 infonya
2. Indonesia lima besar di dunia dengan stunting terbanyak
World Health Organisation (WHO) menetapkan batas toleransi stunting (anak bertubuh pendek) maksimal 20 persen atau seperlima dari jumlah seluruh balita. Namun, faktanya yang ada di Indonesia, keadaan stunting pada balita berada pada angka 35,6 persen, yang artinya sudah melebihi batas toleransi WHO.
Oleh karena Indonesia telah masuk dalam lima besar di dunia sebagai negara dengan stunting terbanyak. Dari 35,6 persen pengidap stunting di Indonesia, sebanyak 18,5 persen balita masuk dalam kategori sangat pendek dan 17,1 persen masuk ke kategori pendek. Dengan adanya data WHO itu membuat Indonesia tergolong dalam negara yang status gizinya buruk.
3. Kabupaten Sukabumi kedua terbanyak kasus stunting di Jabar
Kabupaten Sukabumi termasuk banyak terdapat kasus stunting. Tiga belas daerah dengan penderita terbanyak di Jawa Barat, antara lain Kabupaten Garut (43,2%), Kabupaten Sukabumi (37,6%), Kabupaten Cianjur (35,7%), Kabupaten Tasikmalaya (33,3%), Kabupaten Bandung Barat (34,2%), Kabupaten Bogor (28,29%), Kabupaten Bandung (40,7%), Kabupaten Kuningan (42%), Kabupaten Cirebon (42,47%), Kabupaten Sumedang (41,08%), Kabupaten Indramayu (36,12%), Kabupaten Subang (40,47%), dan Kabupaten Karawang (34,87%).
BACA JUGA:
Membaca Ujang yang ditemukan membusuk di Talaga Warna Sukabumi dari 5 status FB
Guru SD cabul beri reward ciuman di bibir, quo vadis dunia pendidikan di Kabupaten Sukabumi?
Satu hari di PT CDB Cidahu Sukabumi, ini 5 fakta kerja dipabrik garmen itu menyenangkan
4. “Memerangi” stunting
Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di Jawa Barat sendiri tercatat ada 29,9 persen atau 2,7 juta balita terkena stunting. Oleh karena itu, Pemerintah Provisi Jawa Barat melalui Tim Penggerak PKK Jabar, bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan RI, mendeklarasikan program Cegah Stunting (tumbuh kerdil) Jawa Barat, di Lapangan Gasibu Bandung, Minggu, 18 November 2018.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, deklarasi program Cegah Stunting ini penting mengingat bahaya stunting terhadap pertumbuhan generasi muda Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
5. Pasagi memerangi stunting
“Genderang perang” melawan stunting oleh Kang Emil diamini di Sukabumi. Pemkot Sukabumi dan Pemkab Sukabumi telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan langkah pencegahan stunting, selain juga melakukan pendataan dan penanganan kasus stunting yang sudah terjadi.
Salah satu yang dilakukan di UPTD Puskesmas Surade misalnya adalah dengan membetuk Paguyuban Sadar Gizi (Pasagi). “Pembentukan Pasagi ini tujuan utamanya untuk penanganan secara intensif kasus stunting dan gizi buruk secara terpadu,” ujar Kepala UPTD Puskesmas Surade, Solitaire E.F Ram Mozes seperti dikutip dari Sukabumiupdate.com. (dari berbagai sumber)