Benarkah akibat kurangnya pendidikan agama di kalangan generasi muda Kabupaten Sukabumi? Atau malah akibat pemerintah daerah yang gagap menyikapi perkembangan zaman?
Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Bagi yang mengharapkannya, ada suka cita saat merayakan kehadiran si mungil ke dunia. Namun, bagi yang tidak menginginkan kehadirannya, ia datang bak petir menyambar di siang bolong.
Tak heran, jika bagi mereka yang tidak mengharapkannya, si mungil tidak berdosa ini kerap menjadi sasaran amarah. Dibuang bak sampah setelah terlebih dahulu dibunuh, adalah cara paling sering kita baca diberita-berita media massa.
Nah, Gengs, di Kabupaten Sukabumi, dalam 10 bulan terakhir sedikitnya ada lima kasus buang bayi. Artinya, setiap dua bulan ada satu kasus orangtua membuang bayi. Berikut lima faktanya.
[1] Bayi dibalut sweater abu- abu
Sesosok bayi dibalut sweater abu-abu dengan kondisi sudah meninggal dunia ditemukan di Saung Kalapa Jalan Alternatif Jelegong, Kampung Jelegong RT 02/03, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (25/08/2018).
Identitas bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki. Saksi Dedi Mulyadi (41) mengatakan, sekira pukul 10.40 WIB, ia yang sehari-hari menjadi penjual cilok tengah beristirahat di Saung Kalapa milik Ratna. Saat hendak membuka warung kelapanya, Ratna melihat sweater abu- abu di pojok saung kalapa di dekat Dedi duduk. Kemudian Dedi menarik sweater tersebut dan ternyata terdapat mayat seorang bayi.
[2] Bayi di tempat sampah
Sesosok bayi ditemukan di Jalan Raya jalur Warungkiara-Palabuhanratu, tepatnya di Kampung Pademangan, Desa Sukaharja, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Selasa (20/11/2018) pukul 18.15 WIB. Bayi yang masih hidup itu langsung mendapatkan perawatan medis intensif di ruang khusus bayi IGD RSUD Sekarwangi Cibadak.
Bayi tersebut ditemukan seorang pejalan kaki dalam kondisi tergeletak begitu saja di dalam lubang dan dikerubuti belatung. “Alhamdulillah, setelah mendapatkan perawatan intensif oleh tim medis, mudah-mudahan kondisi bayi cepat pulih dan normal seperti bayi pada umumnya,” ujar Camat Warungkiara, Asep Suhendar seperti dikutip dari sukabumiupdate.com.
[3] Mayat bayi di tepi Sungai Kebonpedes
Masyarakat Desa Kebonpedes digegerkan dengan penemuan sosok mayat bayi di Sungai Cimuncang sekira pukul 10.30 WIB siang, Rabu (16/1/2019). Sosok bayi perempuan ditemukan di bebatuan sungai, tepatnya di Kampung Pamoyanan Peuntas RT 02/05, Desa/Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi.
Jenazah bayi dengan berat 3 kilogram, tinggi 50 centimeter, dan diperkirakan berusia lima hari ditemukan oleh Utom Bustomi (46), itu langsung dibawa ke RSUD R Syamsudin SH (Bunut) untuk dilakukan proses otopsi. Dugaan polisi, kemungkinan mayat bayi tersebut terbawa arus air setelah sengaja dibuang.
Mayat bayi didapati dalam kondisi hampir membusuk. Tergeletak, tanpa pelindung apapun.
BACA JUGA:
Ngeri, Sis, ini 5 fakta ibu buang bayi di Kabupaten Sukabumi
Miris, Gaess, ini 5 wanita Sukabumi terlibat kasus narkoba
Nurjanah dan 5 kasus bunuh diri remaja Kabupaten Sukabumi 2017-2019
[4] Mayat bayi di Sungai Cicatih Parungkuda
Warga Kampung Suweng RT 13/06, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, digegerkan penemuan sesosok bayi laki-laki di Sungai Cicatih, Jumat (5/4/2019). Mayat bayi tersebut ditemukan oleh penambang pasir, Ojid Yakub (60) sekitar pukul 07.00 WIB. Kondisi bayi tersebut tidak terbungkus apapun dan masih terlihat tali ari-arinya.
Ojid awalnya mengira bayi itu sebuah boneka, karena berwarna putih. Untuk memastikannya, Ojid kemudian melihatnya lebih dekat dan ternyata sosok bayi. Iapun kemudian bergegas melaporkan ke perangkat Desa Sundawenang dan langsung melaporkan ke polisi dan langsung dibawa ke RSUD Sekarwangi untuk dilakukan otopsi.
Diduga bayi tersebut baru lahir, karena masih ada tali ari arinya, bahkan bayi tersebut tidak dibungkus apa pun. Bayi diduga dibuang dari hulu sungai, sehingga hanyut dan nyangkut di pinggir kali Kampung Suweng.
[5] Warga Bantargadung digegerkan penemuan mayat bayi laki-laki
Sesosok mayat bayi ditemukan di bawah jembatan Sungai Ciseupan, Kampung Linggamanik RT 03/04, Desa/Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Selasa (9/4/2019) siang, sekitar pukul 14.00 WIB. Sontak, penemuan mayat bayi yang berlumuran darah tersebut membuat heboh warga setempat.
Bayi pertama kali ditemukan anak-anak yang hendak memancing di Sungai Ciseupan. Anak-anak tersebut kemudian langsung melaporkan kepada warga setempat. Dari kesaksian anak-anak yang menemukan, mayat bayi itu tergeletak di pinggir sungai dengan kondisi berlumuran darah, kemudian dibawa ke Puskesmas Bantargadung.
Duh, apa sebenarnya terjadi dengan kota kita tercinta ini ya, Gaess? Benarkah akibat kurangnya pendidikan agama di kalangan generasi muda Kabupaten Sukabumi? Atau malah akibat pemerintah daerah yang gagap menyikapi perkembangan zaman?
Dari berbagai sumber