Padepokan Sari Oneng terbuka bagi siapapun yang mencintai seni dan budaya leluhurnya.
Hari Minggu (3/2/2019) lalu kalian kemana aja, Gengs? Banyak kegiatan yang dilakukan para remaja Sukabumi tentunya saat weekend, misalnya bermain atau mendengarkan musik.
Namun, faktanya kebanyakan remaja kita saat ini lebih menggandrungi musik-musik modern baik dari barat ataupun Asia seperti aliran musik K-Pop. Padahal ada lho musik asli Sukabumi yang dulu pernah disukai orang-orang bule Eropa dan Amerika, bahkan sempat melanglangbuana ke Benua Biru dan Merah itu. Namanya Gamelan Sari Oneng, dari Parakansalak, Kabupaten Sukabumi.
Mau tahu seperti apa? Ini lho lima infonya Gengs.
1. Padepokan Sari Oneng Parakansalak
Beberapa komunitas lokal berupaya mengembalikan kejayaan Sari Oneng, salah satunya adalah Padepokan Sari Oneng Parakansalak yang berupaya mengangkat kembali nama Sari Oneng dalam kancah budaya Nusantara.
Upaya mengangkat kembali kemasyhuran Sari Oneng ini juga dilakukan dengan mendirikan padepokan yang rutin berkesenian dengan menggunakan replika gamelan Sari Oneng. Para pemain pun rutin berlatih pada Sabtu malam dan mementaskannya dalam beberapa kegiatan.
2. Kolaborasi
Sebuah kolaborasi budaya terselenggara pada hari Minggu lalu, saat kaum muda dari Yayasan Dapuran Kipahare dengan antusias melakukan latihan bareng di Padepokan Sari Oneng Parakansalak. Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan silaturahim dan selamatan pengurus baru yayasan.
Meskipun masih belajar, namun semua peserta latihan terlihat antusias menikmati dan memainkan alat musik tradisional tersebut. Sari Oneng sendiri secara bahasa memiliki arti “inti dari kasih sayang” yang memang diharapkan mampu menebarkan kecintaan akan warisan budaya yang sangat penting ini.
BACA JUGA:
Upaya mengembalikan kemasyhuran Sari Oneng Parakansalak ke Sukabumi
3. Menelusuri keturunan para pemain Sari Oneng hingga generasi keempat
Cabang Sari Oneng Parakansalak juga didirikan di Kabandungan dengan beberapa kegiatan termasuk pencak silat. Abah Tebe, sesepuh Sari Oneng Parakansalak dibantu oleh Kang Barlana sebagai ketua dan Kang Habsi sebagai tokoh pemuda mencoba menggerakkan kaum muda untuk kembali mencintai ciri seni dan budaya yang sudah hilang tersebut.
Selain itu, mereka juga aktif menelusuri keturunan para pemain Sari Oneng yang sudah mencapai generasi keempat hingga sekarang.
4. Wadah kegiatan positif para pemuda
Menurut Abah Tebe, yang juga pembina di Yayasan Dapuran Kipahare, Sari Oneng “baru” ini juga menjadi wadah kegiatan positif para pemuda yang mencoba mengaplikasikan kebudayaan nenek moyang disandingkan dengan teknologi masa kini.
5. Pemberdayaan ekonomi
Berkaca pada nasib para pemain musik Sari Oneng zaman kolonial yang memprihatinkan, Abah Tebe berupaya membesarkan tim Sari Oneng dengan cara pemberdayaan. Selain kegiatan kesenian, padepokan juga menjadi produsen alat musik tradisional seperti Kecapi, Rebab, Celempung, dan Tarawangsa, hingga berbagai peralatan berbahan kayu seperti kentungan, tas, dan asbak, dibuat untuk keperluan sehari-hari masyarakat.
Di samping itu, juga dilakukan budidaya pertanian dan perikanan seperti kangkung, ikan lele, dan koi, menjadi kegiatan keseharian di Padepokan Sari Oneng.
Padepokan ini beralamat di Kampung Cilutung RT 01/04, Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi.
Silakan mampir ya, Gengs, untuk sekadar silaturahim atau terlibat dalam berbagai kegiatannya, karena padepokan ini selalu terbuka bagi siapapun yang mencintai seni dan budaya leluhurnya.