Penemuan arca Ganesha oleh santri pesantren Dzikir Al-Fath tahun 2016 lalu.
Kabar tentang penemuan arca Ganesha di kawasan situs Gunung Tangkil, di Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, memang bukan kabar baru. Namun demikian, informasinya masih minim dan belum banyak diketahui oleh warganet Sukabumi, terutama gen millenial.
Berikut lima fakta tentang penemuan arca Ganesha tersebut!
1. Arca Ganesha sepanjang 40 cm
Tak hanya satu, sejumlah benda purbakala ditemukan di kawasan situs Gunung Tangkil, di Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, pada 2016 lalu. Salah satu benda purbakala yang mejnarik perhatian adalah Batu Arca Ganesha sepanjang 40 cm yang ditemukan tepat di kawasan hutan lindung Sukawayana, tidak jauh dari pantai selatan Palabuhanratu.
Batu berbentuk gajah duduk itu ditemukan terpendam didalam lumpur yang dikeliling akar pohon besar. Batu Arca Ganesha tersebut ditemukan setelah dilakukan serangkaian penggalian yang dilakukan tim Mitra Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sukabumi dengan dibantu warga sekitar.
2. Sering dijarah warga
Penggalian dilakukan oleh tim mitra Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sukabumi untuk menghindari aksi penjarahan terhadap benda bersejarah. Batu arca Ganesha lalu dievakuasi dan disimpan di museum Prabu Siliwangi.
BACA JUGA:
Gen Y Sukabumi, ini 5 info legenda Wangsa Suta dan asal muasal Gunungparang Cikole
Di balik penaklukan tentara Inggris di Sukabumi, 5 fakta Letkol Eddie Soekardi
Film ini dibuat zaman Belanda, nomor 5 produsernya wartawan asal Sukabumi
3. Temuan lain
Temuan benda bersejarah di kawasan Gunung Tangkil bukan sekali terjadi. Tim lain dari komunitas Kujang juga pada 2016 menemukan belasan batu bersejarah di kawasan tersebut. Salah satunya mereka menemukan batu arca menyerupai kepala kerbau. Selain itu ada juga berbagai batu dengan bentuk relief bunga, lisung, pondasi candi dan batu berlubang delapan.
Komunitas-komunitas itu telah melaporkan temuan-temuan batu purbakala ke pihak dinas terkait untuk bahan penelitian dan kajian.
4. Ganesha sang dewa ilmu pengetahuan
Arca Ganesha jika merujuk kesejarahan, berarti tetinggal dari peradaban Hindu di Indonesia. Nah, dalam peradaban Hindu dikenal istilah antropomorsis, yaitu penggambaran manusia setengah binatang. Ganesha merupakan salah satu arca antropomorsis. Ciri khususnya adalah digambarkan sebagai manusia berkepala gajah (setengah gajah).
Ganesha memiliki rambut yang disanggul ke atas menyerupai mahkota. Telinganya telinga gajah, dengan belalainya. Belalainya selalu menuju ke kiri menghisap madu yang ada di mangkuk pada tangan sebelah kirinya melambangkan karakter kekanak-kanakan dalam diri Ganesha, yang menyatakan bahwa ia adalah seorang anak.
Mangkok tersebut kadangkala digambarkan sebagai batok kepala, batok kepala yang dibelah. Simbol yang menggambarkan Ganesha sedang menyerap otak (kepala). Ganesha disebut dewa ilmu pengetahuan karena ganesha digambarkan sedang menyerap otak, dimana otak digambarkan sebagai sumber asal akal manusia yang merupakan sumber ilmu pengetahuan.
5. Keramat Maung Lodaya di Gunung Tangkil
Kawasan Gunung Tangkil di Kecamatan Cikakak berbatasan dengan Kecamatan Pelabuhanratu memang sejak lama dikenal sebagai tempat keramat. Dalam Bahasa Sunda Gunung Tangkil berarti gunung Melinjo, yaitu sejenis tumbuhan yang buahnya berbentuk polong dan banyak digunakan untuk sayur asem ataupun pembuatan makanan tradisonal seperti emping atau keceprek.
Di atas Gunung Tangkil terdapat beberapa maqom atau petilasan para leluhur, di antaranya Eyang Jagaraksa, Eyang Raksakusumah dan petilasan P.J.M Presiden Soekarno yang ditandai dengan batu putih tempat dulu beliau melakukan sholat.
Konon juga wilayah Gunung Tangkil dan sekitarnya dijaga oleh sesosok makhluk gaib berwujud macan putih atau Maung Lodaya. Menurut pengakuan beberapa warga sekitar yang tinggal tak jauh dari Situs Keramat Gunung Tangkil, sosok Maung Lodaya yang kerap dipanggil Aki tersebut adalah penjelmaan pengawal dari Mahaprabu Siliwangi yang diperintahkan untuk menjaga eksistensi kawasan tersebut dari tangan-tangan manusia berwatak jahat.
Adapun perihal kebenarannya, wallahualam. (dari berbagai sumber)