Padahal sebentar lagi musim liburan panjang ya, Gaess.
Pemerhati Pariwisata Bayu Risnandar menilai, semenjak Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi dijabat oleh Dana Budiman, sejumlah polemik muncul.
Masalah dimaksud, kata Bayu, dari mulai sistem perencanaan hingga pembangunan fisik yang dilakukan, dinilai tidak tepat. Hal tersebut disampaikan tokoh masyarakat Pajampangan tersebut kepada sukabumiXYZ.com, Senin (4/6/2018) dinihari.
Nah, Gaess, berikut adalah lima alasan Kadis Pariwisata Gaess harus diganti, menurut Bayu:
BACA JUGA: Sengketa buruh berulang, ini 5 jawaban Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi
1. Toll gate yang kurang tepat
Menurut Bayu, adanya toll gate yang setiap tahun membuat macet dikarenakan zonasi dan penempatan pos retribusi pariwisata yang tidak tepat, Gaess.
“Itu sangat kurang efektif. Sistem setorannya kurang sempurna, sehingga berapa yang dipungut dengan berapa yang disetor sangat mungkin berbeda, Perdanya harus secepatnya diubah dan tetapkan zona wisatanya secara detail. Ubah juga sistem pungutan dan setoran ke kas Pemda,” tegas Bayu.
2. Tidak terbuka
Kepala Dinas saat ini terkesan tertutup, padahal pariwisata merupakan sektor yang sangat luas dan sejauh ini banyak yang terlibat serta mau mengurus pariwisata.
“Kita semua peduli pariwisata, karena ini sektor yang luas. Sehingga tidak mungkin dilakukan tanpa melibatkan pihak lain untuk mengurus sektor ini. Bersikaplah terbuka dan jangan anti kritik,” terangnya.
BACA JUGA: Wah, Ini 5 Catatan GMNI Jabar untuk Bupati Sukabumi Terkait Aqua
3. Kurang perencanaan
Baru-baru ini, viral di media sosial menumpuknya sampah di objek wisata Pantai Loji, serta tahun lalu viral juga pembangunan MCK yang tidak ada airnya.
Menurut Bayu, seharusnya Dinas Pariwisata memiliki renstra penanggulangan sampah, sebagai respon adanya perubahan pada tata guna lahan dan pola ruang di sekitar Muara Cimandiri, terutama setelah adanya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Ditambah, kata Bayu, kawasan tersebut sudah masuk dalam kawasan Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, yang berprinsip memuliakan bumi dan memberdayakan masyarakat.
“Seharusnya persoalan sampah menjadi persoalan yang harus segera diantisipasi sejak awal. Soal MCK, jelas itu menggambarkan hanya sekadar memenuhi standar penilaian Tim Assesor UNESCO saja, agar dinilai di sana ada sarana dan prasarana penunjang,” beber Bayu.
BACA JUGA: 5 Jawaban Keren Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Respon GMNI Jabar Soal Aqua
4. Gagal menjadikan pariwisata sebagai sektor stategis
Bupati Sukabumi harus sudah memandang sektor pariwisata sebagai sektor strategis. Karena, kata Bayu, potensi menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) itu paling penting, serta menjadi pembangkit kegiatan ekonomi masyarakat. Banyak orang yang terlibat, tidak high skill, juga tidak terlalu high capital.
“Ini wajib dikelola oleh figur yang bukan hanya administrator atau manajer saja. Tetapi perlu orang yang memiliki jiwa entrepreneurship. Itu mutlak. Begitulah tantangan dunia pariwisata ke depan. Apalagi kita mendapat tantangan hebat dari kabupaten lain yang sama-sama menggenjot sektor ini,” bebernya.
5. Kadis dinilai gagal
Bayu mengaku dirinya sangat mengenal baik secara pribadi Kepala Dinas Pariwisata, Gaess. Bayu menilai, untuk urusan kinerja, Dana Budiman dinilai gagal dan tidak kompeten untuk mengurus sektor yang strategis itu.
“Seperti saya sampaikan semenjak tahun lalu, hemat saya secepatnya Kepala Dinas Pariwisata harus diganti, apalagi kita sekarang memasuki musim liburan dan wisata. Dugaan saya, akan banyak masalah,” tandasnya.
Wah, serem ya, Gaess.