Seru, Liverpool melaju ke semifinal dan ditantang Barcelona!
Hasil mengejutkan tersaji di babak semifinal Liga Champions 2018/19 leg kedua. Tuan rumah Manchester City yang menang 4-3 atas tamunya Tottenham Hotspur harus tersingkir dari ajang tertinggi di Eropa itu. Tottenham di laga pertama menang 1-0 yang membuat agregat gol menjadi 4-4 dan Cristian Erikson dkk lolos dengan aturan mencetak gol lebih banyak di kandang lawan.
Menariknya lagi duel City vs Spur itu juga menjadi tempur duo pelatih yang pernah sama-sama bermain dan bersaing di La Liga Spanyol, Pep Guardiola versus Mauricio Pochettino. Dan pemenanganya adalah sang “Poch!” Berikut lima drama yang tersaji di semifinal Liga Champions leg kedua seperti dirangkum oleh Sukabumixyz dari berbabagi sumber.
[1] Poch hempaskan Pep
“Poch” Pochettino dan Pep Guardiola sudah tak terhitung bersaing, baik sebagai pemain saat di La Liga maupun setelah mereka menjadi pelatih di Spanyol dan di Inggris. Dari statistik Pep lebih sering menang atas Poch. Namun kali ini, Kamis (18 Maret) dini hari, di babak perempatfinal Liga Champions, secara meyakinkan Poch sukses menyingkirkan Pep.
Di Spanyol, sebagai pemain Poch pernah menjadi bek andalan RCD Espanyol dan Pep adalah punggawa utama Barcelona. Uniknya, Espanyol dan Barcelona sama-sama klub Catalan yang setiap keduanya bertemu menjadi derby yang sengit. Lalu, Poch menjadi pelatih Espanyol dan Pep menjadi pelatih Barcelona.
Nasib kemudian mempertemukan kembali mereka di tanah Inggris. Poch lebih dulu melatih Tottenham Hotspur baru kemudian Pep menukangi Manchester City. Nah, secara keseluruhan Pep lebih unggul dibanding Poch. Namun kenyataan terakhir menjadi sangat pahit bagi Pep dan manis bagi Poch.
Head to head Pochettino dan Guardiola, yaitu pertandingan: 14, Pochettino menang: 2, Guardiola menang: 8, imbang: 3, gol tim Guardiola: 27, dan gol tim Pochettino: 12.
[2] Son: Terima Kasih, VAR
Lolosnya Tottenham ke semifinal tak lepas dari drama VAR di akhir laga. Tottenham dibuat ketar-ketir di injury time babak kedua, Raheem Sterling sempat mencetak gol yang membuat skor menjadi 5-3 untuk keunggulan City. Pada titik itu, Tottenham akan tersingkir. Namun wasit kemudian meninjau gol tersebut lewat VAR. Gol Sterling kemudian dinilai tidak sah karena ada offside.
Keputusan itu membuat striker Tottenham Son Heung-min menyatakan terima kasih kepada VAR yang ‘menyelamatkan’ Tottenham.”Ini berat dan gila, tapi kami sangat bangga kepada teman-teman setim kami. Itu adalah sebuah kegilaan,” ujar Son yang mencetak dua gol ke gawang City kepada BT Sport. “Kadang Anda kesal dengan VAR, tapi kali ini terima kasih,” lanjutnya sambil ketawa.
BACA JUGA:
Duo striker Muslim ‘si Merah’ bungkam ‘si Biru,’ 5 fakta #LiverpoolVsChelsea
Hazard menggila Madrid kesemsem, 5 fakta bikin the Blues Sukabumi gundah gulana
[3] Mimpi Quadruple City musnah
Di sisi lain, pupus sudah harapan Manchester City untuk meraih empat gelar juara sekaligus pada musim ini. Langkah City di Liga Champions terhenti di perempatfinal oleh Tottenham Hotspur. City pun dipastikan gagal mewujudkan quadruple. Meski demikian, Sergio Aguero dkk masih bisa merangkai treble domestik.
Satu gelar sudah diamankan City di kompetisi Piala Liga Inggris. Dua titel lagi bisa diraih City di Liga Inggris dan Piala FA. Di Liga Inggris, City masih bersaing ketat dengan Liverpool. City saat ini ada di peringkat kedua klasemen dengan 83 poin dari 33 laga, tertinggal dua poin dari Liverpool yang sudah main 34 kali. Sementara itu di Piala FA, City tinggal selangkah lagi menuju tangga juara. Mereka sudah sampai final dan akan menghadapi Watford pada 18 Mei.
Jadi, kemungkinannya dua, City meraih Treble atau hisap jempol jika dikalahkan oleh Watford di Piala FA dan kalah bersaing dari Liverpool di EPL.
[4] Liverpool vs Barcelona
Di laga lain, Liverpool memastikan diri ke semifinal Liga Champions setelah menghempaskan FC Porto. Selanjutnya di semifinal Liverpool akan berduel dengan Barcelona. Manajer Juergen Klopp menyatakan sudah tak sabar menyambut duel itu.
“Saya pikir kami klub di semifinal yang mencapai babak itu tahun lalu. Ini merupakan pertama kalinya kami bermain dengan Barcelona, selain di laga uji coba. Jadi, saya tak sabar untuk itu,” kata Klopp di situs UEFA.
Semifinal leg petama antara Liverpool dengan Barca akan berlangsung 1 Mei di Camp Nou. Sepekan sesudahnya Liverpool yang gantian menjadi tuan rumah.
[5] Kejutan Ajax
Satu lagi fakta menarik dari babak perempatfinal Liga Champions adalah kejutan Ajax Amsterdam. Seperti diketahui, Ajax tak pernah jadi favorit saat masuk Liga Champions musim ini. Tapi kini empat besar sudah dicapai De Godenzonen. Ajax berhasil membuktikan bahwa status tak lebih dari status. Usai lolos dari grup berisi Bayern Munich, Benfica, dan AEK Athens, Ajax mampu menyingkirkan tim sekaliber Madrid dan Juventus.
Uniknya Ajax memiliki skuad yang sangat muda. Rata-rata usia pemain Ajax juga salah satu yang terendah di Liga Champions, yakni 24,1 tahun. Dengan rata-rata usia itu pula, Ajax adalah skuat dengan pemain-pemain termuda di perempatfinal ini.
Bermodalkan skuat muda itu pula, Ajax juga merupakan salah satu tim yang nilai pasarnya tak seberapa dibandingkan para raksasa di kompetisi ini. Transfermarkt mencatat nilai pasar mereka hanya 419,7 juta euro, bandingkan dengan nilai Juventus yang mencapai 782,5 juta euro atau Madrid yang disingkirkan Ajax di 16 besar punya nilai pasar 965,3 juta euro.
Tapi sekali lagi, Ajax membuktikan angka hanyalah angka. Semifinal sudah dipijak dan bukan tak mungkin anak-anak muda ini mencapai laga puncak. Tantangan mereka berikutnya adalah menundukkan Tottenham Hotspur. Di atas kertas Tottenham tak sehebat Madrid dan Juventus yang sudah mereka singkirkan.
Namun demikian tetap saja Tottenham berada di atas Ajax. Maka, Ajax harus membuat satu kejutan lagi. Kuncinya bermain santai, karena toh mereka sudah melebihi target dengan mencapai semifinal.
[dari berbagai sumber]