Badan Narkotika Nasional (BNN) mempersiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk program Desa Bersinar (Bersih dari Narkoba) yang menyasar seluruh desa di 34 provinsi.
Narkoba alias narkotika, psikotropika dan bahan adiktif, dianggap sebagai salah satu musuh paling membahayakan dewasa ini. Berbagai program dan gerakan dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat madani di seluruh dunia untuk memerangi narkoba. Salah satu program terkini yang digerakkan oleh pemerintah melalui BNN adalah “Desa Bersinar.”
Kalian gen XYZ Sukabumi sudah tahu apa itu Desa Bersinar? Berikut lima informasi yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber.
[1] BNN anggarkan Rp1,5 T untuk Desa Bersinar
BNN dikabarkan telah mempersiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk melaksanakan program Desa Bersinar (Bersih dari Narkoba). Program ini akan menyasar seluruh desa di 34 provinsi di Republik Indonesia.
“Itu lebih kurang Rp1,5 triliun, sekarang lagi kita susun untuk penggunaannya di masing-masing sektor di BNN,” ujar Ketua BNN, Komisaris Jenderal Heru Winarko dalam acara Musyawarah Perencanaan Badan Narkotika Nasional 2019, di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Rabu (3 Juli). Anggaran tersebut akan dipergunakan dalam strategi memberantas peredaran narkoba yang ada di kawasan desa, khususnya desa tertinggal dan terluar.
Dalam pelaksanaannya, BNN menyebut akan bekerja sama dengan dua pihak, yaitu Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri (untuk kerja sama pemberdayaan kepala desa), dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (untuk soal anggaran desa yang akan dipergunakan untuk program tersebut).
[2] Ada 654 daerah di Indonesia rawan narkoba
Dalam kesempatan yang sama, Komjen Heru Winarko mengungkapkan ada 654 daerah berstatus rawan narkoba, dan 115 di antaranya ada di Jakarta. “Rencana kami ialah bersihkan daerah yang terpapar narkoba, lebih-kurang ada 654 di Indonesia. Itu bisa kami lakukan pembersihan, salah satunya dengan mengajak pemerintah daerah,” kata Heru.
Adapun strategi yang digunakan BNN seperti menggagalkan narkoba masuk ke suatu daerah dan mengurangi permintaan narkoba. Program ‘Desa Bersinar’ menjadi salah satu pilihan strategi yang akan dilaksanakan. “Bicara narkoba, maka bicara strategi kami. Masuknya barang kami tiadakan, salah satunya dengan mengendalikan desa,” kata Heru.
Program ‘Desa Bersinar’ juga akan dikembangkan sebagai cara rehabilitasi masyarakat yang terpapar narkoba di desa serta menerapkan sanksi sosial agar tumbuk efek jera bagi pengguna narkoba.
[3] Sukabumi rawan narkoba
Merujuk dari data BNN Provinsi Jawa Barat, setidaknya ada peredaran 74 narkoba jenis baru di Indonesia. Untuk wilayah Jawa Barat, penyebaran tertinggi narkoba terjadi di empat daerah, yaitu Bandung, Bogor, Bekasi, dan Sukabumi.
Kepala BNN Jawa Barat Brigjen Pol. Sufyan Syarif mengatakan, secara keseluruhan terdapat 800 jenis narkoba baru di dunia. Hal itu disampaikan Sufyan dalam wawancara yang disiarkan Radio PRFM, Senin (15 Juli). Narkoba, tambah Sufyan, selalu berkembang berdasarkan kebutuhan pasar. Sindikat narkotika mempunyai laboratorium yang terus berevolusi menciptakan jenis baru.
Peredaran narkoba di Indonesia sendiri berasal dari jaringan internasional. Narkoba yang beredar biasanya datang dari Tiongkok, India, Vietnam, dan negara-negara di Eropa. Narkoba masuk melalui daerah-daerah perbatasan seperti Aceh, Medan, dan Kalimantan. Modus penyebaran dan peredarannya dilakukan secara online.
Editor’s Piscks:
Infografis: Miris Gengs, kasus pidana di Kota Sukabumi didominasi narkoba
Maraknya street crime di Kota Sukabumi terkait narkoba, ini 5 infonya
[4] Desa Bersinar di Sukabumi
Sukabumi (Kota dan Kabupaten) termasuk yang disasar BNN dalam program Desa Bersinar. BNN Kabupaten Sukabumi pun baru-baru ini mengonfirmasi pihaknya tengah menggencarkan program Desa Bersinar, dua di antaranya adalah di Desa Sukamantri dan Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit.
“Ini merupakan salah satu tanggung jawab dari keterlibatan pemerintahan desa atau kelurahan dalam memerangi bahaya Narkoba melalui Program Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba atau yang disering disebut P4GN,” kata Kepala BNNK Sukabumi, AKBP Deni Yus Danial seperti dikutip dari Radar Sukabumi.
Yus Danial menambahkan, saat ini narkoba sudah masuk ke pedesaan sehingga diperlukan ketahanan yang kuat dari desa untuk menangkal penyebarannya. Dengan adanya pencanangan desa Bersinar ini, diharapkan ke depan desa mampu memiliki daya tangkal yang kuat terhadap ancaman narkoba.
Adapun Camat Kadudampir, Zenal Abidin menyatakan dukungan dan apresiasi terhadap program Desa Bersinar. “Tentunya dalam hal ini perlu adanya dukungan dari semua, khususnya masyarakat untuk mencegah peredaran narkoba di wilayah masing-masing,” ujar Zenal.
[5] Narkoba ancam milenial Sukabumi
BNN Provinsi Jawa Barat mengungkapkan jumlah pengguna narkoba di Jabar (termasuk di Sukabumi) saat ini tak kurang dari 800 ribu orang. Pecandu narkoba itu rata-rata berusia milenial, yakni dari 15 sampai 25 tahun. Pihak BNN menilai kondisi ini sangat memprihatinkan. Jelas bahwa generasi milenial sebagai generasi masa depan adalah yang paling terancam oleh narkoba.
Kepala BNNK Sukabumi Deni Yus menambahkan, “Sukabumi rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap, terutama milenial.” Program Desa Bersinar juga di antaranya menyasar pecandu narkoba dari generasi milenial, terutama di desa-desa. Dengan kemasan yang kekinian dan ragam acara yang banyak disukai generasi milenial, diharapkan program Desa Bersinar bisa maksimal memerangi narkoba.
[dari berbagai sumber]