Berparas cantik, tinggi semampai, berkulit putih dan mandiri. Asyifa Sakinah, dara cantik kelahiran 12 Juli 1995 asal Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi ini adalah seorang pramugari di maskapai elit luar negeri.
Asyifa si gadis mandiri ini lulusan salah satu SMK Negeri di Sukabumi, Gaess. Doi kemudian melanjutkan sekolah di Jakarta dan setelah lulus karena tuntutan pekerjaan sebagai pramugari, doi kini tinggal di Jeddah, Arab Saudi, sementara keluarganya di Jakarta.
Buat penyuka makanan kampung khas Sunda, cilok atau aci dicolok (sagu berbentuk bulat seperti bakso, lalu dikukus dan ditusuk seperti sate dan disiram saus cabe) ini, menjadi pramugari pada awalnya cuma sebatas angan saja.
Semua bermula ketika salah seorang teman sekolahnya berhasil lolos menjadi flight attendant (FA) di salah satu maskapai penerbangan. Dari situ doi mulai tertarik mengikuti jejak temannya itu. Namun begitu, doi sempat merasa gak pede lho saat mau mengirim CV ke beberapa maskapai.
“Salah satu teman kuliah ku yang pintar, cantik, tinggi semampai berhasil lolos menjadi FA saat itu. Aku berpikir, aku bisa seperti dia, awalnya sih gak terlalu pede karena tinggi aku hanya 164 cm, dan dulu setahuku rata-rata semua FA bertubuh tinggi semampai,” ungkapnya.
Tahun 2012 menjadi awal baru bagi penyuka musik latin (kawasan Amerika Selatan) dan tari salsa itu, untuk memulai kariernya di salah satu maskapai penerbangan swasta nasional. Setelah sebelumnya doi sebar CV ke sejumlah maskapai.
“Aku orang yang selalu kepengen nycoba apapun, terlebih hal baik pikirku. Aku kepengen membuktikan bahwa di dunia ini gak ada yang gak mungkin, asalkan ada niat dan usaha. Aku mutusin ngirim CV dan mengikuti interview di beberapa maskapai, sampai akhirnya aku pilih yang paling cepat tanda tangan kontrak, karena udah gak sabar kepengen menjadi FA,” papar doi lagi.
Asyifa juga sempat dirumahkan selama 11 bulan semasa pandemi Covid-19, hal tersebut tak jadi alasan baginya untuk tidak produktif sama sekali. Dengan banyaknya waktu luang yang ia miliki, ia mengambil kesempatan tersebut untuk memulai bisnis online.
Kini, sembilan tahun sudah doi berkarier di banyak maskapai penerbangan. Bahkan, doi sempat menjadi FA di private jet, sampai akhirnya menjadi pramugari di maskapai Internasional Kerajaan Arab Saudi, Saudia Airlines, sejak tahun 2019 hingga kini.
Banyak suka dan duka tentunya, selain karena harus jauh dari keluarga tercinta. “Sukanya karena bisa traveling gratis, bertemu banyak orang baru, nambah wawasan, juga bisa belajar banyak tentang karakter manusia. Dukanya, ya jauh dari orang-orang tercinta, dan sering melewatkan momen penting juga,” akunya.
Sempat dirumahkan 11 bulan
Gelombang pancemi Covid-19 cukup telak dirasakan penyuka warna hitam ini, Asyifa sempat dirumahkan oleh pihak perusahaan selama 11 bulan lamanya. Namun, hal itu bukan alasan baginya untuk tidak produktif.
Banyaknya waktu luang, tapi gadis berambut panjang ini menolak berleha-leha di rumah. doi memutuskan untuk memulai berbisnis secara online.
“Yakin aja bahwa aku tidak sendirian terdampak pandemi ini. Banyak berkahnya, salah satunya aku bisa memulai bisnis yang tidak disangka jadi bisa seramai ini. Aku bersyukur karena cobaan dari Tuhan membuat kita lebih kreatif dan dapat menyalurkan bakat yang terpendam,” akunya.
Meski awalnya doi merasa berat, namun karena keinginan kuatlah bisnisnya terus dijalani. “Aku sampai gak tidur dua hari karena harus ngurus packaging dan pengiriman. Sempat sakit juga. Bahkan, pernah juga ngalami rugi dan dicurangi rekan bisnis. Tapi dari situ aku semakin paham berbisnis.”
- Oiya, Gaess, kalau kamu penasaran apasih bisnis Asyifa ini, ia adalah pemilik dari @toasfragrance, @parfum_identiec, dan @toasthelabel. Dari ketiga akun instagram tersebut kamu bisa tahu produk-produk yang ia jual, parfum dan pakaian.
Nah, Gaess, karena kesibukannya berkarier, doi sudah memercayakan pengelolaan bisnisnya ke tim. “Biar keduanya lancar. Intinya sih terus menjaga komunikasi. Buat yang ingin tahu produk-produk yang aku jual, bisa langsung cek di akun instagram aku,” pungkas doi.