Putus cinta salah satu penyebab ABG di Indonesia melakukan bunuh diri.
Kasus ABG alias anak baru gede melakukan bunuh diri akibat putus cinta bukanlah kasus baru. Sangat disayangkan kasus yang berhubungan dengan penyakit depresi itu sudah banyak terjadi di Indonesia. Walaupun jika dipikir dengan akal sehat bunuh diri gegara putus cinta itu tidak masuk akal, faktanya hal tersebut terjadi.
Terbaru, seorang ABG di Sukabumi datang ke rumah sakit dan minta disuntik mati gegara putus cinta. Namun hampir bisa dipastikan ini kasus depresi dan cenderung cari perhatian alis caper. Artinya, kalau benar-benar mau bunuh diri, mengapa harus bilang-bilang ke pihak yang sudah pasti melarang dia melakukan bunuh diri.
Namun demikian apapun itu, berikut lima info perihal kasus ABG minta suntik mati di RS Bunut.
1. Anak SMA minta suntik mati
Seorang ABG berjenis kelamin perempuan yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) Kamis (31 Januari) mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH atau biasa disebut Bunut, dengan permintaan menghebohkan. ABG yang diketahui berinisial L dan berusia 18 tahun asal Cibadak minta ke petugas medis di instalasi gawat darurat (IGD) untuk disuntik mati.
Petugas yang mendengar keinginan dari ABG itu langsung dibuat kaget dan mengamankannya ke ruang khusus.
2. Alasan sang ABG putus cinta
Apa rupanya alasan yang membuat si ABG meminta untuk disuntik mati? Rupanya ia baru saja putus cinta. “Saat kami menanyakan apa alasannya, perempuan tersebut mengaku baru putus dengan pacarnya,” kata Humas RSUD R Syamsudin SH Wahyu Handriana seperti dikutip dari Antara.
BACA JUGA:
Sempat ingin bunuh diri, HAMKA, ayah dan adiknya pernah ditahan di Sukabumi, ini 5 fakta sejarahnya
Tersangka pembunuh janda lima anak asal Sukabumi: Maafin Dayat, mak
Profil dan koronologi lengkap kasus pembunuhan wanita cantik asal Sukabumi di Jakarta
3. Alami depresi berat
Si ABG bercerita panjang lebar perihal keinginannya agar disuntik mati. Mendengar keluh kesah dari L, akhirnya disimpulkan bahwa dirinya tengah depresi akibat putus cinta. Akhirnya, petugas rumah sakit pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mencari tahu keberadaan keluarganya sebagai antisipasi mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Petugas khawatir L bertindak nekat, sehingga pengawasan ketat baik dari kepolisian dan orang tuanya perlu dilakukan, jangan sampai terjadi sesuatu terhadap dirinya.
4. Fenomena putus cinta penyebab ABG bunuh diri
Rupanya, kasus ABG melakukan bunuh diri akibat putus cinta atau patah hati telah lama menjadi perhatian serius Komnas Perlindungan Anak (PA). Menurut catatan lembaga tersebut, mayoritas pelaku bunuh diri adalah remaja berusia 13-17 tahun.
Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menunjukkan sejumlah parameter yang menyebabkan para remaja belia itu bunuh diri, yakni putus cinta, tersangkut masalah ekonomi, dan disharmonis dalam keluarga. Uniknya penyebab pertama yakni putus cinta adalah penyebab utama. Waduh!
5. Keluarga harus antisipasi fenomena ABG bunuh diri
Melihat fenomena ini, Arist Merdeka Sirait mengimbau keluarga lebih proaktif dan memberikan perhatian lebih pada anak. Orang tua diharapkan mengajak anak berbicara ketika mereka mengalami persoalan mental dan psikologi agar tak nekat mengakhiri hidup. Pasalnya, di usia belia tidak jarang mereka nampak ceria di depan orangtua, tetapi tiba-tiba mengakhiri hidup dengan cara tak wajar.
Kemudian, pendidikan baik formal maupun informal juga memegang peranan penting dalam menumbuhkan pemahaman yang baik tentang berbagai permasalahan hidup, sekaligus membentuk psikologis yang kuat. Harus diketahui, kondisi psikologis yang lemah menjadi penyebab utama orang dengan mudah mengalami depresi.
Lagian Gaess, rugi amat hanya gegara putus cinta terus bunuh diri! Move on lalu cari lagi cinta yang lain, gitu aja kok repot, ya! (dari berbagai sumber)